Jika Pasangan Selingkuh, Siapakah yang Salah? Dia atau Kita?

POJOKNULIS.COM - Dalam setiap hubungan yang sudah berjalan baik yang masih baru maupun yang sudah lama hingga bertahun-tahun pastinya memiliki berbagai macam masalah. Masalah itu bisa muncul dari lingkungan, kondisi dan situasi, serta kedua pasangan itu sendiri.

Beberapa pasangan ada yang bisa mentoleransi dan memperbaiki kesalahan serta berkomitmen untuk lebih baik lagi. Namun ada satu masalah dalam hubungan yang cukup menyakitkan serta melukai hati salah satu pasangan. Kesalahan ini dilakukan dengan cara mencurangi pasangan yakni dengan tindakan selingkuh.

Perselingkuhan adalah salah satu hal yang paling menyakitkan dan merusak dalam sebuah hubungan.

Ketika pasangan selingkuh, kita mungkin bertanya-tanya, apakah ini karena kesalahan kita atau kesalahan dia? Apakah kita kurang memberikan perhatian, kasih sayang, atau kepuasan seksual? Atau apakah dia yang tidak bisa setia, tidak bertanggung jawab, atau tidak menghargai kita?

Menurut psikologi, alasan pasangan selingkuh bisa bermacam-macam, tergantung pada kondisi hubungan, kepribadian, dan faktor-faktor lainnya. Namun, pada dasarnya, perselingkuhan adalah pilihan yang dibuat oleh pasangan itu sendiri.

Tidak ada alasan yang bisa membenarkan tindakan selingkuh.

Oleh karena itu, tidak ada yang salah dengan kita jika pasangan kita selingkuh. Kita tidak perlu menyalahkan diri sendiri atau merasa rendah diri.

Berikut adalah beberapa alasan psikologis yang mungkin mendorong pasangan untuk selingkuh:

Masalah dengan komitmen

Salah satu alasan pasangan selingkuh adalah karena dia memiliki masalah dengan komitmen. Dia mungkin tidak cukup dewasa, tidak memiliki pemahaman yang baik tentang komitmen, atau tidak siap untuk menjalin hubungan serius.

Dia mungkin juga memiliki trauma masa lalu yang membuatnya takut untuk berkomitmen atau mudah bosan dengan hubungan yang monoton.

Keinginan untuk balas dendam

Alasan lain pasangan selingkuh adalah karena dia ingin balas dendam kepada kita atas sesuatu yang kita lakukan atau tidak lakukan.

Dia mungkin merasa tersakiti, marah, atau kecewa dengan kita karena kita tidak memenuhi harapan, kebutuhan, atau permintaannya. Dia mungkin juga merasa bahwa kita tidak menghargai atau menghormati dirinya.

Dengan selingkuh, dia ingin membuat kita merasakan apa yang dia rasakan.

Kurangnya kepuasan dalam hubungan

Pasangan juga bisa selingkuh karena dia merasa kurang puas dengan hubungan yang ada. Dia mungkin merasa bosan, kesepian, atau tidak bahagia dengan kita.

Dia mungkin juga merasa bahwa hubungan kita tidak lagi romantis, intim, atau menyenangkan. Dengan selingkuh, dia ingin mencari kepuasan yang tidak dia dapatkan dari kita.

Adanya kesempatan dan godaan

Alasan lain pasangan selingkuh adalah karena dia mendapat kesempatan dan godaan dari orang lain. Dia mungkin bertemu dengan orang yang menarik perhatiannya secara fisik, emosional, atau intelektual.

Dia mungkin juga terpengaruh oleh lingkungan, teman-teman, media sosial, atau budaya yang menganggap selingkuh sebagai hal yang wajar. Dengan selingkuh, dia ingin mencoba pengalaman baru atau memenuhi hasrat seksualnya.

Rendahnya harga diri dan kepercayaan diri

Alasan lain pasangan selingkuh adalah karena dia memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang rendah. Dia mungkin merasa tidak pantas, tidak berharga, atau tidak menarik bagi kita. Dia mungkin juga merasa tidak kompeten, tidak sukses, atau tidak diakui oleh orang lain.

Dengan selingkuh, dia ingin mendapatkan penghargaan, pujian, atau perhatian dari orang lain.

Pasangan selingkuh adalah hal yang sangat menyakitkan dan merusak hubungan. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan tindakan selingkuh. Oleh karena itu, jika pasangan kita selingkuh, itu bukan karena kesalahan kita.

Kita tidak perlu menyalahkan diri sendiri atau merasa rendah diri.

Kita perlu menyadari bahwa pasangan kita selingkuh karena pilihan yang dia buat sendiri, yang mungkin dipengaruhi oleh beberapa alasan psikologis, seperti masalah dengan komitmen, keinginan untuk balas dendam, kurangnya kepuasan dalam hubungan, adanya kesempatan dan godaan, atau rendahnya harga diri dan kepercayaan diri.

Namun, apabila pasangan yang melakukan perselingkuhan meminta maaf dan berjanji untuk tidak melakukan kesalahan lagi maka kita bisa memberikan kesempatan kepadanya.

Apalagi jika sudah memiliki anak, sehingga apabila masih bisa diperbaiki serta pasangan benar-benar ingin berubah menjadi lebih baik maka memberikan kesempatan kedua bukanlah pilihan yang buruk.

Baca Juga