POJOKNULIS.COM - Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau hemoglobin, yaitu zat yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti lelah, pucat, sesak napas, pusing, dan jantung berdebar.
Anemia dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti kekurangan zat besi, vitamin B12, atau asam folat, perdarahan berlebihan, kerusakan sumsum tulang, atau penghancuran sel darah merah yang cepat.
Kekurangan darah/anemia dapat dibedakan menjadi beberapa tingkat keparahan berdasarkan kadar hemoglobin dalam darah. Hemoglobin adalah protein yang mengandung zat besi dan terdapat dalam sel darah merah.
Normalnya manusia memiliki kadar Hb sebesar 12-15 dL. Sehingga meski kadar Hemoglobinya 11 dL tetap dikatakan mengalami anemia namun kadarnya lebih ringan.
Kadar hemoglobin normal pada wanita dewasa adalah 12-15 gram per desiliter (g/dL), sedangkan pada pria dewasa adalah 13-17 g/dL.
Berikut adalah kriteria anemia berdasarkan kadar hemoglobin:
- Anemia sangat ringan: Hb 11 g/dL hingga batas normal
- Anemia ringan: Hb 10 g/dL hingga batas normal terendah atau Hb 8 g/dL hingga <11 g/dL
- Anemia sedang: Hb 8-10 g/dL
- Anemia berat: Hb 6.5-7.9 g/dL
- Anemia mengancam nyawa: Hb <6.5 g/dL
Ciri-ciri orang yang mengalami anemia ringan
- Mudah lelah dan lemas
- Pucat pada kulit, kuku, bibir, dan kelopak mata
- Detak jantung meningkat
- Napas ngos-ngosan
- Pusing dan sakit kepala
- Sulit berkonsentrasi
- Kuku rapuh atau cekung seperti sendok (pada anemia akibat kekurangan zat besi)
- Glositis atau radang lidah (pada anemia akibat kekurangan zat besi)
- Kesemutan, hilangnya rasa sentuhan, atau tangan dan kaki terasa kaku (pada anemia akibat kekurangan vitamin B12)
- Kulit dan mata berwarna kuning (pada anemia akibat penghancuran sel darah merah)
Anemia ringan dapat disembuhkan dengan cara mengobati penyebabnya dan meningkatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah dan hemoglobin.
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
- Mengonsumsi suplemen zat besi, vitamin B12, atau asam folat sesuai anjuran dokter. Konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging merah, hati, telur, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan buah-buahan kering baik untuk penderita anemia.
- Mengonsumsi makanan seperti daging, ikan, telur, susu, dan produk olahan susu. Bisa juga dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan asam folat, seperti sayuran hijau, jeruk, pisang, alpukat, dan kacang polong.
- Meningkatkan asupan vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi dari makanan. Sebaiknya hindari makanan atau minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, seperti teh, kopi, anggur, cokelat, dan jagung.
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah infeksi cacing tambang yang dapat menyebabkan perdarahan di usus
- Menjaga pola hidup sehat dengan tidak merokok dan menghindari alkohol
- Mengontrol perdarahan menstruasi jika berlebihan dengan bantuan dokter
- Mengatasi penyakit kronis yang dapat menyebabkan anemia, seperti penyakit ginjal, penyakit autoimun, atau kanker.
Anemia ringan dapat dicegah dengan cara menjaga asupan nutrisi yang seimbang dan cukup, menghindari perdarahan yang berlebihan, dan melakukan pemeriksaan darah secara rutin untuk mengetahui kadar hemoglobin.
Jika mengalami gejala-gejala anemia ringan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Cara mendiagnosis anemia bisa dilakukan melalui beberapa cara. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarganya untuk mengetahui faktor risiko, gejala, dan penyebab kemungkinan anemia.
Sealin itu ada juga tes hitung darah lengkap (CBC) untuk mengukur jumlah, ukuran, volume, dan kadar hemoglobin dalam sel darah merah. Tes ini dapat menunjukkan apakah pasien mengalami anemia dan seberapa parah anemianya.
Dokter juga dapat melakukan tes indeks sel darah merah untuk mengetahui bentuk dan ukuran sel darah merah. Tes ini dapat membantu menentukan jenis anemia yang dialami pasien, misalnya anemia akibat kekurangan zat besi, vitamin B12, atau asam folat.
Ada juga tes lain untuk mencari penyebab spesifik anemia, misalnya tes kadar zat besi, vitamin B12, asam folat, atau bilirubin dalam darah; tes antibodi untuk mendeteksi penyakit autoimun; tes genetik untuk mendeteksi anemia sel sabit atau talasemia; tes sampel tinja untuk mendeteksi perdarahan di usus; atau biopsi sumsum tulang untuk melihat kondisi pembentukan sel darah.