Jaburan dan Takjil, Tradisi Jamuan Makanan Penuh Kebersamaan Saat Ramadan

POJOKNULIS.COM - Dalam memperingati bulan Ramadan di Indonesia, masyarakat dari penjuru daerah biasanya memiliki tradisi unik untuk memeriahkan bulan penuh berkah ini. Salah satu tradisi ramadan yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta adalah tradisi Jaburan.

Jaburan adalah tradisi santap malam setelah sholat Tarawih. Masyarakat memaknai Jaburan sebagai jamuan makanan yang diberikan kepada masjid oleh warga setempat. Makanan yang diberikan berupa makanan kecil maupun berat.

Setelah sholat Tarawih biasanya ada jamaah yang melanjutkan ibadah seperti khataman Al-Qur’an. Tradisi Jaburan biasanya dilakukan secara bergiliran terutama bagi warga yang sudah menyumbangkan makanan ke masjid.

Biasanya jaburan diadakan selama bulan ramadan setelah selesai salat Tarawih. Tradisi ini telah berkembang dan menyebar di Pulau Jawa meskipun tidak semua daerah menerapkan tradisi ini.

Tradisi Jaburan telah menjadi kebiasaan masyarakat Jawa sejak beberapa puluh tahun yang lalu. Meskipun tradisi ini sudah tidak sepopuler dulu, beberapa daerah di Jawa masih tetap melestarikan tradisi ini seperti di kota Semarang, Salatiga, Surakarta, hingga Yogyakarta.

Tradisi Jaburan dilakukan oleh warga secara sukarela. Seluruh warga yang bersedia terlibat menyediakan jaburan dibarengi dengan rasa ikhlas.

Untuk memudahkan pemberian jaburan, ta’mir biasanya akan membuat jadwal bagi warga yang ingin memberikan makanan. Hal ini supaya tidak terjadi penumpukan jaburan pada waktu tertentu.

Sehingga dalam 30 hari di bulan ramadan sudah ada jadwal yang terstruktur. Namun, keberadaan jadwal tersebut tidak secara khusus mengikat para warga. Mereka tetap berhak memberikan jaburan kapan pun dengan sistemnya pun secara sukarela.

Dengan adanya tradisi Jaburan ini, orang yang melaksanakan ibadah shalat Tarawih dan Qiyam (ibadah setelah Tarawih) dapat dimuliakan dengan dihidangkannya makanan Jaburan.

Jaburan juga berfungsi sebagai daya tarik bagi anak-anak supaya rajin datang ke masjid menunaikan salat Tarawih. Karena pada umumnya, para orang tua yang menunaikan salat Tarawih ke masjid akan mengajak anak-anak mereka.

Dengan demikian akan timbul rasa cinta terhadap masjid dalam diri anak-anak. Hal Ini menjadi salah satu bentuk pengajaran orang tua kepada anak tentang nilai-nilai agama.

Banyak anak-anak yang datang ke masjid menanti Jaburan. Hal ini menjadikan lebih banyak jemaah datang ke masjid. Anak-anak inilah yang kelak menjadi generasi selanjutnya untuk memakmurkan masjid.

Jadi kita perlu menjaga mereka meskipun kadang anak-anak itu suka guyon. Jangan langsung dimarahi, tetapi diarahkan supaya lebih tenang.

Selain jaburan, jamuan makanan selama bulan ramadan juga ada yang dinamakan takjil. Takjil ini merupakan hidangan yang diberikan untuk orang yang berpuasa berupa makanan maupun minuman manis yang disantap ketika berbuka puasa.

Setelah menyantap takjil, baru kemudian dilanjutkan dengan makanan utama atau makanan berat seperti nasi.

Berbeda dengan takjil, sebagian besar Jaburan sudah disiapkan secara gratis oleh warga jadi jama’ah tidak perlu repot-repot membeli lagi. Sementara untuk mendapatkan takjil biasanya harus membeli sendiri di pedagang kaki lima atau pasar tradisional.

Terkadang juga kita dapat menemui orang-orang di pinggir jalan atau masjid yang menjajakan takjil gratis untuk orang-orang yang singgah atau hanya sekedar lewat.

Bulan Ramadan di Indonesia memang tidak luput dari keanekaragaman kuliner yang khas. Baik Jaburan atau Takjil diadakan untuk memeriahkan bulan Ramadan dan memuliakan orang-orang yang berpuasa.

Namun jangan sampai terlalu banyak mengonsumsi makanan jaburan ataupun takjil, karena esensi dari puasa sesungguhnya adalah untuk menahan hawa nafsu dan tidak berlebih-lebihan. (*)

Baca Juga