Mengapa Anemia Banyak Terjadi Pada Wanita? Ini Penjelasannya

POJOKNULIS.COM - Anemia ditandai dengan kondisi ketika kadar hemoglobin dalam sel darah merah berada di bawah normal.

Hemoglobin adalah protein yang mengandung zat besi dan berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Anemia dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti kelelahan, pucat, sesak napas, jantung berdebar, sakit kepala, dan mudah memar.

Penyakit anemia merupakan kelainan darah yang paling umum di dunia. Menurut penelitian dari The Lancet, sekitar sepertiga populasi dunia mengalami beberapa jenis anemia.

Wanita lebih rentan terkena anemia dibandingkan pria karena beberapa faktor, seperti menstruasi, kehamilan, dan pola makan.

Ada banyak penyebab anemia pada wanita, tetapi yang paling sering adalah kekurangan zat besi. Zat besi adalah mineral penting yang diperlukan untuk membentuk hemoglobin.

Wanita membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak daripada pria karena mereka kehilangan darah setiap bulan saat menstruasi. Selain itu, wanita juga membutuhkan zat besi tambahan saat hamil untuk mendukung pertumbuhan janin dan plasenta.

Kekurangan zat besi dapat terjadi karena asupan makanan yang tidak mencukupi atau tidak seimbang. Makanan yang kaya zat besi antara lain daging merah, hati, telur, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan buah-buahan kering.

Selain itu, kekurangan zat besi juga dapat terjadi karena gangguan penyerapan di usus, misalnya akibat penyakit celiac atau infeksi cacing tambang.

Penyebab anemia pada wanita lainnya adalah kekurangan vitamin B12 dan asam folat. Kedua vitamin ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah.

Kekurangan vitamin B12 dapat terjadi karena kurangnya asupan makanan hewani, seperti daging, telur, susu, dan keju. Kurangnya vitamin B12 juga dapat terjadi karena gangguan penyerapan di usus, misalnya akibat penyakit autoimun pernicious anemia atau operasi pengangkatan bagian lambung.

Sementara itu, kekurangan asam folat juga menjadi pemicu anemia karena kurangnya asupan makanan yang mengandung asam folat, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, dan buah-buahan segar.

Kekurangan asam folat juga dapat terjadi karena penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat antiepilepsi atau obat kemoterapi.

Penyebab anemia pada wanita lainnya adalah perdarahan berlebihan. Perdarahan bisa terjadi akibat cedera, gangguan menstruasi (misalnya menoragia atau metroragia), wasir, tukak lambung, kanker usus, atau efek samping obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).

Darah yang terlalu banyak dikeluarkan menyebabkan tubuh kehilangan sel darah merah dan zat besi secara cepat.

Ada juga masalah lain yang membuat perempuan kekurangan darah yakni kerusakan sumsum tulang atau sel darah merah. Sumsum tulang sendiri menjadi tempat pembentukan sel darah merah.

Kerusakan sumsum tulang bisa disebabkan oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, atau efek samping obat-obatan tertentu.

Sumsum tulang belakang yang mengalami masalah bisa menyebabkan tubuh tidak mampu menghasilkan sel darah merah yang cukup.

Sel darah merah sendiri memiliki umur sekitar 120 hari sebelum dihancurkan oleh limpa. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan sel darah merah hancur lebih cepat, misalnya anemia hemolitik.

Anemia hemolitik bisa diturunkan dari orang tua (misalnya thalasemia atau sickle cell anemia) atau didapat setelah lahir (misalnya akibat infeksi, penyakit autoimun, atau reaksi transfusi darah).

Dampak paling buruk yang ditimbulkan dapat menyebabkan tubuh tidak mampu menggantikan sel darah merah yang rusak.

Cara Mengatasi Anemia pada Wanita

Cara mengatasi anemia pada wanita tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa cara yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:

Mengonsumsi suplemen zat besi, vitamin B12, atau asam folat sesuai dengan kebutuhan dan anjuran dokter

Suplemen ini dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin dan sel darah merah dalam tubuh.

Suplemen zat besi sebaiknya diminum bersama makanan yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan penyerapannya. Efek samping yang mungkin terjadi adalah mual, sakit perut, sembelit, atau diare.

Mengubah pola makan dengan mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, vitamin B12, dan asam folat

Makanan yang kaya zat besi antara lain daging merah, hati, telur, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan buah-buahan kering.

Makanan yang kaya vitamin B12 antara lain daging, telur, susu, dan keju. Makanan yang kaya asam folat antara lain sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, dan buah-buahan segar.

Hindari minum teh atau kopi bersama makanan karena dapat menghambat penyerapan zat besi.

Melakukan transfusi darah jika kadar hemoglobin sangat rendah atau terjadi perdarahan berat

Transfusi darah dapat membantu meningkatkan jumlah sel darah merah dan oksigen dalam tubuh secara cepat. Transfusi darah harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari reaksi alergi atau penularan penyakit.

Melakukan operasi pengangkatan limpa jika terjadi anemia hemolitik yang parah

Limpa adalah organ yang berfungsi untuk menghancurkan sel darah merah yang tua atau rusak. Namun, pada anemia hemolitik, limpa bisa menjadi terlalu aktif dan menghancurkan sel darah merah yang masih normal.

Operasi pengangkatan limpa dapat membantu mengurangi penghancuran sel darah merah dan meningkatkan kadar hemoglobin dalam tubuh.

Melakukan terapi stem cell jika terjadi anemia aplastik atau anemia genetik yang berat

Terapi stem cell adalah prosedur yang menggunakan sel induk dari sumsum tulang donor untuk menggantikan sumsum tulang penerima yang rusak.

Terapi stem cell dapat membantu tubuh menghasilkan sel darah merah yang normal dan sehat. Terapi stem cell harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari penolakan atau komplikasi lainnya.

Anemia pada wanita menjadi kondisi yang sering terjadi dan dapat memengaruhi kualitas hidup. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala, penyebab, dan cara mengatasinya secara tepat.

Jika kamu mengalami gejala anemia yang berkepanjangan atau parah, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai.

Baca Juga