POJOKNULIS.COM - Pembalut adalah salah satu produk sanitasi yang digunakan oleh perempuan ketika mengalami menstruasi. Siklus menstruasi yang terjadi setiap bulan tentunya membuat keberadaan limbah pebalut akan terus ada.
Bahan material pada pembalut sendiri secara kasat mata hampir sama dengan material kapas. Tetapi pada kenyataanya beberapa bahan untuk membuat pembalut terbuat dari plastik dan beberapa bahan lain seperti kapas dan bubur kertas.
Sehingga, limbah pembalut harus benar-benar dibuang dengan benar. Membuang sampah pembalut sembarangan dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan.
Pembalut terbuat dari berbagai bahan, seperti kapas, plastik, rayon, dan bubur kayu. Menurut Friends of the Earth, 90 persen komposisi pembalut adalah plastik.
Plastik ini digunakan untuk membungkus pembalut atau merekatkan pembalut ke celana dalam. Bahan plastik ini juga sulit terurai di alam dan dapat mencemari lingkungan.
Berikut adalah beberapa dampak membuang sampah pembalut sembarangan yang perlu Anda ketahui:
Menyumbat Saluran Air
Apabila membuang sampah pembalut ke kloset atau saluran air lainnya, Anda berisiko menyebabkan penyumbatan. Penyumbatan ini dapat mengganggu aliran air dan menyebabkan banjir atau genangan air.
Selain itu, sampah pembalut juga dapat mengotori pantai dan laut jika terbawa arus. Ini dapat merusak ekosistem laut dan membahayakan hewan-hewan yang hidup di sana.
Menimbulkan Bau Tak Sedap
Sampah pembalut yang menumpuk di tempat sampah atau di lingkungan sekitar dapat menimbulkan bau tak sedap yang mengganggu penciuman. Bau ini berasal dari darah menstruasi yang mengandung zat-zat organik yang mudah membusuk.
Aroma pembalut yang tidak sedap ini juga dapat menarik perhatian hewan-hewan seperti tikus, lalat, atau nyamuk yang dapat menyebarkan penyakit.
Menyebarkan Penyakit
Jika pembalut tidak dibuang dengan benar dapat menjadi sarang bakteri atau kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Beberapa penyakit yang bisa ditularkan melalui sampah pembalut antara lain adalah leptospirosis, hepatitis, tifus, diare, dan infeksi kulit.
Penyakit ini bisa menular melalui udara, air, atau kontak langsung dengan sampah pembalut.
Cara Membuang Sampah Pembalut dengan Benar
Untuk menghindari dampak-dampak buruk di atas, Anda perlu mengetahui cara membuang sampah pembalut dengan benar dan aman.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan:
Membungkus Pembalut Bekas Pakai
Sebelum membuang sampah pembalut ke tempat sampah, Anda harus membungkusnya terlebih dahulu dengan kertas atau plastik.
Plastik bungkus pembalut bisa dimanfaatkan untuk membungkus pembalut yang tersedia jika akan membuangnya. Tujuannya adalah untuk mencegah bau tak sedap dan menjaga kebersihan.
Menggunakan Sarung Tangan
Jika Anda harus mencuci pembalut dahulu sebelum membuangnya, sebaiknya gunakan sarung tangan yang terbuat dari plastik sehingga bisa langsung dibuang.
Hal ini penting dilakukan karena menjaga kebersihan diri adalah yang paling utama.
Memisahkan Tempat Sampah
Anda harus memisahkan tempat sampah pembalut dengan tempat sampah lainnya.
Jangan mencampur sampah pembalut dengan sampah rumah tangga atau organik. Sebaiknya kosongkan tempat sampah setiap dua hari untuk mencegah bau tak sedap dan pelepasan penyakit.
Mencuci Tangan
Setelah membuang sampah pembalut, jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Hal ini bertujuan untuk membersihkan tangan dari kuman atau bakteri yang mungkin menempel saat membuang sampah pembalut.
Setelah mengetahui dampak dari adanya limbah pembalut wanita maka bisa diperhatikan lagi bagaimana cara yang tepat untuk membuang pembalut dengan tepat.
Apabila membuang pembalut sembarangan dan tidak memperhatikan lingkungan maka bisa menjadikan lingkungan tercemar atau bahkan menimbulkan penyakit.
Untuk mengurangi dampak pembalut terhadap lingkungan sebaiknya beralih ke pembalut kain atau cawan menstruasi (menstrual cup) yang lebih ramah lingkungan dan bisa digunakan berulang-ulang.
Penggunaan pembalut kain dan menstrual cup jauh lebih hemat dan menimbulkan sampah. Namun perlu diperhatikan lagi saat membersihkan kedua alat ini agar bisa dipakai dan tidak menimbulkan penyakit.