Pengertian Perilaku Gaslighting Oleh Pasangan, Lengkap dengan Ciri dan Cara Mengatasinya!

POJOKNULIS.COM - Saat ini media sosial semakin terbuka. Bahkan banyak orang yang mengumbar pasangannya berperilaku gaslighting. Karena itulah informasi mengenai pengertian perilaku gaslighting oleh pasangan amat dicari warganet.

Perilaku ini sering terjadi dalam hubungan interpersonal, terutama antara pasangan romantis. Banyak sekali yang merasakannya namun tak paham dengan istilahnya apalagi untuk menanganinya.

Lantas, bagaimana pengertian perilaku gaslighting oleh pasangan dan bagaimana ciri serta cara mengatasinya? berikut telah dirangkum dari berbagai sumber;

Pengertian Perilaku Gaslighting Oleh Pasangan

Gaslighting adalah bentuk manipulasi emosional yang semakin diakui dalam konteks hubungan interpersonal, terutama di antara pasangan romantis.

Istilah ini berasal dari judul sebuah drama tahun 1938 yang kemudian diadaptasi menjadi dua film, yang menceritakan tentang seorang suami yang berusaha membuat istrinya meragukan kewarasan dirinya sendiri dengan meremehkan ingatan dan persepsi yang dimilikinya.

Dalam konteks modern, gaslighting sering kali terjadi sebagai upaya untuk mengendalikan dan merendahkan pihak lain.

Gaslighting dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan manipulatif yang dimaksudkan untuk meragukan kepercayaan dan kewarasan korban.

Ini melibatkan upaya sadar untuk mengubah realitas dan mempengaruhi persepsi korban tentang diri mereka sendiri atau situasi tertentu.

Pasangan yang melakukan gaslighting mungkin menggunakan berbagai taktik, seperti pengingkaran, pertanyaan berulang-ulang, dan pemutarbalikan situasi, untuk mencapai tujuan mereka.

Ciri-Ciri Pasangan Berperilaku Gaslighting

Pasangan yang cenderung melakukan gaslighting seringkali menolak atau meremehkan perasaan dan emosi korban.

Mereka dapat mengabaikan atau menyangkal validitas perasaan yang diungkapkan oleh pasangan dengan mengatakan, "Kamu terlalu sensitif" atau "Apa yang kamu rasakan tidak masuk akal."

Taktik gaslighting sering melibatkan penggunaan pertanyaan berulang-ulang untuk menciptakan keraguan tentang ingatan dan persepsi korban.

Pasangan yang berperilaku gaslighting mungkin akan mengajukan pertanyaan seperti "Apakah kamu yakin kamu ingat dengan benar?" atau "Mungkin kamu salah ingat."

Gaslighter cenderung membalikkan situasi untuk mengalihkan tanggung jawab dari diri mereka sendiri.

Mereka mungkin mencoba meyakinkan pasangan bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku negatif yang ditunjukkan oleh gaslighter.

Pernyataan seperti "Jika kamu tidak melakukan itu, saya tidak akan bertindak seperti ini" seringkali menjadi bagian dari taktik ini.

Pasangan yang melakukan gaslighting mungkin mencoba mengisolasi korban dari dukungan sosial mereka. Ini bisa terjadi dengan cara mengkritik teman dan keluarga korban atau menciptakan keraguan dalam pikiran korban tentang niat dan tujuan orang-orang di sekitarnya.

Hasilnya, korban bisa merasa lebih tergantung pada pasangan dan kurang mampu untuk menyusun perspektifnya sendiri.

Gaslighter seringkali memanipulasi fakta dan informasi untuk mendukung narasi mereka. Mereka dapat dengan sengaja memberikan informasi yang salah atau memutarbalikkan kejadian agar sesuai dengan versi cerita mereka.

Ini bertujuan untuk menyesatkan korban dan membuat mereka meragukan kewarasan mereka sendiri.

Pasangan yang melakukan gaslighting mungkin memberikan pujian atau hukuman secara tidak konsisten.

Ini dapat menciptakan kebingungan pada korban mengenai perilaku mana yang diharapkan dan apa yang dianggap sebagai suatu prestasi.

