6 Kendala yang Sering Dialami Mahasiswa dan Solusi untuk Mengatasinya

POJOKNULIS.COM - Mahasiswa adalah sebutan bagi mereka yang sedang menempuh pendidikan tinggi di perguruan tinggi.

Menjadi mahasiswa bukanlah hal yang mudah, karena ada banyak kendala yang bisa menghambat proses belajar dan perkembangan diri mereka.

Kendala-kendala tersebut bisa bersifat akademik, sosial, psikologis, finansial, atau lainnya. Namun, setiap kendala pasti ada solusinya, asalkan mahasiswa mau berusaha dan tidak menyerah.

Mahasiswa perlu memahami beberapa kendala yang sering mereka alami selama kuliah. Dengan mengatasi kendala-kendala tersebut, mahasiswa bisa meningkatkan kualitas hidup dan prestasi mereka, serta mencapai tujuan dan cita-cita mereka.

Penting bagi mahasiswa untuk mengetahui apa saja kendala yang sering dialami oleh mahasiswa lainnya dan bagaimana cara mengatasinya.

Berikut adalah 6 kendala yang sering dialami mahasiswa dan solusi untuk mengatasinya.

Kesulitan Mengatur Waktu

Salah satu kendala yang sering dialami mahasiswa adalah kesulitan mengatur waktu. Mahasiswa harus bisa membagi waktu antara kuliah, tugas, organisasi, kegiatan sosial, hobi, istirahat, dan lainnya.

Jika tidak bisa mengatur waktu dengan baik, mahasiswa bisa kehilangan fokus, stres, lelah, atau bahkan gagal dalam akademik atau non-akademik.

Mahasiswa harus membuat jadwal harian, mingguan, atau bulanan yang realistis dan fleksibel. Jadwal tersebut harus mencakup semua kegiatan yang harus atau ingin dilakukan mahasiswa, beserta batas waktu dan prioritasnya.

Mahasiswa juga harus disiplin dalam menjalankan jadwal tersebut dan tidak menunda-nunda pekerjaan. Selain itu, mahasiswa harus bisa mengenali kapan mereka perlu istirahat atau bersantai agar tidak terlalu tegang.

Kurangnya Motivasi

Kendala lain yang sering dialami mahasiswa adalah kurangnya motivasi.

Mahasiswa bisa kehilangan motivasi untuk belajar atau berprestasi karena berbagai alasan, seperti bosan dengan materi kuliah, tidak tertarik dengan jurusan yang dipilih, tidak ada dukungan dari orang tua atau teman, merasa tidak mampu bersaing dengan orang lain, atau tidak memiliki tujuan jelas setelah lulus.

Mahasiswa harus mencari tahu apa yang menjadi sumber motivasi mereka, baik itu intrinsik (misalnya minat, bakat, cita-cita) atau ekstrinsik (misalnya beasiswa, penghargaan, karier).

Selain itu mereka juga harus menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART) untuk diri mereka sendiri.

Mahasiswa juga harus mencari inspirasi dari orang-orang yang berhasil di bidang yang diminati atau menghadapi tantangan yang sama. Terakhir, mahasiswa harus selalu mengingatkan diri akan manfaat dan dampak positif dari belajar dan berprestasi.

Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah kendala yang umum dialami mahasiswa.

Kesulitan belajar bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya pengetahuan dasar, kurangnya keterampilan belajar efektif, kurangnya sumber belajar yang berkualitas, kurangnya bimbingan dari dosen atau tutor, kurangnya konsentrasi atau daya ingat, atau adanya gangguan belajar seperti disleksia atau ADHD.

Mahasiswa perlu mengidentifikasi apa yang menjadi penyebab kesulitan belajar mereka dan mencari cara untuk mengatasinya.

Misalnya, jika mahasiswa kurang paham dengan materi kuliah, mereka bisa membaca buku referensi lainnya, menonton video tutorial online, bergabung dengan kelompok belajar online atau offline, atau berkonsultasi dengan dosen atau tutor.

Jika mahasiswa kurang memiliki keterampilan belajar efektif, mereka bisa mempelajari teknik-teknik belajar seperti SQ3R (Survey-Question-Read-Recite-Review), mind mapping (pemetaan pikiran), flashcard (kartu ingatan), mnemonic (teknik penghafalan), atau spaced repetition (pengulangan berjarak).

Mahasiswa harus mencari bantuan profesional dari psikolog, konselor, atau terapis yang bisa memberikan diagnosis, penanganan, atau akomodasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Mereka juga harus berani meminta bantuan dari teman, keluarga, atau dosen jika merasa kesulitan.

Masalah Keuangan

Masalah keuangan adalah kendala yang bisa sangat mengganggu kesejahteraan dan kinerja mahasiswa.

Permasalahan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti biaya kuliah yang mahal, biaya hidup yang tinggi, pengeluaran yang tidak terkontrol, penghasilan yang tidak mencukupi, hutang, atau krisis ekonomi.

Mahasiswa harus membuat anggaran bulanan yang mencakup semua pemasukan dan pengeluaran mereka.

Selain itu, mereka harus menghemat pengeluaran yang tidak perlu dan mencari sumber pendapatan tambahan, misalnya dengan bekerja paruh waktu, berjualan online, atau mengikuti program beasiswa.

Mahasiswa juga harus memiliki tabungan darurat untuk mengantisipasi keadaan darurat atau tidak terduga.

Jika mahasiswa memiliki hutang, mereka harus segera melunasi hutang tersebut dengan cara menegosiasikan bunga, mencari pinjaman dengan bunga lebih rendah, atau menjual aset yang tidak terpakai.

Konflik Sosial

Konflik sosial adalah kendala yang bisa merusak hubungan dan suasana hati mahasiswa.

Konflik sosial bisa terjadi antara mahasiswa dengan teman sekelas, teman sekamar, anggota organisasi, pacar, keluarga, dosen, atau pihak lainnya. Konflik sosial bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti perbedaan pendapat, sikap, nilai, kepentingan, atau kepribadian.

Mahasiswa harus bersikap dewasa dan bijaksana dalam menghadapi konflik sosial. Mereka perlu terus berusaha untuk memahami sudut pandang dan perasaan orang lain, tanpa menghakimi atau menyalahkan mereka.

Mahasiswa juga harus berkomunikasi secara jujur, sopan, dan asertif untuk menyampaikan pendapat atau kebutuhan mereka, tanpa menyerang atau menyakiti orang lain. Selain itu perlu untuk mendengarkan, menghargai, dan mengkompromikan dengan orang lain.

Jika konflik tidak bisa diselesaikan secara damai, mahasiswa harus mencari mediator yang netral dan dapat dipercaya untuk membantu menyelesaikan masalah.

Stres

Stres adalah kendala yang bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mahasiswa.

Stres bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti tekanan akademik, masalah pribadi, lingkungan yang tidak kondusif, kurangnya dukungan sosial, kurangnya waktu luang, atau kurangnya keseimbangan hidup.

Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai gejala negatif, seperti sakit kepala, insomnia, lemah imun, depresi, kecemasan, atau perilaku buruk, atau makan berlebihan.

Mahasiswa harus belajar untuk mengelola stres dengan cara yang sehat dan positif. Sebagai mahasiswa juga harus mengenali apa yang menjadi sumber stres mereka dan mencoba untuk mengurangi atau menghindari hal-hal tersebut.