Catcalling merupakan bentuk pelecehan seskual yang berbentuk kekerasan verbal maupun psikis. Di Indoneisa, catcalling sendiri dikatakan lumrah. Sebenarnya, hal ini menjadi kejadian yang cukup menyedihkan karena Indonesia merupakan negara dengan berbagai ras dan budaya bahkan agama.
Dari semua itu, tidak ada yang mengajarkan bahwa catcalling dilumrahkan. Bahkan, hal ini terjadi di pedesaan serta perkotaan, sering sekali orang-orang di daerah terkena hal ini.
Pelaku catcalling menganggap bahwa ia melakukan hal tersebut dengan maksud bercanda atau iseng. Catcalling sendiri dapat menimpa siapa saja, bahkan dapat menyebabkan perasaan was-was serta menyerang psikologis korban.
Korban biasanya adalah perempuan. Tidak hanya menyasar perempuan dewasa, korban catcalling juga menyasar kepada remaja maupun anak perempuan dibawah umur.
Catcalling sendiri dikeluarkan dengan bentuk pujian, serta terjadi saat korban berjalan sendirian. Pujian yang dikeluarkan tentunya pujian yang memiliki niat menggoda, bukan tulus memuji.
Tentunya catcalling sangat meresahkan masyarakat terutama kaum perempuan. diperlukan adanya tindakan perlawananan atau sikap yang harus diambil oleh korban. Berikut adalah beberapa cara yang diperlukan dalam menghadapai catcalling.
1. Melawan atau Menghindar
Pertama yang dapat anda lakukan adalah melawan atau menghindar. Karena, jika anda ingin melawan, harus melihat situasi serta kondisi saat anda menjadi korban catcalling.
Jika pelaku berkerumun dan anda sendirian, sebaiknya anda menghindar. Jika situasi sebaliknya atau pelaku hanya sedikit sedangkan anda bersama teman-teman anda, anda dapat melawan para pelaku.
Harapannya adalah agar pelau menghentikan aksinya karena mendapatkan respon yang tidak mereka inginkan.
2. Tunjukkan Rasa Tidak Nyaman
Secara umum, pelaku catcalling pria akan menggoda wanita, karena wanita dirasa akan tidak berdaya. Sehingga, penting bagi anda untuk menunjukkan keberanian, agar pelaku tidak merasa dirinya superior.
Contohnya saat anda mengalami catcalling di tempat ramai, anda dapat menunjukkan rasa ketidaknyamanan itu. Anda dapat melakukannya dengan cara menatap pelaku sembari menunjukkan gestur penolakan.
Bahkan, jika memungkinkan, anda dapat langsung menegur pelaku. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pelaku mendapat rasa malu serta orang-orang di sekitar anda sadar akan kesalahan yang dilakukan pelaku.
3. Berani Miminta Tolong
Beranikan untuk memintak tolong karena tidak ada salahnya anda meminta tolong. Jika mengalami catcalling, laporkan kepada pihak berwajib, serta ceritakan kepada orang yang anda percaya.
Sekarang jaman sudah semakin maju, jangan lupa rekam kejadian catcalling yang anda alami karena itu akan menjadi bukti jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Jauhi Gerombolan Laki-Laki
Meskipun catcalling dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa mengenal laki-laki atau perempuan. Namun, hampir semua kasus pelecehan seksual yang ada dilakukan oleh laki-laki.
Hal ini terjadi karena laki-laki memiliki dukungan yang banyak dari teman-teman sekitarnya. Sehingga, mereka merasa memiliki kekuatan lebih besar dan berani melakukan catcalling.
Sebagai himbauan, jika anda berjalan sendirian di tempat sepi, hindari gerombolan laki-laki yang ada di sekitar sana. Anda dapat mengajak teman anda atau memilih rute lain saat beraktivitas di malam hari.
Karena, dengan anda berjalan sendirian, akan memancing pelaku karena melihat situasi yang aman dan sepi.
Itulah beberapa cara dalam menyikapi catcalling. Tentunya dasar semua adalah agar setiap manusia memiliki kesadaran serta pendidikan mengenai bahaya kekerasan seksual.
Keluarga menjadi pendorong awal dibantu dengan sekolah, untuk menjadi kunci dari dampak negatif catcalling sehingga akan terbangun kesadaran dan membangun rasa hormat satu sama lain.
Kolaborasi segala sektor serta pemantapan norma sosial akan membuat masyarakat kuat dalam memerangi pelecehan seksual serta intimidasi yang ada. Dengan hal tersebut, diharapkan membentuk lingkungan aman, inklusif, menghormati hak-hak individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, maupun latar belakang lainnya.(*)