Sumpil, Kudapan Sejak Zaman Sunan Kalijaga yang Ada di Sokaraja

POJOKNULIS.COM - Sumpil merupakan makanan khas Sokarja yang sudah sulit ditemui dan tidak banyak orang yang tahu. Sumpil terbuat dari beras yang dibungkus dengan daun bambu dan biasa dimakan dengan serundeng. Di Sokaraja, sumpil masih bisa kita jumpai. Salah satu tempat yang masih menjual sumpil yakni di depan MI Ma’arif NU Banjaranyar Sokaraja.

Sumpil terbuat dari beras dan daun bambu. Banyak orang yang tidak tahu mengenai sumpil karena makan tersebut memang sudah sulit untuk ditemukan. Kata sumpil berasal dari nama sebuah hewan sejenis keong yang biasa ditemukan di sungai. Hewan keong tersebut dalam Bahasa jawa disebut dengan sumpil.

Binatang sumpil berbentuk kerucut agak panjang dan berwarna hitam. Karena bentuk makanan sumpil mirip dengan hewan sumpil maka makan ini dinamakan sumpil. Selain itu garis-garis horizontal pada bungkus ketupat sumpil juga mirip dengan garis yang ada pada binatang sumpil.

Sumpil sendiri sudah ada sejak zaman Sunan Kalijaga sekitar tahun 1450 masehi. Bentuk sumpil yang segitiga memiliki arti hubungan antara manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia. Garis segitiga yang mengarah ke atas memiliki arti hubungan antara manusia dengan tuhan (habluminallah) dan garis bawah pada segitiga sumpil menandakan hubungan manusia dengan manusia lainnya (habluminannas).

Proses pembuatan sumpil berawal dari beras dicuci terlebih dahulu hingga bersih lalu ditiriskan. Setelah itu siapkan daun bambu yang sudah dibersihkan dan dibuang ujungnya. Kemudian ambil satu lembar daun bambu dan buat contong pada ujung daun bambu. Setelah buat contong pada ujung daun bambu, isi contong tersebut dengan beras.

Selanjutnya tekuk daun dari sisa membuat contong ke sisi lainya hingga rapat, lakukan hal tersebut hingga daun meililit rapat. Semat dengan lidi pada ujung daun agar saat direbus daun tidak lepas. Lalu siapkan air dalam panci untuk merebus sumpil dan rebus sumpil kurang lebih selama 1, 5 jam.

Setelah matang, langsung angkat sumpil dari panci rebusan dan siram dengan air dingin agar penampilan daun tetap hijau. Sebenarnya proses pembuatan sumpil hampir sama dengan pembuatan ketupat dari daun kelapa hanya yang membedakan saja pada pembungkus dan proses pembungkusnya.

Di Sokaraja, Sumpil bisa dimakan dengan serundeng yaitu olahan dari parutan kelapa yang digoreng hingga kuning kecoklatan dengan ditambah bumbu-bumbu seperti bawang, kunyit, gula merah, dan lain-lain. Namun sekarang sumpil sudah sulit untuk ditemukan hanya di beberapa tempat saja kita dapat menemukan sumpil.

Salah satu tempat yang dari dulu hingga sekarang masih menjual sumpil ada di depan MI Ma’arif NU Banjaranyar. Di sana, kita dapat menu sumpil makanan khas Sokaraja ynag di jual oleh mbah Sutini.

Mbah Sutini sudah menjual sumpil selama 40 tahun lebih. Sumpil yang dijual oleh mbah Sutini diberi harga Rp 5000 untuk satu plastik berisi sekitar 10 buah sumpil dan sudah termasuk dengan serundeng. Selain dengan serundeng, sumpil juga biasa dimakan dengan gorengan seperti bakwan, mendoan, dan juga tahu atau kerupuk. (*)

Baca Juga
Tentang Penulis