Peran Pemimpin Mengubah Pikiran Negatif Menjadi Kreatif

POJOKNULIS.COM - Kita seringkali menghadapi situasi yang tidak begitu menguntungkan dalam setiap aktivitas yang kita lakukan.

Sebut saja dalam situasi bekerja ataupun dalam kehidupan sosial sehari hari dengan tetangga atau keluarga terdekat kita.

Saat bekerja pun kita  selalu saja harus dihadapkan dengan progress. Tak ayal, kesulitan-kesulitan yang kita hadapi jangan sampai menghalangi produktivitas kita.

Banyak metode, seminar buku dan lain sebagainya yang berbicara mengenai bahaya memiliki pikiran- pikiran yang negatif. Ada yang mengatakan semacam self fulfilling prophecy sehingga bila kita berfikir negatif maka niscaya akan menarik hal - hal negatif yang ada di sekitar kita.

Secara umum dogma yang kita seringkali dengar adalah bahwa perasaan marah, depresi, khawatir yang berlebihan, ketakutan akan kegagalan dan seterusnya adalah bagian dari diri kita yang memang harus kita lawan. Itu karena sudah seharusnya tidak ada orang yang mau terus menerus dalam keadaan terpuruk.

Umumnya, kita tidak mau ada dalam kondisi semacam itu. Namun banyak orang tidak menyadari bahwa dari kondisi seperti itulah justru terkadang orang mampu berfikir kreatif.

Mengapa bisa demikian?

Beberapa ahli berpendapat bahwa perasaaan negatif seperti depresi, marah dan frustasi justru mampu mengaktifkan area dalam otak kita yang berhubungan dengan kemampuan analitik dan kemampuan dalam memecahkan  masalah.

Menurut ahli, bahwa orang yang kreatif biasanya memiliki masalah berupa selalu tidak merasa puas dengan keadaan yang ada. Padahal untuk orang lain keadaan keadaan seperti itu sudah dianggap umum dan sangat dimaklumi walau sebenarnya kurang memuaskan.

Orang kreatif biasanya memiliki mental semacam istilah anti-extreme yang banyak didengungkan generasi tiktok.

Namun bila kita lihat orang orang dengan keresahan macam anti extreme tersebut cenderung sedikit dibandingkan dengan orang kebanyakan pada umumnya.

Kemungkinan jawabannya adalah sedikit orang yang mau menyelesaikan kegelisahan yang dipandang tidak perlu.

Dan secara umum lingkungan kita selalu menyarankan agar kita selalu legowo dan memaklumi hal - hal kecil yang dianggap tidak begitu mengganggu.

Perasaan negatif memang ternyata memiliki efek yang tidak disangka, namun untuk arah yang positif tentu butuh pemantiknya.

Para ahli dalam artikel yang dipublish oleh London.edu, mewanti wanti bahwa peran leader atau pemimpin dalam kerangka produktivitas bekerja seorang adalah sangat penting. Terutama untuk melakukan keseimbangan.

Jangan sampai merawat perasaan negatif justru akan kontraproduktif terhadap keberhasilan tim. Selain harus aware, seorang leader harus mampu mendeteksi emosi negatif yang ada di dalam tim dan mengubahnya menjadi semacam landasan untuk produktivitas yang lebih baik.

Implikasi dari konsep ini adalah bahwa seorang leader yang baik harus mengerti kapan dia memberikan feedback yang positif dan kritik negatif untuk bawahannya.

Sebuah pujian pun karena bila tidak secara bijaksana dilakukan justru akan menumpulkan motivasi seseorang untuk mencapai kinerja yang lebih.

Dengan kata lain membuat balance atau keseimbangan keadaan emosi dari sebuah tim adalah hal yang sangat penting dikuasai oleh para pemimpin.

Termasuk kapan dia harus memainkan kritik yang konstruktif di dalam menyadarkan orang di sekitarnya dan membuat mereka menjadi lebih kreatif. (*)

Baca Juga