Inilah Alasan Mengapa Sesama Penderita Thalasemia Tidak Boleh Menikah

POJOKNULIS.COM - Thalasemia adalah kelainan darah yang ditandai dengan produksi hemoglobin yang tidak normal. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Penderita thalasemia mengalami gangguan dalam produksi hemoglobin, yang dapat menyebabkan anemia yang parah.

Masyarakat awam masih belum mengetahui mengapa sesama penderita Thalasemia tidak boleh menikah hingga memiliki keturunan. Ini masih menjadi pertanyaan umum yang sering muncul karena pada dasarnya Thalasemia bukanlah penyakit menular.

Namun, dibalik itu semua ternyata penyakit ini merupakan kelainan genetik yang bisa menimpa pada anak akibat dari kedua orang tuanya yang sama-sama mengidap Thalasemia.

Penjelasan lengkap mengenai penyakit Thalasemia hingga larangan menikah sesama penderita Thalasemia dan solusi tepat agar bisa memiliki anak apabila ada suami dan istri yang mengidap Thalasemia.

Genetika Thalasemia

Thalasemia adalah kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua kepada anak-anak mereka. Kelainan ini disebabkan oleh mutasi atau perubahan pada gen yang mengontrol produksi hemoglobin.

Hemoglobin terdiri dari dua jenis rantai protein, yaitu rantai alfa dan rantai beta. Terdapat empat tipe utama thalasemia, yaitu thalasemia alfa, thalasemia beta minor, thalasemia beta intermedia, dan thalasemia beta mayor.

Thalasemia mayor adalah bentuk yang paling parah, di mana penderita membutuhkan pengobatan reguler, seperti transfusi darah, untuk mempertahankan tingkat hemoglobin yang cukup. Thalasemia mayor terjadi ketika kedua orang tua adalah pembawa gen thalasemia, dan mewariskan gen tersebut kepada anak mereka.

Risiko Mewarisi Thalasemia Mayor

Ketika sesama penderita thalasemia menikah, mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan anak dengan thalasemia mayor. Jika kedua pasangan adalah pembawa gen thalasemia, ada kemungkinan 25% bahwa anak mereka akan mewarisi kedua gen thalasemia, sehingga menderita thalasemia mayor.

Thalasemia mayor membutuhkan pengobatan intensif seumur hidup dan dapat mengurangi harapan hidup.

Beban Psikologis dan Emosional

Menghadapi kenyataan memiliki anak dengan thalasemia mayor dapat memberikan beban psikologis dan emosional yang besar bagi pasangan. Pengobatan yang intensif dan biaya yang tinggi dapat menjadi tantangan yang mempengaruhi kualitas hidup keluarga.

Selain itu, merawat anak dengan kondisi kesehatan yang serius juga dapat mengganggu hubungan dan menyebabkan stres yang tinggi.

Dampak pada Kualitas Hidup Pasangan dan Anak

Thalasemia mayor memerlukan perawatan seumur hidup, seperti transfusi darah rutin, pengelolaan komplikasi kesehatan, dan penggunaan obat-obatan.

Semua ini dapat menghambat kebebasan dan kualitas hidup pasangan dan anak mereka. Anak dengan thalasemia mayor juga mungkin mengalami keterbatasan fisik dan perkembangan yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.

Dalam rangka meminimalkan risiko memiliki anak dengan thalasemia mayor, pasangan penderita thalasemia dianjurkan untuk mencari pasangan yang bukan pembawa gen thalasemia. Dengan cara ini, mereka memiliki peluang lebih besar untuk melahirkan anak yang sehat secara genetik tanpa risiko thalasemia mayor.

Alternatif untuk Penderita Thalasemia yang Ingin Menikah

Bagi penderita thalasemia yang ingin menikah, ada beberapa alternatif yang dapat dipertimbangkan:

Tes Genetik Pra-Nikah

Tes genetik pra-nikah adalah proses pengujian genetik yang dilakukan oleh pasangan calon pengantin untuk mengetahui apakah mereka adalah pembawa gen thalasemia.

Jika salah satu atau keduanya adalah pembawa gen thalasemia, mereka dapat mempertimbangkan alternatif lain atau konseling genetik untuk menentukan risiko dan pilihan terbaik bagi mereka.

Program Pemilihan Embrio

Teknologi reproduksi assisten, seperti program pemilihan embrio atau PGT-M (Preimplantation Genetic Testing for Monogenic Disorders), dapat menjadi pilihan untuk pasangan penderita thalasemia yang ingin memiliki anak.

Prosedur ini melibatkan pengujian embrio yang dihasilkan melalui fertilisasi in vitro untuk memastikan bahwa hanya embrio yang bebas dari gen thalasemia yang diimplan.

Adopsi atau Pemeliharaan Anak

Bagi pasangan penderita thalasemia yang tidak ingin mengambil risiko memiliki anak dengan thalasemia mayor, adopsi atau pemeliharaan anak dapat menjadi pilihan.

Dengan mengadopsi atau memelihara anak yang membutuhkan, mereka dapat memberikan cinta dan perawatan kepada anak tanpa harus mengkhawatirkan risiko kesehatan yang terkait dengan thalasemia.

Menghindari pernikahan sesama penderita thalasemia adalah langkah penting untuk mengurangi risiko memiliki anak dengan thalasemia mayor. Dalam kasus ini, pasangan penderita thalasemia disarankan untuk mencari pasangan yang bukan pembawa gen thalasemia.

Melalui tes genetik pra-nikah, teknologi reproduksi assisten, atau alternatif lainnya, mereka dapat menjaga kesehatan dan kualitas hidup keluarga yang lebih baik.

Penting untuk mendapatkan konseling genetik dan memahami konsekuensi yang terkait dengan pernikahan sesama penderita thalasemia agar dapat membuat keputusan yang tepat dan bijaksana.

Baca Juga