POJOKNULIS.COM – Dalam dunia kerja pastinya ada pasang surut sebuah perusahaan baik karena faktor internal atau bisa jadi karena faktor eksternal.
Kondisi naik turun sebuah perusahaan seringkali membuat pihak atasan akan melakukan pengurangan karyawan atau biasa dikenal dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Di era kompetisi bisnis yang semakin ketat, perusahaan seringkali mengambil langkah-langkah tertentu untuk mengurangi biaya, termasuk praktik yang dikenal sebagai quiet cutting.
Quiet cutting diartikan sebagai pengurangan sumber daya manusia atau karyawan secara diam-diam, tanpa pemberitahuan resmi.
Ini bisa berupa pengurangan jam kerja, fasilitas, atau bahkan peluang karir. Bagaimana seorang karyawan harus menghadapi situasi ini? Berikut adalah tiga cara profesional dan konstruktif untuk mengatasinya:
1. Segera Komunikasi dengan Atasan
Tindakan quiet cutting yang dilakukan oleh perusahaan mungkin masih banyak disadari oleh karyawan. Sehingga, seringkali saat sudah nyaman bekerja dan mendapatkan praktek quiet cutting dengan dalih pengurangan jam kerja menjadikan karyawan terlena.
Akibatnya, tanpa sadar karyawan diberhentikan secara sepihak oleh perusahaan. Untuk itu maka perlu didiskusikan dan dikomunikasikan yang menjadi kunci dalam setiap hubungan kerja.
Jika Anda sebagai karyawan atau buruh diperusahaan merasa terdampak oleh quiet cutting, segera inisiasi dialog dengan atasan.
Persiapkan data dan fakta yang mendukung perasaan dan yang saat ini sedang dialami, dan sampaikan dengan cara yang tenang dan profesional.
Diskusikan kembali dengan pihak atasan atau HR mengenai apa yang perlu dilakukan untuk memajukan perusahaan sesuai dengan keahlian atau bidang Anda saat ini sebagai karyawan.
Dengan adanya diskusi maka bisa diambil langkah solusi berupa cara untuk membuka peluang karir agar lebih besar.
2. Ambil Sikap Terbuka
Menghadapi quiet cutting memerlukan sikap terbuka dan fleksibilitas. Alih-alih menolak perubahan maka sebaiknya lakukan langkah untuk mencari cara agar bisa beradaptasi.
Misalnya, jika jam kerja dikurangi, gunakan waktu tambahan untuk mengembangkan keterampilan baru atau mencari peluang sampingan.
Sikap terbuka terhadap perubahan dapat membantu Anda tetap relevan di dunia kerja yang dinamis.
Meski merasakan dampak quiet cutting tidak menjadi penghalang untuk mengembangkan karir karena keleluasaan waktu yang diberikan oleh perusahaan membuat Anda sebagai karyawan bisa mencoba hal baru.
Bangun networking dan ikut pelatihan atau webinar yang bisa mengembangkan kemampuan dan menambah ilmu untuk bekal nanti jika terkena PHK.
Sehingga, jika benar-benar diputuskan hubungan kerja oleh perusahaan sudah tidak lagi bingung untuk harus melakukan apa.
Hal terpenting yang perlu ditanamkan ialah rasa optimis dan tidak pantang menyerah meski menghadapi perubahaan yang tentunya tidak membuat nyaman.
Karena tindakan quiet cutting memang beresiko membuat Anda sebagai karyawan cukup sakit hati karena pemutusan kerja secara sepihak.
3. Jadikan Sebagai Kesempatan
Cara terakhir untuk mengatasi quiet cutting ialah siap menghadapinya sebagai bentuk tantangan yang membawa peluang.
Quiet cutting bisa jadi merupakan kesempatan untuk introspeksi dan pertumbuhan pribadi. Pertimbangkan untuk menggunakan situasi ini sebagai loncatan untuk mencari peluang baru atau bahkan memulai usaha sendiri.
Ini juga bisa menjadi waktu yang tepat untuk memperluas jaringan profesional Anda dan mencari sumber motivasi yang dapat memberikan panduan karir.
Persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat membuat peluang membuka bisnis menjadi pilihan yang cukup baik.
Meski banyak resiko buruk yang mungkin terjadi baik itu gagal atau mengalami kerugian namun memulai sebuah bisnis merupakan langkah awal yang baik agar tidak selalu bergantung dengan orang lain.
Carilah peluang dan peruntungan bisnis yang sesuai dengan target disekitar lingkungan agar resiko rugi dan gagal bisa seminimal mungkin.
Misalnya dengan membuka sebuah bisnis cucian laundry dengan lokasi dekat area kampus dan kost mahasiswa. Peluang bisnis menjadi salah satu contoh peluang usaha yang bisa dijalankan dan menguntungkan.
Apabila pelayanan yang diberikan cukup baik dan memuaskan maka pelanggan akan tetap senang meskipun harganya mahal.
Menghadapi quiet cutting memang menantang, tetapi dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat mengubah situasi yang sulit menjadi kesempatan untuk berkembang.
Ingatlah untuk selalu menjaga profesionalisme, terbuka terhadap perubahan, dan proaktif dalam mengelola karir.