POJOKNULIS.COM - Gen Z, atau mereka yang kini kira kira berumur antara 18 hingga 24 tahun mulai memasuki dunia kerja. Namun ketika mereka mulai membuka babak baru ini, dunia yang mereka hadapi ternyata sedang tidak baik - baik saja. Pandemi, perang, ketegangan geopolitik yang semakin panas, ancaman resesi serta perubahan iklim tampak menganga di depan mata Gen Z.
Sebuah perusahaan konsultan managemen di Amerika Serikat bernama McKinsey & Company mengeluarkan survey berjudul American Opportunity Survey. Penelitian ini untuk melihat bagaimana pandangan Gen Z terhadap masa depan yang baru saja mereka tapaki.
Seperti yang telah diprediksi sebelumnya, hasil survey mengungkapkan bahwa Gen Z memiliki sikap yang pesimis bahwa periode yang menantang ini akan berakhir dalam waktu yang dekat.
Mereka juga menganggap dengan keadaan yang super dinamis seperti ini, di masa yang akan datang belum tentu mereka bisa membeli rumah atau juga mampu memiliki uang simpanan untuk menikmati masa pensiun dengan tenang.
Survey tersebut dilaksanakan pada tahun 2022 dengan melibatkan total responden sebanyak 25.062 orang.
Dengan jumlah Gen Z dengan rentang umur 18 – 24 tahun sebanyak 1763 yang tersebar di Amerika Serikat.
Hasil survey menunjukkan bahwa 26 % dari Gen Z yang baru mulai bekerja ini merasa tidak mendapatkan gaji yang cukup untuk bisa hidup secara layak.
52% diantara mereka merasa tidak dihargai dalam lingkungan kerjanya sehingga 77% dari mereka merasa ingin pindah kerja.
Lebih parah lagi karena ternyata 55% diantara mereka telah didiagnosa memiliki masalah mental atau bahkan sedang dalam masa perawatan psikiater.
Survey ini juga memaparkan bahwa Gen Z cenderung merasa insecure bila ditanya mengenai kondisi yang terkait dengan keuangan. 45% diantara mereka masih merasa pekerjaan yang mereka miliki bisa lepas kapan saja, padahal rata-rata diantara mereka mengaku hanya punya uang cadangan yang bertahan tidak lebih dari dua bulan.
Namun beberapa analisa mengungkapkan bahwa rasa pesimis yang dirasakan Gen Z tersebut sesungguhnya adalah juga cerminan perasaan generasi lainnya.
Bila Gen Z merasa mereka tidak bakal punya rumah, menurut McKinsey, di tahun 80an rata rata orang Amerika membeli rumah ada di umur 36 tahun, namun kini rata-rata usia orang Amerika yang membeli rumah telah ada di angka 56 tahun.
Secara senada, survey yang lain dilakukan oleh Bank of America berjudul Better Money Habits yang dirilis pada situs resminya September 2022 silam. Pada survey ini muncul temuan lain bahwa Gen Z tidak hanya merasa tidak yakin akan kemampuan mereka membeli rumah.
Mereka merasa terbebani dengan naiknya biaya sewa rumah. Selain itu Gen Z juga harus dihadapkan dengan inflasi dan biaya hidup yang terus melonjak.
Untuk menghadapi hal tersebut, banyak solusi yang dalam survey tersebut dilakukan oleh Gen Z.
Untuk mendapatkan penghasilan yang lebih, 75% dari Gen Z yang disurvey melakukan langkah perubahan untuk lebih siap dalam menghadapi kondisi finansial yang mereka hadapi.
26% dari total gen Z yang disurvey mengaku memiliki double job atau tetap bertahan walaupun dengan pekerjaan yang tidak begitu menyenangkan.
31% diantara mereka berusaha untuk lebih enjoy dengan berusaha mengubah passion menjadi pekerjaan yang menghasilkan keuntungan finansial, dan 34% di antara mereka memutuskan untuk pindah kerja ke tempat yang lebih baik dan lebih menjanjikan. (*)