Kenali Gejala Penyakit Mycoplasma dan Cara Mencegahnya

POJOKNULIS.COM - Kesehatan menjadi kunci utama seseorang untuk bisa beraktifitas dengan normal. Namun, seringkali karena faktor kondisi tubuh yang tidak fit, kelelahan, atau karena gangguna infeksi bakteri membuat tubuh mudah terserang penyakit.

Baru-baru ini bahkan ada indikasi penyakit yang menyerang sistem pernafasan atau lebih tepatnya organ paru-paru.

Penyakit Mycoplasma merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma Pneumoniae. Jenis bakteri ini unik karena tidak memiliki dinding sel, membuatnya resisten terhadap banyak antibiotik yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.

Penyakit ini dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh, termasuk pernapasan, genital, dan saluran kemih. Mycoplasma bahkan sudah mulai menjangkiti anak-anak yang membuat kesehatannya menurun dan mengganggu proses belajar.

Sebenarnya, untuk penyakit mycoplasma sendiri bukan termasuk penyakit baru. Bahkan tidak perlu sampai harus dirawat dirumah sakit karena masih bisa disembuhkan dengan rawat jalan dirumah.

Gejala Umum Penyakit Mycoplasma

Meski dianggap bukan penyakit baru namun penyakit mycoplasma tetap harus diwaspadai jika sewaktu-waktu menjangkiti.

Gejala penyakit Mycoplasma dapat bervariasi tergantung pada sistem tubuh yang terinfeksi. Namun, beberapa gejala umum meliputi:

Pada kasus infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia Mycoplasma, gejala dapat mencakup batuk yang tidak produktif, nyeri dada, dan kesulitan bernapas. Infeksi pada sistem genitourinari dapat menyebabkan gejala seperti nyeri saat buang air kecil, keputihan, atau uretritis.

Cara Mencegah Penyakit Mycoplasma

Apabila sudah ada indikasi terkena penyakit mycoplasma maka sebaiknya segera diobati dan segera diperiksa oleh dokter.

Untuk yang belum terkena dan mengantisipasinya bisa melakukan langkah sederhana untuk mencegah penyakit Mycoplasma, antara lain:

  1. Terapkan kebiasaan hidup bersih dengan cara mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air hangat, terutama setelah bersin, batuk, atau sebelum makan.
  2. Apabila ada orang yang mengalami gejala batuk atau mungkin sedang dalam kondisi tidak fit maka sebaiknya hindari orang tersebut untuk mengurangi risiko penularan.
  3. Jika sedang beraktifitas diluar rumah maka gunakan masker untuk membantu mengurangi penyebaran droplet yang mungkin mengandung bakteri.
  4. Terapkan pola dan gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, dan olahraga teratur untuk meningkatkan sistem imun.
  5. Segera periksakan diri jika mengalami gejala yang mirip dengan infeksi Mycoplasma, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Penting untuk diingat bahwa meskipun Mycoplasma dapat menyebabkan kondisi yang serius, dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, kebanyakan orang dapat pulih sepenuhnya.

Pencegahan yang proaktif dan kesadaran akan gejala adalah kunci untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari penyakit ini.

Sebagai pengetahuan tambahan, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit mycoplasma. Berikut cara penyembuhan yang dilakukan untuk mengobati penyakit mycoplasm.

Antibiotik

Karena Mycoplasma tidak memiliki dinding sel, mereka resisten terhadap antibiotik beta-laktam seperti penisilin. Namun, beberapa kelas antibiotik lainnya efektif, termasuk:

Pengobatan Gejala

Dalam beberapa kasus, infeksi Mycoplasma dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga pengobatan mungkin berfokus pada pengelolaan gejala seperti demam, batuk, dan nyeri.

Pengujian dan Diagnosis

Untuk Mycoplasma genitalium, tes NAAT (nucleic acid amplification test) dapat digunakan untuk mendeteksi gen bakteri dari sampel urin pagi atau swab dari vagina, serviks, atau uretra.

Pengobatan Berurutan

Untuk Mycoplasma genitalium, terapi dua langkah berurutan dengan doksisiklin, diikuti oleh agen tambahan (entah itu moxifloxacin atau azitromisin) direkomendasikan.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana pengobatan yang sesuai dengan kondisi spesifik pasien.

Selain itu, resistensi antibiotik menjadi perhatian, terutama untuk strain Mycoplasma yang resisten terhadap makrolida, sehingga pemilihan antibiotik harus mempertimbangkan pola resistensi lokal.