POJOKNULIS.COM - Sebagai kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik sebagai sumber tenaga utama, motor listrik memiliki beberapa keunggulan.
Dibandingkan dengan motor berbahan bakar fosil, motor listrik memiliki suara mesin yang lebih halus, efisiensi yang lebih tinggi, akselerasi yang spontan, perawatan yang mudah dan murah, serta ramah lingkungan.
Namun, motor listrik juga menghadapi beberapa tantangan, seperti ketersediaan infrastruktur pengisian dan penukaran baterai, harga baterai yang masih mahal, serta regulasi dan insentif yang belum optimal.
Di Indonesia, motor listrik mulai mendapatkan perhatian dari pemerintah, industri, dan masyarakat. Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mendukung pengembangan motor listrik.
Industri sepeda motor listrik di Indonesia juga semakin berkembang. Saat ini, terdapat sekitar 20 perusahaan produsen sepeda motor listrik, baik lokal maupun asing. Beberapa contoh merek motor listrik lokal adalah Gesits, Electrum, Volta, Smooths, dan Viar.
Selain itu, terdapat juga beberapa stasiun penukaran baterai (swap station) yang menyediakan layanan penggantian baterai secara cepat dan mudah.
Masyarakat Indonesia juga mulai tertarik untuk menggunakan motor listrik. Jumlah penggunaan motor listrik di Indonesia tercatat naik 13 kali lipat selama 2020-2022.
Faktor-faktor yang mendorong minat masyarakat untuk beralih ke motor listrik antara lain adalah kesadaran akan lingkungan, kesehatan, dan ekonomi.
Salah satu motor listrik yang cukup banyak peminatnya karena tampilannya yang unik dan keren serta memiliki tarikan mesin yang cukup halus yakni merek Yadea G6 yang dibuat oleh PT National Assembler.
Hingga kini, Oktober 2023 sudah ada 34 model motor listrik yang sudah mendapatkan subsidi yang beragam dari harga terendah yakni Rp 5.590.000 hingga Rp 42.900.000.
Berikut adalah model motor listrik yang mendapatkan subsidi (insentif) hingga Oktober 2023:
- Exotic Strerrato: Rp 5.590.000
- Exotic Vito: Rp 5.790.000
- Exotic Mizone: Rp 6.190.000
- Sprinter AT: Rp 7.990.000
- Sprinter Pro-Max: Rp 7.990.000
- GreenTech Aero: Rp 9.403.999
- GreenTech Scood: Rp 9.947.657
- GreenTech VP: Rp 10.298.999
- Volta 401: Rp 9.950.000
- Volta 402: Rp 11.100.000
- Volta 403: Rp 11.950.000
- Smoot Tempur: Rp 11.500.000
- Smoot Zuzu: Rp 12.900.000
- Polytron PEV 30M1 A/T: Rp 500.000
- Selis Emax: Rp 13.500.000
- Selis Agats: Rp 21.790.000
- Selis Go Plus: Rp 22.499.000
- Yadea T9: Rp 14.500.000
- Yadea E8S Pro: Rp 16.900.000
- Yadea G6: Rp 20.500.000
- Viar Q1: Rp 14.520.000
- Enine V5Lit: Rp 15.000.000
- Rakata S9: Rp 20.500.000
- Rakata X5: Rp 22.100.000
- Gesits Raya: Rp 20.990.000
- Gesits G1: Rp 21.790.000
- Quest Atom: Rp 22.000.000
- United MX1200 AT: Rp 8.800.000
- United T1800 A/T: Rp 23.500.000
- United TX1800A/T: Rp 26.900.000
- United TX3000 A/T: Rp 42.900.000
- Alva One: Rp 29.490.000
- Alva Cervo: Rp 35.750.000
- Uwinfly N9 Pro Smart Rp 8.299.000
Meskipun demikian, perkembangan motor listrik di Indonesia masih menghadapi beberapa kendala. Salah satu kendala utama adalah infrastruktur pengisian dan penukaran baterai yang masih terbatas.
Hal ini menyebabkan masalah bagi pengguna motor listrik yang ingin melakukan perjalanan jauh atau di daerah terpencil.
Selain itu, harga baterai yang masih mahal juga menjadi hambatan bagi masyarakat untuk membeli motor listrik. Baterai merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi motor listrik.
Oleh karena itu, diperlukan inovasi teknologi dan kerja sama antara pemerintah dan industri untuk menurunkan harga baterai.
Dengan demikian, perkembangan motor listrik di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk diamati.
Motor listrik memiliki potensi untuk menjadi solusi transportasi yang lebih ramah lingkungan, sehat, dan hemat.
Namun, motor listrik juga menghadapi tantangan yang tidak ringan, seperti infrastruktur, harga, dan regulasi.
Oleh karena itu, diperlukan sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk mendorong perkembangan motor listrik di Indonesia.