Faisal, Milenial yang Tekuni Ternak Sapi, Omzet Bisa Rp 70 Juta Sehari

POJOKNULIS.COM - Faisal Husein kelahiran Banjarnegara 22 Mei 1997. Dia merupakan pemuda yang memilih jalur anti mainstream. Di era ini, dia memilih  menekuni pekerjaan sebagai seorang peternak sapi.

ALLAM RAIHAN ZAKY, Banjarnegara

Faisal atau lebih sering dipanggil Fai mengaku sudah tertarik dalam merawat hewan sejak kecil. Dia menjadi pengelola peternakan sapi milik keluarganya, yang bernama Lembu Khambali Farm. Tepatnya di Desa Kandangwangi RT 4 RW 1, kecamatan Wanadadi, kabupaten Banjarnegara.

Memang belum lama kepercayaan sebagai pengelola peternakan keluarga itu diberikan ke Fai. Dia baru memperoleh 'amanat' itu per November 2021. Awal Fai menyukai merawat hewan memang sudah tumbuh dari kecil. Namun, kesukaannya itu sempat berganti haluan saat dia bersekolah.

“Waktu sekolah saya tertarik soal mesin,” tutur pemuda yang selalu ceria itu, beberapa waktu lalu.

Saat SMK, Fai mengambil jurusan teknik mesin. Ketika kuliah pun sama mengambil teknik mesin kembali.  Namun, usai kuliah itulah, cinta lama tumbuh kembali. Di pertengahan tahun 2020 dia kembali  mendapat kesempatan merawat sapi. Tanpa ragu dia berniat untuk menekuni pekerjaan ini.

Faisal bersama sapi di peternakannya.

Tugas Fai mulai dari paling dasar, seperti memandikan dan memberikan makan sapi. Keseharian Fai didalam pertenakan meliputi, Tak hanya itu, dia juga membersihkan kotoran sapi dan membersihkan tempat makan sapi. Fai pun membuat makanan tambahan yang dia racik sendiri dengan bahan bekatul dan singkong.

"Keliatannya sepele, tapi merawat sapi itu sejatinya harus punya disiplin tinggi," kata Fai.

Jadwal pemberian makan itu harus teratur. Yaitu pukul 08.00, sapi diberi rumput dan makanan tambahan. Sore sekira pukul 16.00, sapi mesti mendapatkan rumput dan makanan tambahan juga.

"Terakhir jam sepuluh malam. Kalau yang satu ini, sapi cukup diberi rumput," kata dia.

Sekarang Fai merawat 22 sapi di dalam kandang. Dia bekerja tidak sendirian. Ada tiga pekerja lainnya yang membantu dia dalam merawat sapi. Soal pengelolaan limbah, Fai menuturkan, peternakannya itu mengumpulkan kotoran sapi di belakang kandang. Kemudian dijadikan pupuk untuk sawah nanti.

Lokasi peternakan sapi itu memang jauh dari permukiman warga. Tak ada komplain soal bau dari warga. Fai mengatakan,  membuat kotoran sapi menjadi tidak merugikan orang lain. Untuk mencari sapi baru, Fai berkunjung ke pasar pasar hewan, dari pasar di Banjarnegara, Gunung Kidul, sampai Boyolali. Fai mengaku, untuk penjualan, masih banyak calon pembeli yang langsung ke peternakan.

Dalam distribusi Fai masih menggunakan metode pembongkaran besar di hari raya, seperti Idul Adha. "Kebanyakan pembeli memang datang ke sini. Biasanya bongkar kandang yang besar terjadi saat Idul Adha,” kata Fai. Omset yang diperoleh saat bongkar kandang bisa mencapai kisaran Rp 65-70 juta per hari.

Pekerjaan sebagai peternak sapi tak membuat Fai minder. Dia aktif bergaul dengan teman temannya. Dia pun tak malu mengekspos kegiatan sehari- harinya di dalam kandang ke akun media sosial. Teman temanya terkadang juga berkunjung atau berkumpul di kandang.

“Masih sering nongkrong dengan teman teman, tapi memang sudah tidak sesering dulu," kata Fai. (*)