POJOKNULIS.COM - Pengangguran pada tahun 2023 diperkirakan masih menjadi masalah penting di Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di Indonesia pada Februari 2021 mencapai 7,07 persen atau setara dengan 9,77 juta orang yang tidak bekerja.
Angka ini turun sedikit dibandingkan dengan Agustus 2020 yang mencapai 7,07 persen atau setara dengan 10,64 juta orang yang tidak bekerja. Namun, penurunan angka pengangguran ini masih belum cukup signifikan dan masih perlu adanya upaya yang lebih baik lagi untuk menekan angka pengangguran di masa depan.
Salah satu kelompok yang rentan mengalami pengangguran adalah generasi muda, terutama usia 18-25 tahun. Presentasi pengangguran pada usia ini mencapai 18,60 persen di Indonesia menurut data BPS pada Februari 2022.
Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran pada usia 15-24 tahun mencapai 18,5 persen, sedangkan untuk usia 25-29 tahun mencapai 9,5 persen. Angka ini menunjukkan bahwa angka pengangguran pada usia muda masih cukup tinggi dan perlu adanya solusi untuk mengatasi masalah ini.
Beberapa sumber mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka pengangguran pada usia muda adalah kurangnya keterampilan dan pengalaman kerja. Hal ini disebabkan oleh pendidikan yang tidak relevan dengan kebutuhan pasar kerja atau minimnya peluang kerja yang tersedia.
Ada hal yang menarik jika kita berbicara ketidakrelevanan pendidikan dengan kebutuhan pasar. Data terbaru, yaitu per Agustus 2022, ternyata lulusan SMK menjadi penyumbang angka pengangguran tertinggi di Indonesia, tepatnya setinggi 9,42%.
Ini cukup ironis dan mengejutkan karena sekolah yang digadang-gadang mempersiapkan muridnya untuk menyelami dunia kerja malah menyumbang angka pengangguran tertinggi di bumi pertiwi.
Dan yang melatarbelakanginya adalah terlalu banyak teori-teori ketimbang praktik hingga ketidakrelevanan kurikulum dengan dunia kerja kontemporer.
Pengangguran merupakan masalah global yang menjadi perhatian utama banyak negara.
Di Indonesia, tingkat pengangguran pada tahun 2022 diproyeksikan mencapai 8,57 juta orang, menurut data dari Kementerian Ketenagakerjaan. Masalah pengangguran ini juga dialami oleh beberapa negara lain di dunia. Data dari Eurostat menunjukkan presentasi pengangguran pada bulan Desember 2021 di Uni Eropa mencapai 6,3 persen.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan tingkat pengangguran di AS pada bulan Januari 2022 mencapai 3,6 persen. Tingkat pengangguran yang tinggi dapat menyebabkan masalah sosial dan ekonomi, seperti kemiskinan, ketidakstabilan ekonomi, dan masalah kesehatan mental.
Dari beberapa sumber yang terpercaya tersebut, dapat disimpulkan bahwa masalah pengangguran pada usia muda masih menjadi masalah serius terutama di Indonesia.
Tingginya angka pengangguran menunjukkan adanya kesenjangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja serta kurangnya kesempatan pekerjaan yang relevan dengan minat dan kemampuan mereka.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya upaya untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan, serta memberikan peluang kerja yang lebih banyak dan layak bagi para pemuda.
Selain itu, pekerjaan mandiri seperti usaha kecil-kecilan atau freelance juga dapat menjadi alternatif untuk mengurangi tingkat pengangguran pada usia muda.
Banyak faktor yang menyebabkan masalah pengangguran pada generasi muda, termasuk kurangnya pengalaman kerja dan keterampilan, minimnya informasi tentang peluang kerja, dan kurangnya akses ke pasar kerja. Menyadari permasalahan tersebut, kiranya kita harus serius dalam memecahkan problema-problema yang ada di lapangan.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah mempromosikan pekerjaan mandiri atau bisnis mandiri untuk generasi muda. Pekerjaan mandiri dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan mendapatkan penghasilan mandiri.
Ada beberapa pekerjaan mandiri yang bisa dilakukan seperti UMKM. Menjual makanan atau minuman, membuat kerajinan tangan, atau membuka jasa joki panggilan bisa menjadi solusi alternatif.
Kemudian ada freelance, seperti menulis, desain grafis, fotografi, atau pengembangan web. Bisa juga menjadi influencer digital, seperti menjadi penulis blog, vlogger, atau influencer media sosial.
Pekerjaan di bidang teknologi, seperti pengembang aplikasi atau pengembang game. Untuk memulai karir mandiri ini, dibutuhkan keterampilan yang mumpuni dan ketrampilan yang unik agar nilai jual kita semakin tinggi.
Untuk mengatasi masalah pengangguran pada usia muda, pemerintah Indonesia juga telah meluncurkan beberapa program dan kebijakan, di antaranya adalah:
(1) Program Pelatihan Kerja
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai program pelatihan kerja, seperti Kartu Pra Kerja, Skill for Competitiveness, dan program pelatihan kerja dari Kementerian Ketenagakerjaan, untuk membantu para pemuda mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja.
(2) Program Kewirausahaan
Pemerintah juga telah meluncurkan berbagai program untuk mendorong kewirausahaan pada pemuda, seperti program 1000 Startup Digital, program Kewirausahaan Sosial, dan program inkubasi bisnis.
(3) Peningkatan Akses Pendidikan
Pemerintah telah meningkatkan akses pendidikan bagi para pemuda melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP), beasiswa, dan program Pendidikan Vokasi dan Profesi.
(4) Penyediaan Lapangan Kerja
Pemerintah telah berusaha meningkatkan investasi dan pembangunan infrastruktur untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi pemuda.
Jika Anda tertarik membicarakan topik ini lebih lanjut, penulis memiliki rekomendasi jurnal yang berjudul, "The Relationship between Education and Unemployment among Young People in Indonesia" yang ditulis oleh Imam Ghozali dan Hendi Kusnadi.
Dalam jurnal tersebut, penulis membahas tentang hubungan antara pendidikan dan pengangguran pada usia muda di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin kecil kemungkinannya mengalami pengangguran.
Mungkin jika kita berbicara fakta di lapangan, memang tidak ada yang menjamin pendidikan formal seseorang menentukan masa depannya. Namun hal itu bisa memperbesar peluang kesuksesannya dalam dunia kerja. Karena ini tidak hanya berkaitan dengan hard & soft skills seseorang, tetapi juga kecakapan mindset yang menjadi pijakan untuk bertindak.
Kesimpulannya, tingkat pengangguran pada usia muda masih menjadi isu yang penting dan membutuhkan solusi yang tepat dan berkelanjutan. Ada banyak faktor yang menyebabkan angka pengangguran di negara kita masih cukup tinggi dan salah satu faktor terkuatnya adalah ketidaksingkronan antara sistem pendidikan dengan permintaan pasar.
Selain menciptakan peluang kerja formal, pendidikan dan pelatihan yang terfokus pada keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja dapat membantu mengurangi presentasi pengangguran pada usia muda.
Usaha mandiri juga bisa menjadi solusi bagi kita bila masih kesulitan mendapat pekerjaan. Yang terpenting dari semuanya adalah mindset kita, bagaimana kita bisa melihat peluang untuk dapat menghasilkan uang. (*)