POJOKNULIS.COM - Tenaga surya merupakan satu di antara sekian contoh sumber energi yang jika digunakan secara terus menerus, masih dapat dimanfaatkan sebab senantiasa tersedia di alam. Ini lah yang biasa kita kenal dengan energi terbarukan.
Tenaga surya, berasal dari pancaran sinar matahari. seperti yang kita ketahui, hampir seluruh roda kehidupan di bumi berkaitan dengan matahari.
Aktivitas manusia dari pagi hingga sore, terbantu oleh penerangan cahaya matahari. Kita semua bernafas dengan oksigen yang berasal dari pepohonan, untuk mendapatkan itu, perlu melalui fotosintesis yang matahari turut andil dalam mengontrol proses tersebut.
Ada banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari tenaga surya, seiring perkembangan zaman, manusia kini dapat mengubah tenaga surya menjadi energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga surya, cocok untuk kita yang ingin hidup hemat dalam pengeluaran rumah tangga, selama matahari masih bersinar, biaya yang dialokasikan akan jauh lebih murah.
Untuk mengaliri peralatan elektronik yang beragam, seperti kipas, mesin komputer, dan seterusnya, PLTS bisa diandalkan. Meski pun cuaca sedang mendung dan rawan hujan, atau misalkan cuaca sedang berawan.
Ketika pengguna listrik mengalami pemadaman, alat elektronik pengguna PLTS masih bisa digunakan, alias tidak ikut padam.
Dengan catatan, pengguna PLTS menggunakan baterainya untuk penyimpanan daya. Baterai tersebut berguna untuk cadangan energi listrik yang mampu bertahan 6 sampai 12 jam.
Selain pemanfaatan dalam rumah tangga, pembangkit listrik tenaga surya juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian.
Mari kita berkenalan dengan yang namanya Agrivoltaic, sebuah temuan mutakhir, hubungan yang saling menguntungkan antara pembangkit listrik tenaga surya dan dunia pertanian.
Agrivoltaic sendiri sebetulnya adalah singkatan dari agriculture dan photovoltaics. Sementara itu, fotovoltaik merupakan teknologi yang mengubah sinar matahari menjadi tenaga listrik secara langsung.
Peralatan fotovoltaik berupa sekumpulan sel surya yang disusun sedemikian rupa secara paralel kemudian disatukan menjelma modul surya.
singkatnya, ini merupakan serangkaian konsep yang mengoptimalkan cara kerja panel surya sebagai sistem yang lebih efisien.
Apalagi Indonesia merupakan negara dengan letak geografis yang potensial dalam mengembangkan teknologi ini, garis khatulistiwa sangat diuntungkan dalam mengoptimalkan pemanfaatan sinar matahari sebagai pasokan energi.
Jenis panel surya yang bisa dipasang merupakan Monocrystalline Silicon, Polycrystalline SilicondanThin Film Solar Cell.
Ketika Agrovoltaic tercipta, sebagai sinergitas antara pertanian dan energi, yang mana kedua aspek ini merupakan hal yang penting sekaligus memakan banyak lahan, persoalan ini kemudian terjawab.
Green Deal yang terjadi telah meningkatkan efisiensi lahan hingga 186%. Selain itu, hubungan keduanya saling membutuhkan satu sama lain.
Dalam sudut pandang pertanian, Agrivoltaic membantu meminimalisir penguapan dampak dari panas matahari yang terik, juga meminimalisir tingkat kematian gara-gara kekeringan, sekaligus dapat mengecilkan atau menghemat kebutuhan air.
Sedangkan keuntungan instalasi panel surya, ketika bersinergi dengan pertanian, suhu rendah segera menempati sekitar panel. Dengan demikian, sistem akan berfungsi lebih maksimal. Biaya yang dipergunakan juga lebih hemat jika pemasangan panel diletakkan pada lahan pertanian, karena biasanya pemasangan diawali dengan perataan lahan. (*)