POJOKNULIS.COM - Obesitas adalah kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak akibat kalori masuk lebih banyak dibandingkan yang dibakar.
Jika tidak segera ditangani, obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, hipertensi, hingga diabetes. Obesitas termasuk masalah kesehatan terbesar di seluruh dunia.
Selain menyebabkan masalah kesehatan, kondisi ini juga dapat memicu gangguan psikologis, seperti stres dan depresi.
Lalu, apakah obesitas termasuk penyakit? Bagaimana menurut pendapat dokter?
Menurut definisi dari World Health Organization (WHO), penyakit adalah gangguan atau kelainan fungsi tubuh yang menyebabkan gejala, tanda, atau keluhan.
Dengan demikian, obesitas dapat dikategorikan sebagai penyakit, karena memenuhi kriteria tersebut.
Obesitas memiliki gejala, seperti berat badan berlebih, penumpukan lemak di beberapa area tubuh, mudah lelah, dan nyeri sendi.
Obesitas juga memiliki tanda, yaitu nilai indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih. Obesitas juga dapat menyebabkan keluhan, seperti gangguan tidur, sesak napas, atau rendahnya kepercayaan diri.
Pendapat dokter tentang obesitas sebagai penyakit juga didukung oleh berbagai organisasi kesehatan dan medis di dunia.
Pada tahun 1997, WHO mengakui obesitas sebagai penyakit kronis yang memerlukan pencegahan dan pengobatan jangka panjang.
Pada tahun 2013, American Medical Association (AMA) juga menyatakan obesitas sebagai penyakit yang membutuhkan intervensi medis.
Pada tahun 2014, Canadian Medical Association (CMA) juga mengikuti langkah serupa dengan menyebut obesitas sebagai penyakit kompleks yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental.
Mengapa penting untuk menganggap obesitas sebagai penyakit?
Menurut para ahli, hal ini dapat memberikan dampak positif bagi penderita obesitas dan para penyedia layanan kesehatan.
Dengan menganggap obesitas sebagai penyakit, penderita obesitas dapat lebih termotivasi untuk mencari bantuan medis dan mengubah gaya hidup mereka.
Mereka juga dapat merasa lebih dihargai dan tidak disalahkan atas kondisi mereka.
Sementara itu, para penyedia layanan kesehatan dapat lebih serius dalam menangani obesitas dan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi penderita obesitas.
Mereka juga dapat lebih mudah mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait, seperti asuransi kesehatan atau pemerintah.
Namun, menganggap obesitas sebagai penyakit juga memiliki tantangan tersendiri.
Salah satunya adalah bagaimana menentukan batasan atau kriteria yang jelas untuk mendefinisikan obesitas sebagai penyakit. IMT saja tidak cukup untuk menilai tingkat keparahan atau dampak obesitas bagi kesehatan seseorang.
Selain itu, ada juga faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan, seperti usia, jenis kelamin, etnis, genetik, lingkungan, dan perilaku.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian dan diskusi lebih lanjut untuk menetapkan standar yang tepat untuk mengklasifikasikan obesitas sebagai penyakit.
Obesitas adalah kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak akibat kalori masuk lebih banyak dibandingkan yang dibakar.
Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes. Obesitas juga dapat memicu gangguan psikologis, seperti stres dan depresi.
Penyebab obesitas bisa bermacam-macam, tergantung pada faktor-faktor yang memengaruhi keseimbangan energi tubuh.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
Pola makan
Pola makan yang tinggi karbohidrat dan lemak, misalnya sering mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman yang mengandung gula, dapat meningkatkan asupan kalori dan menyebabkan penimbunan lemak di dalam tubuh.
Kurangnya aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab obesitas. Di mana kemajuan teknologi sekarang ini, dengan meningkatnya mekanisasi dan kemudahan transportasi, orang cenderung kurang gerak atau menggunakan sedikit energi untuk aktivitas sehari-hari.
Faktor genetik
Faktor genetik juga dapat mempengaruhi risiko obesitas. Beberapa orang memiliki gen yang membuat mereka lebih mudah menimbun lemak atau lebih sulit membakar kalori.
Faktor hormonal
Faktor hormonal juga dapat berperan dalam menyebabkan obesitas. Beberapa hormon yang berhubungan dengan obesitas antara lain leptin, ghrelin, insulin, kortisol, dan estrogen.
Hormon-hormon ini dapat memengaruhi nafsu makan, metabolisme, dan penimbunan lemak di dalam tubuh.
Faktor medis
Beberapa kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan obesitas, seperti hipotiroid, sindrom Cushing, dan polycystic ovarian syndrome (PCOS).
Kondisi-kondisi ini dapat mengganggu fungsi hormon atau metabolisme tubuh yang berpengaruh pada berat badan.
Faktor psikologis
Faktor psikologis juga dapat menjadi penyebab obesitas, seperti stres, depresi, kecemasan, atau gangguan makan.
Faktor-faktor ini dapat memicu perilaku makan berlebihan atau tidak teratur sebagai mekanisme koping.
Setiap orang memiliki resiko obesitas, sehingga perlu diperhatikan dari cara makan, konsumsi makanan yang masuk kedalam tubuh, hingga olahraga yang tetap harus dan rutin dijalankan. Ini agar penumpukan lemak stabil dan bisa sedikit berkurang.