POJOKNULIS.COM - Menurut data yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik, Jepang merupakan salah satu dari banyak negara di Asia dengan jumlah realisasi Investasi penanaman modal yang tinggi di Indonesia.
Tercatat sebesar 2,3 Milyar Dolar di tahun 2021, pada 2020 sebanyak 2,4 Milyar dan tertinggi di tahun 2019 sebesar 4,3 Milyar Dolar Amerika.
Investasi Jepang ini belakangan bersaing ketat dengan jumlah dari negara seperti Tiongkok, Hongkong dan Singapura.
Tingginya minat investasi Jepang di Indonesia ini sangat menarik karena telah berlangsung selama puluhan tahun. Artinya ketertarikan investor Jepang terhadap Indonesia tidak hanya tren namun memiliki riwayat yang stabil dalam setiap periodenya.
Untuk itu penting kiranya untuk mengetahui bagaimana investor Jepang melihat Indonesia.
1. Keunggulan Sumber daya
Investor Jepang memandang Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
GDP Indonesia saat ini telah mencapai angka di atas 1 trilyun USD, menempati urutan ke-16 di Dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebesar 5,2% di tahun 2022.
Selain itu luas Indonesia baik daratan maupun kepulauan yang menyebar di seluruh nusantara masih diangap sangat potensial untuk menyediakan sumber daya alam seperti berbagai macam mineral dan tambang yang masih melimpah.
Dengan jumlah penduduk yang telah mencapai di atas 265 juta Jiwa dan merupakan jumlah terbanyak ke lima di dunia, biaya pekerja Indonesia dianggap cukup murah dan bahkan ada yang menganggap lebih murah daripada pekerja yang ada di daratan China.
Banyaknya tempat wisata, hotel dan resort di Indonesia sehingga investor menganggap Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata terbaik untuk kalangan yang telah memasuki masa pensiun.
2. Antusiasme di Pasar Modal yang terus meningkat
Reksadana yang berasal dari Indonesia dianggap jepang tidak hanya bermain di dalam negeri saja, namun sebenarnya juga banyak beredar di negara – negara lain khususnya di kawasan ASEAN. Mengenai hal ini, Indonesia sebenarnya merupakan negara yang dianggap investor utama untuk negara - negara di kawasan tersebut.
Namun pasar saham di Indonesia masih sangat menarik untuk orang Jepang, terutama dengan pertimbangan bahwa kondisi politik dan keamanan yang dianggap lebih stabil, serta harga saham yang bersaing sehingga membuat antusiasme investasi di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun.
3. Ragam saham yang beragam
Di Jepang dikenal ada beberapa cara dalam berinvestasi di Indonesia yaitu, saham individu, reksa dana dan ETF atau Exchange Trade Fund.
Dari sudut pandang reksadana, investor Jepang bisa membelinya secara spesifik untuk yang di Indonesia maupun juga masuk dalam investasi kelompok negara - negara di ASEAN.
Kelemahan yang sering diutarakan investor Jepang dalam sistem ini adalah fee dalam transaksi pembelian reksadana yang dianggap masih cukup tinggi, yaitu di atas angka 3%.
Namun terlepas dari isu tersebut, saham di Indonesia yang dibeli melalui ETF atau Exchange traded Fund dianggap sangat baik dan memudahkan investor.
Di Jepang dengan sistem iShares MSCI Indonesia Investable Market Index Fund (EIDO) bisa terhubung dengan pasar saham di Indonesia secara umum. Sehingga investor bisa melakukan investasi dengan cukup melalui sistem ini sehingga sangat memudahkan.