Kenali Racun dari Tomcat dengan Cermat: Jangan Garuk Agar Tak Makin Buruk

POJOKNULIS.COM - Ulat bulu dianggap sebagai hewan yang sering kita jumpai menjadi salah satu penyebab iritasi kulit yang mengganggu.

Bagaimana jika anda dihadapkan dengan hewan sepanjang kurang dari 1 sentimeter (cm) dengan warna tubuh belang hitam dan oranye? Waspadalah, hewan tersebut adalah tomcat yang bisa mengeluarkan racun jika anda refleks menepuk atau menyapunya.

Tomcat atau dalam istilah ilmiah disebut dengan paederus fuscipes adalah serangga bewujud kumbang yang memiliki racun pederin yang dikatakan racunnya lebih kuat daripada racun kobra venom.

Tomcat sering ditemukan di saluran air atau tempat yang lembap, tetapi bisa juga masuk ke permukiman manusia. Tomcat tidak menggigit atau menyengat, tetapi memiliki zat racun yang sangat kuat di dalam darahnya.

Namun, dalam laporan akhir Asessment Upaya Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Dermatitis Paederus di salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur menyebutkan bahwa tomcat memang mengandung racun yang sama dengan kobra venom, tetapi kadar racunnya tidak sampai membahayakan manusia dan hanya mengakibatkan iritasi kulit.

Menurut studi Tropical Biomedicine, zat racun tersebut adalah cairan hemolim atau racun pederin. Pederin adalah senyawa organik yang termasuk dalam kelompok rotenoid.

Pederin memiliki struktur kimia yang kompleks dan sulit untuk disintesis secara artifisial. Pederin bersifat toksik bagi sel-sel hidup karena dapat menghambat sintesis DNA dan mengganggu pembelahan sel.

Tomcat menyukai tanah lembab yang kaya akan bahan organik dimana ia bisa bertelur dengan kondisi alami yang sesuai. Jadi, aktivitas serangga ini sangat dipengaruhi oleh cahaya pada malam hari dan kadar air pada tanah (Nasir dkk,2012).

Serangga ini gemar hidup dengan kondisi tanah yang lembab. Di Indonesia, tomcat sering ditemukan pada rumah yang terletak di dekat sawah. Hal ini bukan tanpa sebab, tetapi tomcat memang suka tanah yang cukup air.

Selain itu dia adalah hewan yang menyukai cahaya pada malam hari oleh karena itu, rumah yang terletak dekat dengan sawah biasanya menjadi salah satu tempat kegemaran tomcat.

Jika anda merasakan atau menemui iritasi pada pagi hari dan tidak menyadari kapan anda bersentuhan dengan tomcat, jangan bingung.

Hal ini wajar, karena menurut dr. Ago Harlim seorang dokter spesialis kulit dan kelamin menjelaskan bahwa iritasi atau lesi biasanya terlihat pada pagi hari dan karenanya dikenal “wake and see disease” di Nigeria. Gejala juga biasanya muncul dimulai antara 24 dan 48 jam setelah kontak dengan serangga.

Sensasinya bisa muncul gatal dan rasa terbakar pada kulit dan biasanya juga muncul “pola kereta api” dikarenakan hewan tersebut melepaskan racun dengan gerakan menyerupai garis.

Gejala yang timbul akibat paparan pederin biasanya mulai terlihat setelah 1-6 hari. Gejala tersebut antara lain adalah kemerahan, gatal, perih, terbakar, lepuh, nanah, dan dermatitis. Gejala ini bisa bertahan hingga 10 hari atau lebih.

Pederin juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti otot, sendi, mata, atau alat kelamin. Paparan pederin di mata bisa menyebabkan konjungtivitis yang berat.

Berikut beberapa pertolongan pertama jika anda sudah merasakan gejala gejala seperti penjelasan diatas.

  1. Cuci daerah tubuh yang terkena cairan racun maupun bagian yang telah dihinggapi tomcat dengan sabun dan air.
  2. Kompres luka dengan larutan garam. Garam yang mengandung yodium memiliki kemampuan untuk mengobati infeksi kulit ringan.
  3. Oleskan krim seperti Calamine pada daerah yang gatal untuk mengurangi iritasi.
  4. Jangan biarkan luka terkena paparan sinar matahari, karena hal ini bisa membuat bekas iritasi menghitam dan sulit hilang.
  5. Untuk mengurangi rasa gatal dan terbakar, kompres dengan air dingin atau es.
  6. Racun pederin bisa berpindah ke pakaian dan bahan kain lainnya, maka cuci dan ganti kain untuk menghilangkannya.

Jika Anda mengalami iritasi yang disertai nanah dan kondisinya semakin parah, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis dengan berkonsultasi kepada dokter. Tanda-tanda iritasi yang meningkat perlu mendapatkan perhatian profesional agar dapat diidentifikasi penyebabnya dan diobati dengan tepat.

Selain itu, tindakan pencegahan dapat diambil untuk meminimalkan risiko iritasi dan infeksi. Matikan lampu jika tidak digunakan, karena cahaya yang berlebihan dapat mengundang tomcat.

Pastikan ruangan Anda tetap bersih dan terlindungi agar tomcat tidak memilihnya sebagai tempat bertelur. Langkah-langkah sederhana seperti ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang aman dan higienis.

Penting untuk diingat bahwa mengabaikan tanda-tanda iritasi dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut, oleh karena itu, segera periksakan ke dokter untuk diagnosis dan perawatan yang diperlukan.

Dengan tindakan cepat dan perawatan yang tepat, Anda dapat memastikan kesehatan kulit dan lingkungan yang aman di sekitar Anda.

Baca Juga