POJOKNULIS.COM - Beberapa dari kita pasti pernah mengalami pada suatu kondisi yang mempengaruhi emosi, pikiran, dan perilaku seseorang.
Hal itu disebut juga dengan gangguan mental dapat menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, berinteraksi dengan orang lain, dan mengatasi masalah yang dihadapi.
Gangguan mental sendiri disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor biologis, psikologis, sosial, atau lingkungan.
Masalah ini bermanifestasi dalam berbagai bentuk dan tingkat keparahan. Beberapa jenis gangguan mental yang umum terjadi adalah depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, gangguan obsesif-kompulsif (OBS), gangguan stres pasca-trauma (PTSD), skizofrenia, dan gangguan kepribadian.
Setiap jenis gangguan mental memiliki gejala dan ciri-ciri yang berbeda-beda, namun secara umum, ada beberapa ciri-ciri yang dapat menunjukkan bahwa seseorang memiliki gangguan mental.
Salah satu tanda bahwa seseorang mengalami gangguan mentak yakni adanya perubahan suasana hati yang ekstrem atau tidak sesuai dengan situasi. Misalnya, seseorang merasa sangat sedih, marah, cemas, takut, atau bahagia tanpa alasan yang jelas atau berlebihan.
Ada juga faktor yang menunjukan seseorang stres yakni terjadinya perubahan perilaku yang signifikan atau tidak konsisten dengan kepribadian sebelumnya.
Misalnya, seseorang menjadi lebih agresif, impulsif, menarik diri dari lingkungan sosial, kehilangan minat pada aktivitas yang biasa disukai, atau melakukan hal-hal yang berisiko atau merugikan diri sendiri atau orang lain.
Pada individu yang mengalami masalah mental juga bisa melakukan perubahan pola pikir atau kognitif yang mengganggu fungsi sehari-hari. Misalnya, seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, mengingat, membuat keputusan, atau berpikir logis.
Seseorang juga bisa mengalami waham (keyakinan palsu yang tidak sesuai dengan kenyataan), halusinasi (persepsi palsu terhadap indra), atau pikiran obsesif (pikiran yang terus menerus mengganggu dan sulit dihilangkan).
Perubahan pola tidur atau nafsu makan yang abnormal. Misalnya, seseorang mengalami insomnia (kesulitan tidur), hipersomnia (tidur berlebihan), anoreksia (kehilangan nafsu makan), atau bulimia (makan berlebihan dan memuntahkan kembali).
Jika Anda atau orang di sekitar menunjukkan ciri-ciri di atas dalam waktu lama dan mengganggu kualitas hidup, maka Anda perlu mencari bantuan profesional dari dokter spesialis jiwa (psikiater) atau psikolog.
Dokter atau psikolog akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan jenis dan penyebab gangguan mental Anda serta memberikan pengobatan yang sesuai.
Pengobatan untuk gangguan mental dapat meliputi penggunaan obat-obatan (psikofarmaka), psikoterapi (terapi bicara), atau kombinasi keduanya. Obat-obatan dapat membantu mengurangi gejala-gejala gangguan mental dengan memengaruhi zat kimia otak (neurotransmiter) yang terlibat dalam proses emosi dan perilaku.
Psikoterapi dapat membantu Anda memahami penyebab dan dampak gangguan mental Anda serta mengembangkan strategi untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
Ada berbagai jenis psikoterapi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda, seperti terapi kognitif perilaku (TKP), terapi eksposur, terapi dialektik perilaku (TDP), dan lain-lain.
Selain pengobatan dari dokter atau psikolog, Anda juga dapat melakukan beberapa hal untuk membantu proses penyembuhan Anda dari gangguan mental, yaitu:
Membina hubungan sosial yang positif dengan keluarga, teman, atau orang-orang yang dapat mendukung Anda
Anda dapat berbagi perasaan dan masalah Anda dengan mereka atau mencari saran dari mereka. Anda juga dapat bergabung dengan kelompok dukungan atau komunitas yang memiliki pengalaman serupa dengan Anda.
Melakukan aktivitas fisik yang teratur dan sesuai dengan kemampuan Anda
Aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan mood, mengurangi stres, dan meningkatkan kesehatan tubuh Anda secara keseluruhan. Anda dapat memilih aktivitas fisik yang Anda sukai, seperti berjalan, bersepeda, berenang, atau bermain olahraga.
Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang
Makanan yang dikonsumsi dapat memengaruhi kesehatan mental. Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan protein, serat, vitamin, mineral, dan asam lemak omega-3, seperti ikan, telur, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
Hindari makanan yang tinggi gula, lemak jenuh, garam, dan kafein, seperti makanan cepat saji, minuman bersoda, kopi, atau alkohol.
Mengelola stres dengan baik
Karena stres merupakan salah satu faktor pemicu gangguan mental, oleh karena itu, Anda perlu menemukan cara untuk mengatasi stres yang efektif.
Anda dapat mencoba teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, napas dalam-dalam, atau pijat. Anda juga dapat melakukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan, seperti membaca, menulis, menggambar, mendengarkan musik, atau menonton film.
Mencari bantuan jika Anda merasa ingin menyakiti diri sendiri atau orang lain
Gangguan mental dapat membuat Anda merasa putus asa, tidak berharga, atau tidak memiliki harapan. Hal ini dapat meningkatkan risiko Anda untuk melakukan perilaku yang berbahaya bagi diri sendiri atau orang lain, seperti self-harm (melukai diri sendiri), percobaan bunuh diri, atau kekerasan.
Jika Anda merasakan hal tersebut, segera hubungi dokter atau layanan darurat terdekat. Ingatlah bahwa Anda tidak sendirian dan ada orang-orang yang peduli.
Gangguan mental adalah suatu kondisi yang dapat dialami oleh siapa saja dan tidak perlu disalahkan atau dipermalukan. Dengan mendapatkan pengobatan yang tepat dan melakukan upaya-upaya di atas, Anda dapat pulih dari gangguan mental dan menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih bahagia.
Anda juga tidak perlu merasa sendirian atau terisolasi karena mengalami gangguan mental. Ada banyak orang di sekitar yang peduli dan siap membantu.
Masih banyak orang sekitar yang memiliki pengalaman serupa dengan Anda di kelompok dukungan atau komunitas online.
Anda dapat saling berbagi, memberi semangat, dan memberi saran satu sama lain serta juga dapat belajar dari kisah-kisah inspiratif orang-orang yang berhasil mengatasi gangguan mental mereka