Gejala, Penyebab & Komplikasi Anemia Aplastik

POJOKNULIS.COM - Anemia atau kekurangan darah menjadi salah satu penyakit dengan gejala fisik yaitu lemas dan pucat. Salah satu jenis anemia dengan gejala ini adalah anemia aplastik.

Anemia aplastik adalah suatu kondisi di mana sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah baru dalam jumlah yang memadai.

Sel darah yang terpengaruh bisa meliputi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Anemia aplastik bisa menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi yang mengganggu kesehatan dan kualitas hidup penderitanya.

Anemia aplastik terjadi akibat kerusakan pada sel punca (stem cell) di sumsum tulang.

Sel punca sendiri merupakan sel yang dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel darah. Jika sel punca rusak, maka produksi sel darah akan terhambat atau berkurang.

Penyebab Anemia Aplastik

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel punca, yang pada akibatnya menyebabkan anemia aplastik antara lain:

  • Penyakit autoimun, yaitu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri, termasuk sumsum tulang.
  • Infeksi virus, seperti hepatitis, HIV, Epstein-Barr, cytomegalovirus, atau parvovirus B19.
  • Radioterapi atau kemoterapi, yaitu pengobatan untuk kanker yang dapat merusak sel-sel sehat, termasuk sel punca.
  • Obat-obatan tertentu, seperti chloramphenicol (antibiotik), carbamazepine (obat kejang), atau methimazole (obat tiroid).
  • Paparan bahan kimia berbahaya, seperti pestisida, insektisida, atau benzena.
  • Kehamilan, yaitu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh ibu hamil menyerang sumsum tulang.
  • Kelainan genetik, seperti anemia Fanconi, sindrom Shwachman-Diamond, diskeratosis kongenital, atau anemia Diamond-Blackfan.

Pada sebagian besar kasus anemia aplastik, penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Hal ini disebut sebagai anemia aplastik idiopatik.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena anemia aplastik adalah:

  • Usia muda (20-25 tahun) atau lanjut (di atas 60 tahun).
  • Memiliki riwayat keluarga dengan anemia aplastik atau kelainan genetik terkait.
  • Mengidap penyakit autoimun atau kanker.
  • Menjalani radioterapi atau kemoterapi.
  • Terpapar bahan kimia berbahaya secara lama.

Gejala dan Komplikasi Anemia Aplastik

Gejala anemia aplastik bervariasi tergantung pada jenis dan jumlah sel darah yang berkurang. Secara umum, gejala yang dapat timbul adalah mudah lelah, lemas, pucat, sesak napas, atau pusing.

Gejala ini disebabkan oleh kekurangan sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Selain itu tubuh mudah terkena infeksi, demam, menggigil, atau sakit tenggorokan. Gejala ini disebabkan oleh kekurangan sel darah putih (leukosit) yang berfungsi melawan kuman penyakit.

Penderita anemia aplastik juga lebih mudah memar, mimisan, gusi berdarah, atau perdarahan sulit berhenti. Gejala ini disebabkan oleh kekurangan trombosit yang berfungsi membantu pembekuan darah.

Jika tidak ditangani dengan baik, anemia aplastik dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Gagal ginjal akut, yaitu kondisi di mana ginjal tidak dapat menyaring limbah dan cairan dari darah secara efektif.
  • Gagal hati akut, yaitu kondisi di mana hati tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal.
  • Leukemia, yaitu kanker darah yang ditandai dengan pertumbuhan sel darah putih yang tidak normal dan tidak terkendali.
  • Sindrom myelodysplastic, yaitu kelainan darah yang ditandai dengan sumsum tulang yang tidak dapat memproduksi sel darah yang matang dan sehat.

Pencegahan Anemia Aplastik

Untuk mencegah anemia aplastik, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, misalnya dengan mencuci tangan secara rutin dan membersihkan permukaan benda yang sering disentuh.
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, terutama yang mengandung zat besi, asam folat, vitamin B12, dan vitamin C.
  • Menghindari paparan bahan kimia berbahaya, seperti pestisida, insektisida, atau benzena.
  • Menghindari penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter, terutama antibiotik atau obat-obatan yang berpotensi merusak sumsum tulang.
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama jika memiliki faktor risiko anemia aplastik.

Anemia aplastik adalah penyakit langka yang membutuhkan penanganan serius dan tepat.

Jika Anda mengalami gejala-gejala anemia aplastik atau memiliki faktor risiko penyakit ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai.

Baca Juga