POJOKNULIS.COM - Bank Jago adalah salah satu bank digital pertama di Indonesia yang berkomitmen untuk memberikan layanan perbankan yang inovatif, mudah, dan terintegrasi dengan berbagai platform teknologi.
Bank Jago memiliki visi untuk menjadi bank yang mampu memberdayakan masyarakat Indonesia melalui solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka.
Bank Jago adalah bank digital pertama di Indonesia yang beroperasi secara penuh tanpa kantor cabang fisik. Bank Jago menawarkan solusi keuangan yang inovatif, mudah, dan kolaboratif untuk membantu nasabahnya menikmati hidup dan merencanakan masa depan.
Dengan aplikasi Jago, nasabah dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih efisien dan fleksibel melalui fitur-fitur unik seperti Kantong, Kirim & Bayar, Top up e-Wallet, Kartu Debit Visa, dan lainnya.
Salah satu keunggulan Bank Jago adalah kemampuannya untuk berintegrasi dengan ekosistem digital yang luas, seperti Gojek, Bibit, dan lainnya. Dengan demikian, nasabah dapat mengakses berbagai layanan dan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup mereka.
Selain itu, Bank Jago juga memberikan kemudahan bagi nasabah untuk berbagi dan berkolaborasi dengan keluarga dan teman dalam mengatur keuangan bersama melalui fitur Jago Bersama dan Jago Berbagi.
Bank Jago berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta merupakan peserta penjaminan LPS. Bank Jago juga menggunakan teknologi canggih untuk melindungi data dan transaksi nasabah dengan pilihan autentikasi sidik jari, pengenalan wajah, PIN atau password.
Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah perkembangan terbentuknya Bank Jago dan siapa saja pemiliknya?
Awal Berdirinya Bank Jago
Bank Jago tidak serta-merta lahir dengan nama dan konsep seperti sekarang. Bank ini memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak tahun 1992 dengan nama PT Bank Artos Indonesia Tbk (Bank Artos).
Bank Artos didirikan oleh keluarga Arto Hardy, yang merupakan pengusaha tekstil di Bandung, Jawa Barat. Pada awalnya berfokus pada segmen pasar UMKM di wilayah Bandung dan sekitarnya.
Bank ini juga memiliki beberapa kantor cabang di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia. Pada tahun 2016, Bank Artos resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode ARTO.
Transformasi Bank Artos Menjadi Bank Jago
Pada tahun 2019, terjadi perubahan besar-besaran dalam kepemilikan saham Bank Artos. PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI), yang dimiliki oleh Jerry Ng, mantan Direktur Utama Bank BTPN, mengakuisisi 37,65% saham Bank Artos.
Selain itu, Wealth Track Technology Ltd., yang dimiliki oleh Patrick Sugito Walujo, investor Bank BTPN sebelum diakuisisi oleh SMBC, juga mengakuisisi 13,35% saham Bank Artos. Dengan demikian, Jerry Ng dan Patrick Walujo menjadi pemegang saham pengendali Bank Artos.
Jerry Ng dan Patrick Walujo memiliki visi untuk mengubah Bank Artos menjadi bank digital yang dapat bersaing di era teknologi saat ini.
Mereka juga ingin menjadikan Bank Artos sebagai bank yang dapat berkolaborasi dengan berbagai mitra ekosistem digital, seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan lain-lain.
Untuk mewujudkan visi tersebut, mereka melakukan beberapa langkah strategis, antara lain:
- Memindahkan kantor pusat Bank Artos dari Bandung ke Jakarta pada Juni 2020.
- Mengubah nama Bank Artos menjadi PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) pada Desember 2020.
- Meluncurkan aplikasi mobile banking Jago pada April 2021.
- Menjalin kemitraan strategis dengan Gojek melalui GoPay, yang mengakuisisi 22,16% saham Bank Jago pada Desember 2014.
- Menjalin kemitraan strategis dengan Bibit Tumbuh Bersama, platform investasi online, pada Juli 2021.
- Meluncurkan Unit Usaha Syariah (UUS) untuk melayani nasabah dengan prinsip syariah pada September 2021.
Pemilik Bank Jago Saat Ini
Saat ini, pemilik atau pemegang saham utama Bank Jago adalah sebagai berikut:
- PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI), milik Jerry Ng: 37,65%
- PT Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay), milik Gojek: 22,16%
- Wealth Track Technology Ltd., milik Patrick Sugito Walujo: 13,35%
- GIC Private Limited: 9%
- Masyarakat: 17,84%
Dengan komposisi pemegang saham tersebut, Bank Jago memiliki modal inti sebesar Rp 8,36 triliun per September 2021. Bank Jago juga memiliki total aset sebesar Rp 12,31 triliun dan laba bersih sebesar Rp 86,06 miliar per September 2021.
Bank Jago adalah bank digital yang berawal dari Bank Artos, sebuah bank konvensional yang didirikan oleh keluarga Arto Hardy di Bandung pada tahun 1992.
Bank Artos kemudian bertransformasi menjadi Bank Jago setelah diakuisisi oleh Jerry Ng dan Patrick Walujo pada tahun 2019.
Bank Jago juga menjalin kemitraan strategis dengan Gojek, Bibit, dan lain-lain untuk memperluas jangkauan dan layanannya. Pemilik Bank Jago saat ini adalah MEI, GoPay, Wealth Track Technology, GIC, dan masyarakat.
CEO dari Bank Jago saat ini adalah Kharim Indra Gupta Siregar. Beliau menjabat sebagai Direktur Utama Bank Jago sejak Desember 2019, setelah mengundurkan diri dari posisi yang sama di Bank BTPN.
Namun, Bank Jago baru-baru ini memperkenalkan Arief Harris sebagai calon CEO baru yang akan menggantikan Kharim Siregar. Arief Harris sebelumnya adalah Direktur Utama PT Bank Permata Tbk (Bank Permata).
Pengesahan posisi Arief Harris sebagai CEO Bank Jago dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan pada 25 Mei 2023.