POJOKNULIS.COM - Bermain video game merupakan hobi yang digemari oleh banyak kalangan mulai dari anak-anak bahkan hingga usia dewasa. Hal ini sudah ada sejak lama dan semakin diminati seiring dengan perkembangan dunia game mulai dari segi kualitas hingga kuantitasnya.
Bahkan video game pertama sudah ada sejak 1958 yaitu Tennis for Two yang dibuat oleh William Higinbotham, seorang fisikawan berkebangsaan Amerika. Konon, game yang memakan waktu tiga minggu dalam mendesainnya itu dianggap sebagai cikal bakal video game modern yang banyak kita jumpai saat ini.
Dewasa ini kita mengenal bermacam-macam video game yang popular di dunia, seperti PUBG (baik untuk PC maupun mobile), Minecraft, Apex Legends, Genshin Impact, Mobile Legends Bang Bang, dan masih banyak yang lainnya.
Game-game tersebut diminati banyak orang karena berbagai hal seperti animasi hingga fitur. Berbicara fitur, ada satu fitur dari video game yang agaknya memberikan rasa dilema bagi para gamers, yaitu fitur top up.
Top up dalam game adalah proses pembelian item (bisa karakater, outfit, senjata, dan lain-lain) dalam suatu game untuk memberikan nilai tambah pada akun game yang dimainkan.
Kegiatan ini bisa menyenangkan hati player karena membuat akunnya berbeda atau spesial dari akun pada umumnya, walaupun pihak developer jelas lebih senang karena transaksi tersebut.
Hal ini lama kelamaan membentuk mental player untuk semakin konsumtif karena dorongan gengsi antar player, bahkan sekarang semakin banyak game yang menggunakan model "pay to win", dimana kita harus membeli suatu item di dalam game agar bisa memenangkan pertandingan.
Belum lagi sistem gacha yang membuat player mendapatkan item random dari banner yang ia beli.
Lambat laun hal ini menjadi candu karena sistem gacha bisa meningkatkan hormon dopamin pada player, dan bila ia mendapat item yang diincar naiklah hormon serotoninnya.
Kebahagiaan ini akhirnya mendorong player semakin suka top up dan menjadi candu yang sulit hilang, yang pada akhirnya menimbulkan masalah finansial.
Gen Z misalnya, generasi yang paling akrab dengan dunia internet termasuk video game, adalah generasi yang cukup banyak permasalahan finansial karena ketagihan top up.
Uang yang seharusnya bisa dipakai untuk kebutuhan, malah bisa habis tanpa bekas hanya untuk top up game. Berangkat dari permasalahan tersebut, berikut tips untuk mengatasi kecanduan top up game:
1. Game Adalah Hiburan, Bukan Gengsi
Game pada dasarnya ditujukan untuk menghibur seseorang dan melepas penat dari kesibukannya sehari-hari. Apalagi untuk kita yang memang tidak hidup dari game, akan sangat bijak jika memahami substansi game adalah menghibur kita, bukan malah memberikan masalah baru yaitu finansial.
Nikmati game tanpa harus terintimidasi gengsi sosial. Berbeda jika kita memang seorang pro player atau content creator gaming, uang yang kita habiskan untuk top up bisa kembali melalui jalur lain seperti adsense dan sponsor.
2. Batasi Waktu Bermain Game
Kecanduan top up dalam game juga merupakan kelanjutan dari kecanduan bermain game. Bagi sebagian orang, bermain game memang hobi yang positif dibanding ia harus melakukan aktivitas negatif, tetapi jangan sampai berlebihan.
Semakin sering kita melihat penawaran menarik dari game atas item-item berbayar, semakin kuat juga rasa ingin top up. Membuat jadwal yang ideal bermain game bisa membantu kita untuk mengontrol diri kita.
3. Cari Game yang Tidak Pay to Win
Ada banyak sekali game yang tidak mengharuskan player membeli item terlebih dahulu agar bisa memenangkan pertandingan.
PUBG misalnya, item yang dibeli adalah outfit karakter, yang mana itu tidak menyumbang banyak pada kualitas permainan player saat sedang bertanding. Memberikan rasa percaya diri iya, tetapi skill tidak ditentukan dari outfit.
4. Buat Prioritas Kebutuhan
Jika kita masih kesulitan untuk menahan diri dari top up, ada baiknya kita membuat prioritas kebutuhan, dan pastikan kegiatan top up ada di bagian tersier, yang artinya hanya akan top up jika benar-benar semua kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi.
Demikian tips untuk bisa berhenti kecanduan top up game. Game pada hakikatnya dibuat untuk memberikan rasa senang kepada pemainnya, jika output yang terjadi malah memberikan masalah baru pada pemain seperti finansial, maka ada yang salah dengan pola kita bermain game.
Bijaklah dalam menggunakan uang, karena uang bisa dicari, tapi susah. (*)