POJOKNULIS.COM - Pembaruan penting menjelang tes uji terbang kedua Starship SpaceX, ini merupakan langkah penting dalam eksplorasi ruang angkasa menuju masa depan yang menjanjikan.
Elon Musk, merupakan sosok dari pemilik aplikasi X atau yang dulunya disebut twitter, dan juga perusahaannya Tesla yang terus mengembangkan mobil listrik dan teknologi energi terbarukan.
Selain itu Elon Musk juga menjadi sosok ikon utama dalam industri antariksa yaitu SpaceX, dia terus mengubah eksplorasi luar angkasa dengan terobosan yang baru seperti berita peluncuran misi ke Mars pertama kali, yang dijuluki “Misi Pioneers of Mars”.
Misi tersebut membawa enam astronot ke planet merah dengan misi menjelajahi dan penelitian selama beberapa bulan. Selain itu, SpaceX telah merilis roket terbaru mereka yaitu Starship, yang menjadi salah satu roket paling kuat yang pernah dibuat manusia.
SpaceX mengumumkan serangkaian pembaruan penting yang akan diimplementasikan sebelum uji coba terbang itu dimulai dengan roket mega mereka.
Uji coba ini diharapkan akan membawa kita mengeksplorasi antariksa yang revolusioner. Setelah kesuksesan awal perlu beberapa penyesuaian yang diperlukan, hingga SpaceX siap untuk diluncurkan ke tahap selanjutnya.
September 8, 2023 - Uji coba penerbangan pertama Starship dan Super Heavy yang terintegrasi penuh merupakan langkah yang penting dalam memajukan kemampuan sistem peluncuran yang paling kuat yang pernah dikembangkan.
Uji coba pertama Starship memberikan banyak pelajaran yang secara langsung berkontribusi pada beberapa peningkatan pada roket dan infrastuktur darat untuk meningkatkan keberhasilan penerbangan Starship di masa depan.
Pengembangan berulang yang cepat ini menjadi dasar bagi semua kemajuan inovatif utama SpaceX, termasuk Falcon, Dragon, dan Starlink.
Starship dan Super Heavy berhasil diluncurkan pertama kali pada tanggal 20 April 2023 pukul 08.33. CT (13:33:09 UTC) dari orbit Starbase di Texas. Pesawat ruang angkasa itu naik ke ketinggian 39 km (24 mil) di atas Teluk Meksiko.
Roket terbakar saat lepas landas akibat bocornya propelan dari bagian belakang baling-baling super heavy, yang kemudian memutuskan sambungan roket ke pesawat utama.
Akibat dari kejadian tersebut koneksi ke sebagian besar motor penggerak terputus dan kendali roket pun hilang.
SpaceX melakukan mitigasi kebocoran serta pengujian perangkat keras mesin dan booster, dikarenakan hal tersebut SpaceX mengsolusikan untuk memperluas sistem pencegahan kebakaran Super Heavy yang sudah ada untuk mengurangi kebakaran mesin di masa depan.
Gambaran umum Kapal luar angkasa
Pesawat ruang angkasa, yang disebut Starship, akan berada di atas roket yang disebut Super Heavy. Sistem gabungan ini akan memiliki tinggi 120 m (394 kaki) dan juga disebut sebagai Starship.
Di bagian belakang pesawat sepanjang 50 m (160 kaki) ini terdapat enam mesin Raptor yang sangat efisien, yang dikembangkan selama satu dekade oleh SpaceX.
Pembakaran terjadi secara bertahap, dan desain mesinnya mengurangi jumlah propelan yang terbuang. Di bagian tengah roket terdapat tangki propelan. Tangki ini memasok metana cair (CH4) dan oksigen cair (O2) ke Raptors.
Metana adalah bahan bakar dan oksigen bertindak sebagai pengoksidasi bahan kimia yang membuat bahan bakar terbakar. Kombinasi ini dijuluki methalox.
Pilihan bahan bakar ini tidak biasa untuk mesin roket, namun metana dapat memberikan daya dorong yang besar. Ini juga merupakan pilihan cerdas mengingat rencana Musk di Mars.
Pendiri SpaceX mengatakan bahwa CH4 dapat disintesis dari air tanah Mars dan karbon dioksida (CO2) di atmosfer menggunakan proses kimia yang dikenal sebagai reaksi Sabatier.
Memasok kembali pesawat ruang angkasa untuk perjalanan pulang ke Bumi menggunakan sumber daya Mars akan memberikan swasembada, menjadikan perjalanan tersebut lebih menguntungkan dan hemat biaya.
Pengujian lanjutan
Sebelum uji terbang kedua, Starship akan menjalani serangkaian uji lanjutan di fasilitas SpaceX di Texas dan California. Ini termasuk pengujian mesin roket, simulasi penerbangan dan pengujian struktural.
Melalui pengujian lebih lanjut, SpaceX berusaha memastikan bahwa Starship siap untuk uji terbang berikutnya yang sukses.
Selain itu, tim SpaceX juga mencatat pembelajaran dari uji terbang pertama Starship. Dengan lebih memahami kinerja roket, mereka dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan penyesuaian.
Seperti Sistem Keamanan Penerbangan Otonom (AFSS) secara otomatis mengeluarkan perintah menghancurkan yang mengaktifkan semua detonator seperti yang diharapkan ketika roket menyimpang dari jalur penerbangan yang diharapkan, kehilangan ketinggian, dan mulai jatuh.
Setelah penundaan tak terduga setelah aktivasi AFSS, Starship akhirnya hancur 237,474 detik setelah mesin dihidupkan. SpaceX telah meningkatkan dan menguji ulang AFSS untuk meningkatkan keandalan sistem.
SpaceX juga menerapkan sejumlah peningkatan kinerja sistem yang tidak terkait dengan masalah yang ditemukan selama uji terbang pertama.
Contohnya, SpaceX membuat dan menguji sistem pemisahan tahap panas dimana mesin dua tahap Starship akan diluncurkan dan mengarahkan kapal menjauh dari boosternya.
Selain itu, SpaceX telah mengembangkan sistem Electronic Thrust Vector Control (TVC) untuk mesin Super Heavy Raptor.
Dengan motor yang sepenuhnya listrik, sistem ini memiliki potensi titik kegagalan yang lebih sedikit dan jauh lebih hemat dibandingkan dengan sistem hidrolik tradisional.
SpaceX dan Elon Musk mendorong teknologi dan efisiensi roket mereka untuk memastikan Starship siap menjalankan misi di masa depan seperti Visi Multi-planet Musk.
Eksplorasi luar angkasa merupakan tantangan yang membutuhkan tekad yang kuat, namun semakin matangnya Starship, kita dapat mengharapkan pencapaian yang mengesankan di masa depan.