Sejarah dan Filosofi Menara Teratai Purwokerto

POJOKNULIS.COM - Menara Pandang Teratai Purwokerto merupakan sebuah menara yang terletak di Kedungwuluh, Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas.

Dibangun pada tahun 2021, menara observasi setinggi 117 meter ini merupakan proyek infrastruktur pariwisata baru di kawasan Kota Baru Purwokerto di Jalan Bung Karno.

Menara ini dibuka dalam tahap uji coba pada 27 April 2022, sebagai bagian dari penyelesaian pada bangunan tersebut.

Lantai pertama terbuka untuk pengunjung tanpa membayar biaya apapun. Untuk masuk ke lantai dua ada biayanya antara lain. Senin hingga Sabtu pukul 09:00 hingga 22:00 WIB, harga tiket Rp 20.000.

Sementara untuk hari Minggu 07:00 hingga 22:00 WIB, harga tiket Rp 25.000 Diskon 50% untuk lansia di atas 60 tahun; Berlaku untuk anak di bawah 5 tahun (0-3 tahun) dan penyandang disabilitas.

Pemerintah Kabupaten Banyumas membangun Menara Pandang Teratai Purwokerto untuk membangun menara baru di kawasan perkotaan yang akan digunakan sebagai lokasi pembangunan Masjid Agung Seribu Bulan purwokereto.

Kabarnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menggagas wisata buatan dengan membangun pusat kuliner di Taman Madang Maning, gedung Purwokerto Convention Hall, membangun kembali danau waduk seluas 7 hektare, dan kompleks DPRD Kabupaten Banyumas.

Desain menara pandang mengalami beberapa perubahan konseptual selama proses konstruksi. Desain bangunan akhir yang diinginkan pada tahap perencanaan awal adalah menara setinggi 117 meter dengan observasi berbentuk kubah, yang awalnya bernama Menara Gada Rujakporo.

Setelah selesai, bentuk menara tersebut mengalami perubahan desain akhir, terinspirasi dari konsultasi dengan tokoh-tokoh daerah di Provinsi Banyumas: penulis Ahmad Tohari, akademisi Universitas Jenderal Sudirman, dan tokoh budaya Banyumas.

Puncak menara yang dimahkotai dengan bunga teratai mencerminkan filosofi Dwipa Semarang bahwa menara ini terbagi menjadi tiga tingkat: bawah, tengah, dan atas.

Lantai pertama, basement, melambangkan keterhubungan dengan manusia, sedangkan lantai pertama dan kedua di tengah melambangkan keterhubungan dengan alam, dan lantai atas melambangkan keterhubungan dengan alam.

Dari atas menara teratai purwokerto, masyarakat dapat melihat pemandangan yang sangat indah seperti: Masyarakat bisa melihat seluruh kota Purwokerto dan sekitarnya dari atas menara ini ketika cuaca sedang cerah dan tidak mendung maupun turun hujan.

Ketika cuaca sedang bagus, dari puncak Menara Teratai di Purwokerto, selain Gunung Slamet yang bentuknya kokoh, Anda juga bisa melihat dengan jelas Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Menara ini terbagi menjadi lima lantai dengan fungsi berbeda-beda.

Menara teratai memiliki 5 lantai ini dilengkapi dengan lift sehingga tidak akan bosan menaiki tangga menuju puncak. Tangga menuju menara dan puncak dapat diakses dengan lift yang dapat menampung hingga 20 orang, dan juga terdapat tangga darurat.

Jembatan kaca transparan di lantai tiga tingginya kurang lebih 70 hingga 80 meter. Jembatan kaca ini menawarkan panorama keindahan Purwokerto, namun kebijakan dari menara teratai tidak menyarankan untuk naik ke lantai tiga bagi yang pengunjung yang takut ketinggian.

Kesimpualnya, Menara Teratai adalah salah satu objek wisata yang berada di Purwokerto, jika pengunjung ingin mengetahui tempat tersebut dapat mencari lokasi Menara Pandang yang terletak di Jl Bung Karno, Kalibener, Kedungwuluh, Purwokerto Timur, Banyumas.

Jarak menara ini dengan Alun-Alun Purwokerto hanya sekitar 1,8 km dengan waktu tempuh sekitar 5 menit.