POJOKNULIS.COM - Penggunaan sumber energi berbahan bakar fosil semakin besar seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Cadangan sumber energi fosil yang semakin menipis menyebabkan peralihan energi ke Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi sesuatu hal yang harus dilakukan.
Salah satu energi alternatif yang kini dilirik pemerintah Indonesia yaitu tenaga angin atau lebih sering disebut tenaga bayu. Menurut hasil studi yang telah dilakukan menunjukkan kecepatan angin di beberapa kawasan Indonesia timur berpotensi menghasilkan banyak tenaga listrik.
Sulawesi Selatan merupakan daerah industri di kawasan Timur Indonesia yang sering mengalami blackout atau mati listrik akibat defisit daya listrik. Hal ini tentu saja mempengaruhi proses produksi perusahaan industri.
Industri yang membutuhkan konsumsi daya listrik dalam jumlah besar seperti industri olahan pangan dan plastik, terkadang harus mengalami hambatan akibat mati listrik yang berlangsung berjam-jam.
Hal ini kemudian mendorong pemerintah membangun instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di daerah tesebut. PLTB ini dibangun di area seluas 100 hektar di perbukitan Pabbaresseng, Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan dan mampu memproduksi daya listrik sebesar 75 megawatt (MW).
Daya listrik sebesar itu dihasilkan berkat 30 turbin angin keluaran Gamesa Lolica Corporation pada menara baja setinggi 80 meter dengan baling-baling sepanjang 57 meter.
PLTB Sidrap diresmikan dan mulai beroperasi pada tahun 2018. PLTB Sidrap dioperasikan dengan sistem interkoneksi kelistrikan Sulawesi Selatan. Jaringan listrik dan gardu induk di PLTB Sidrap dihubungkan dengan sistem interkoneksi PLN dengan tegangan listrik sebesar 150 KV.
PLTB Sidrap menjadi PLTB pertama yang dibangun di Indonesia demi mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fossil dengan membangun pembangkit listrik tenaga terbarukan. Selain di kabupaten Sidrap, PLTB lainnya juga terdapat di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan.
PLTB Tolo dibangun di area seluas 60 hektar di Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto dan berkapasitas 72 MW. PLTB ini terdiri dari 20 turbin angin dengan masing-masing berkapasitas 6,3 MW.
Ditambah 60 baling-baling dengan panjang 63 meter berjenis sovanius (three blade) upwind memiliki rotor yang menghadap arah datangnya angin dengan tinggi menara 135 meter. Melalui gardu Induk Jeneponto, PLTB ini terkoneksi dengan jaringan transmisi 150 KV.
Berkat kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) tersebut dapat meningkatkan stok kapasitas daya yang tersedia di tiga provinsi di Sulawesi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Saat ini beban puncak di Sulawesi Selatan sebesar 1.050 MW, sementara daya listrik yang tersedia sanggup menyuplai hingga 1.300 MW.
Daerah yang teraliri listrik (elektrifikasi) di ketiga wilayah tersebut sudah mencapai 97%. Jumlah ini sedikit di atas rasio elektrifikasi nasional saat ini yaitu kurang lebih 96%. Dengan adanya surplus daya kelistrikan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
PLTB yang dibangun pada 2018 itu juga mampu menarik perhatian wisatawan. Karena teknologi ini tidak hanya menghasilkan banyak listrik, tetapi juga tetap ramah lingkungan. (*)