Empat Manfaat Besar untuk UMKM yang Jago Menerapkan Digitalisasi

POJOKNULIS.COM - Pada tahun 2020 lalu, saat pandemi Covid-19 menghantam Indonesia, sektor Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pun ikut terimbas. Tapi, UMKM tetap mampu berkontribusi terhadap pereekonomian nasional.

Bagaimana tidak, data dari BKPM melansir bila UMKM menyumbang sebesar 61,97 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Jika dirupiahkan, maka prosentase sebesar itu mencapai Rp8.500 triliun.

Pandemi memang membawa dampak serius terhadap UMKM. Banyak pelaku UMKM yang harus gulung tikar. Tetapi, data juga memperlihatkan, di masa pandemi itu, UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja. Jumlahnya bahkan mencapai 97 persen dari daya serap usaha kala itu.

Meski pada saat yang sama, berdasar survei Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia (BI) ada 87,5 persen UMKM yang mengalami penurunan pendapatan saat pandemi. 
    
Riset yang ada pun memperlihatkan data lain, yakni ada 13 persen UMKM yang justru mengalami lonjakan pendapatan saat masa pandemi. Salah satu faktor yang menonjol bagi 13 persen UMKM tersebut ialah mereka telah memanfaatkan platform digital. Mereka telah terlebih dulu meluncurkan dan memasarkan produknya dengan cara digital. Transaksi yang terjadi juga dilakukan dengan cara digital.

Digitalisasi yang dilakukan UMKM tidak hanya mampu menyelamatkan UMKM saat masa krisis karena pandemi Covid-19. Lebih dari itu, ada manfaat besar lainnya yang bisa diraih oleh UMKM ketika mereka jagoan dalam hal memanfaatkan digital.

POJOKNULIS mencatat setidaknya ada Empat Manfaat Besar yang akan didapatkan UMKM ketika mereka piawai dalam hal digital. Manfaat-manfaat tersebut yakni:

1. Pasar Menjadi Semakin Luas

Dalam digitalisasi terutama kehadiran internet, maka batas-batas geografis menjadi seakan hilang. Semua bisa terhubung antara satu dan lainnya. Antara satu benua dengan belahan benua lainnya. Dunia seakan tanpa ada batas antara satu wilayah dan wilayah lainnya.

UMKM yang bisa memanfaatkan era digital ini tentu membuat mereka mampu meluaskan pasar produknya. UMKM yang jago bermain media sosial dan juga situs web memiliki peluang untuk menjangkau konsumen dengan lebih luas lagi. Belum lagi bila UMKM turut berdagang di marketplace seperti shopee atau tokopedia, UMKM berpeluang masuk ke pasar internasional.

2. UMKM Semakin Profesional

Pelaku UMKM yang memanfaatkan era digital pasti memiliki media sosial ataupun situs web. Riset memperlihatkan tak sedikit UMKM yang omzetnya naik drastis setelah mereka Go Digital. Banyak pesanan yang datang dari berbagai platform. Pelaku UMKM pun terdorong untuk meningkatkan tampilan media sosial ataupun situs web yang mereka kelola. Ini semakin membuat UMKM terlihat lebih profesional.

Riset juga memperlihatkan, UMKM yang telah memannfaatkan digitalisasi, cenderung memiliki sistem yang terperinci. Termasuk juga dengan laporan keuangan mereka. UMKM biasanya lemah dalam hal pencatatan laporan keuangan. Dengan digitalisasi, mereka terdorong semakin lebih profesional.

3. Biaya Operasional Semakin Minim

Adanya market place membuat pelaku UMKM bisa mulai bekerja tanpa perlu terlebih dulu memiliki toko atau kios, maupun workshop. Mereka bisa memajang produknya di toko digital yang mereka miliki. Semakin mereka mahir bermain media sosial maka tingkat kunjungan ke toko digital milik mereka pun akan terus semakin meningkat.

Dengan adanya teknologi digital tersebut, maka biaya sewa tempat atau sewa toko yang harus dikeluarkan pun menjadi terpangkas. Selain itu, pelaku UMKM pun tak perlu mengeluarkan anggaran untuk menggaji para pelayan di toko milik mereka. Semakin jelas, pelaku UMKM yang mahir bermain media digital akan semakin memiliki peluang menghemat pengeluaran.

4. Biaya Pemasaran Bisa Lebih Diatur

Dengan menguasai digital media, maka pelaku UMKM pun bisa memanfaatkannya untuk beriklan dengan biaya yang relatif lebih murah. Kegiatan promosi dapat dilakukan secara terus menerus dengan menarik sepanjang mereka mampu membuat konten.

Promosi juga dapat dilakukan dengan email blast ataupun broadcast pesan. Semuanya relatif lebih murah biayanya dibanding melakukan promo di media konvensional. (*)