Gaslighting dapat menyebabkan penurunan drastis dalam kepercayaan diri korban. Korban mungkin merasa tidak yakin tentang kemampuan mereka untuk membuat keputusan yang benar atau memahami situasi dengan jelas.

Gaslighter sering menipu dan menyalahkan korban atas situasi yang merugikan. Mereka mungkin menyalahkan korban untuk masalah yang sebenarnya diakibatkan oleh gaslighter sendiri, menciptakan rasa bersalah dan tanggung jawab yang tidak pantas.

Cara Mengatasi Pasangan yang Gaslighting

Langkah pertama untuk mengatasi perilaku gaslighting adalah menyadari tanda-tanda yang terkait.

Kesadaran tentang taktik manipulatif, seperti pengingkaran emosi, pertanyaan berulang-ulang, dan pemutarbalikan situasi, dapat membantu mengidentifikasi perilaku gaslighting saat terjadi.

Gaslighting bertujuan untuk membuat korban meragukan kewarasan mereka sendiri. Pertahankan kepercayaan pada pengalaman dan perasaan Anda. Catat situasi-situasi yang memicu perasaan tidak nyaman dan bawa catatan ini saat berbicara dengan pasangan.

Komunikasi terbuka adalah kunci untuk mengatasi gaslighting. Pilih waktu yang tepat untuk berbicara dengan pasangan Anda. Jelaskan dengan jelas perasaan Anda tanpa menyalahkan, dan fokus pada pengalaman pribadi.

Misalnya, katakan, "Saya merasa tidak dihargai ketika kamu selalu meragukan perasaan saya."

Saat berkomunikasi dengan pasangan, hindari terjebak dalam pernyataan gaslighting. Jika pasangan mencoba meremehkan perasaan atau meragukan ingatan Anda, tegaskan bahwa perasaan Anda valid dan penting.

Misalnya, katakan, "Saya yakin dengan perasaan dan pengalaman saya."

Menghadapi gaslighting bisa menjadi pengalaman yang isolatif. Cari dukungan dari teman, keluarga, atau kelompok dukungan. Berbicara dengan orang-orang yang peduli dapat memberikan perspektif yang objektif dan dukungan emosional.

Terapis atau konselor dapat membantu Anda dan pasangan menjelajahi dinamika hubungan dan mengatasi perilaku gaslighting.

Mencari bantuan profesional tidak hanya memberikan pandangan pihak ketiga, tetapi juga dapat memberikan alat dan strategi konkret untuk menghadapi situasi tersebut.

Tentukan batasan yang jelas tentang perilaku yang tidak dapat Anda toleransi. Komunikasikan batasan ini kepada pasangan dan tegaskan bahwa Anda tidak akan mentolerir perilaku gaslighting di dalam hubungan Anda.

Dalam mengatasi gaslighting, penting untuk bersikap tegas dan konsisten dalam menegakkan batasan Anda. Jangan tergoda untuk mengorbankan kepentingan dan kesejahteraan Anda hanya untuk menjaga kedamaian sementara.

Jika upaya untuk mengatasi gaslighting tidak membuahkan hasil, pertimbangkan untuk mengevaluasi kembali hubungan Anda. Keselamatan dan kesejahteraan pribadi harus menjadi prioritas utama.

Terkadang, melanjutkan hubungan dengan pasangan yang terus melakukan gaslighting mungkin bukan keputusan terbaik.

Mengatasi gaslighting dapat memakan waktu, tetapi penting untuk membangun diri kembali. Fokus pada pengembangan kepercayaan diri, pemahaman diri, dan kesehatan mental. Terapkan kegiatan yang mendukung pertumbuhan pribadi dan kesejahteraan.

Penting untuk mengenali perilaku gaslighting dalam hubungan dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesejahteraan emosional Anda.

Komunikasi terbuka, dukungan sosial, dan bimbingan profesional dapat membantu mengatasi dampak gaslighting dan membangun hubungan yang sehat.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gaslighting, kita dapat mempromosikan hubungan yang didasarkan pada kepercayaan dan penghormatan. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang bermanfaat bagi pembaca. (nvt)