POJOKNULIS.COM - Indonesia menjadi negara yang memiliki hasil tambang melimpah sehingga kekayaanya digali terus menerus.
Hasil pertambangan yang menjadi sumber kekayaan indonesia adalah tambang batubara, emas, nikel, bauksit, besi, dan tembaga. Ketersediaanya yang melimpah serta kebutuhan ekspor mengakibatkan aktivitas pertambangan dilakukan secara terus-menerus.
Hal ini tentunya memberi keuntungan bagi perekonomian Indonesia dan pendapatan negara. Dalam beberapa media berita menyebutkan bahwa setidaknya Indonesia melakukan ekspor sekitar 1,35 milliar ton dalam setahun.
Selain membawa dampak positif untuk perekonomian, pertambang juga memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan aneka ragam hayati. Apalagi jika aktivitas pertambangan dilakukan tanpa legalitas sah dan analisa AMDAL yang layak.
Berikut dampak aktivitas pertambangan bagi lingkungan:
1. Merusak lingkungan
Proses penggalian hasil tambang biasanya akan membentuk cekungan dan terowongan yang tentunya memiliki ukuran yang besar. Sehingga lingkungan sekitar daerah pertambangan menjadi rusak seperti halnya didaerah kalimantan.
Aktivitas pertambangan batubara yang berada dikalimantan membentuk kolam ketika hujan turun. Selain itu pengerukan tanah juga terjadi didaerah pegunungan membuat tanaman dan pohon harus ditebangi. Akibatnya terjadi bencana longsor karena tanah sudah tidak memiliki pohon untuk menjadi resapan air ketika hujan.
2. Merubah struktur muka bumi
Aktivitas pertambangan tentunya dilakukan dengan menggali hasil kekayaan dalam bumi. Kegiatan tersebut sudah pasti akan merubah struktur bentuk alam pada wilayah yang menjadi galian tambang.
Contohnya hilangnya sungai akibat timbunan material sehingga sungai menjadi dangkal serta bukit yang diubah menjadi jalan atau terowongan.
3. Terjadi pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan yang biasa terjadi adalah pembuangan limbah yang tidak diolah dulu ke sungai sehingga membuat air tercemar. Selain itu aliran sungai yang mengalir dengan titik akhir menuju laut membuat biota laut terganggu ekosistemnya seperti, ikan yang mati, terumbu karang yang rusak, serta air laut yang menjadi keruh.
Tidak hanya mengganggu ekosistem laut aktivitas pertambangan juga menimbulkan polusi udara karena debu yang berterbangan.
4. Keselamatan pekerja terancam
Bekerja disektor pertambangan memang memiliki pendapatan yang cukup besar. Tetapi bahaya yang mengintai bagi pekerja tambang juga cukup mengancam keselamatan. Penggalian tambang yang cukup dalam membuat kita kekurangan udara dan oksigen untuk bernafas.
Tidak sedikit pekerja tambang yang meninggal akibat kekurangan oksigen saat bekerja. Selain itu runtuhan akibat galian tambang juga bisa terjadi. Saat mengalami runtuhan dari dalam bumi tentunya sulit untuk keluar dan resiko tertimbun tanah dan alat besar bisa terjadi.
5. Kehilangan aneka ragam hayati
Sebelum menjadi lahan tambang daerah tersebut dulunya adalah tempat untuk flora dan fauna hidup. Lokasinya tentu jauh dari pemukiman dan tidak dijangkau manusia sama sekali.
Namun dengan adanya aktivitas pertambangan tersebut tentunya rumah bagi kehidupan floran dan fauna akan rusak. Mereka akan kehilangan tempat tinggalnya dan beberapa mungkin akan hilang dan mati.
Berbagai upaya pelestarian flora dan fauna sudah dilakukan tetapi usaha tersebut tidak sejalan dengan kegiatan pertambangan yang terus berlanjut. Jika terjadi secara terus menerus tentunya keaneka ragaman hayati akan punah.
Sebagai manusia kita harus memiliki kesadaran untuk melestarikan lingkungan. Langkah kecil yang bisa kita lakukan adalah dengan menghemat pemakaian energi dan bahan bakar demi kelestarian lingkungan agar tetap terjaga.