7 Cara Pengolahan Makanan yang Salah Hingga Membuat Makanan Menjadi Tidak Sehat

POJOKNULIS.COM - Mengolah makanan tentunya menjadi sebuah upaya kita untuk bisa mengkonsumsi makanan dengan baik agar layak dimakan.

Selain itu, memasak juga membuat makanan lebih sehat dan membunuh kuman yang menempel pada bahan makanan.

Memasak akan menjadi kegiatan yang menyenangkan sekaligus bermanfaat bagi kesehatan. Dengan memasak sendiri, kita bisa mengontrol bahan, bumbu, dan cara memasak yang sesuai dengan selera dan kebutuhan tubuh kita.

Namun, tanpa disadari, kita mungkin sering melakukan kesalahan-kesalahan saat memasak yang justru membuat makanan menjadi tidak sehat.

Apa saja kesalahan-kesalahan tersebut? Berikut ini adalah 7 kesalahan saat memasak makanan yang harus dihindari agar makanan tetap sehat dan bergizi.

Menggunakan minyak goreng berulang kali

menggunakan-minyak-goreng-bekas.jpg.webp

Minyak goreng adalah salah satu bahan yang sering digunakan saat memasak, terutama untuk menggoreng.

Namun, jika kita menggunakan minyak goreng berulang kali, maka minyak tersebut akan mengalami oksidasi dan degradasi, yang menghasilkan senyawa berbahaya seperti asam lemak trans, aldehida, dan hidrokarbon polisiklik aromatik.

Senyawa-senyawa ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, diabetes, dan obesitas. Oleh karena itu, sebaiknya kita menggunakan minyak goreng sekali pakai saja, atau mengganti minyak goreng setelah digunakan tiga kali.

Memotong daging setelah dimasak

Sumber protein hewani yang baik untuk tubuh dan banyak peminatnya ialah daging. Namun, jika kita memotong daging setelah dimasak, maka kita akan kehilangan banyak nutrisi penting seperti vitamin B12, zat besi, dan seng.

Oleh karena itu, sebaiknya kita memotong daging sebelum dimasak, atau menunggu beberapa menit setelah daging matang sebelum memotongnya.

Mencuci beras terlalu banyak

Beras sebagai salah satu makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Namun, banyak orang yang mencuci beras terlalu banyak sebelum memasaknya.

Padahal, mencuci beras terlalu banyak dapat menghilangkan nutrisi seperti vitamin B1 (tiamin), vitamin B6 (piridoksin), folat, dan mineral.

Vitamin B1 dan B6 penting untuk metabolisme energi dan fungsi saraf, sedangkan folat penting untuk pembentukan sel darah merah dan pencegahan cacat lahir.

Untuk menghindari kehilangan nutrisi ini, sebaiknya kita mencuci beras hanya sekali atau dua kali saja dengan air bersih.

Mengupas kulit buah dan sayur terlalu banyak

Buah dan sayur juga menjadi sumber serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang baik untuk tubuh. Namun, banyak orang yang mengupas kulit buah dan sayur terlalu banyak sebelum mengonsumsinya.

Padahal, kulit buah dan sayur justru mengandung banyak nutrisi yang tidak terdapat pada bagian dalamnya.

Misalnya, kulit apel mengandung pektin yang baik untuk pencernaan, kulit jeruk mengandung flavonoid yang baik untuk kesehatan jantung, dan kulit wortel mengandung beta karoten yang baik untuk penglihatan.

Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak mengupas kulit buah dan sayur terlalu banyak, atau bahkan lebih baik jika kita mengonsumsinya dengan kulitnya asalkan sudah dicuci bersih.

Memasukkan bumbu terlalu awal atau terlalu akhir

memberi-bumbu-terlalu-banyak.jpg.webp

Salah satu faktor yang menentukan rasa dan aroma dari makanan ialah bumbu. Namun, jika kita memasukkan bumbu terlalu awal atau terlalu akhir saat memasak, maka kita akan merusak kualitas bumbu tersebut.

Bumbu yang dimasukkan terlalu awal akan kehilangan rasa dan aroma karena terlalu lama terpapar panas, sedangkan bumbu yang dimasukkan terlalu akhir akan membuat makanan menjadi terlalu asin, pedas, atau pahit.

Oleh karena itu, sebaiknya kita memasukkan bumbu pada waktu yang tepat sesuai dengan jenis dan cara memasaknya.

Misalnya, bawang putih sebaiknya dimasukkan setelah bawang bombay karena bawang putih lebih mudah gosong, sedangkan garam sebaiknya dimasukkan secara bertahap dan dicicipi agar tidak berlebihan.

Menggunakan api terlalu besar atau terlalu kecil

Faktor yang menentukan kematangan dan tekstur dari makanan terletak pada api untuk memasak. Jika kita menggunakan api terlalu besar atau terlalu kecil saat memasak, maka kita akan merusak kualitas makanan tersebut.

Api terlalu besar akan membuat makanan menjadi gosong di luar tetapi mentah di dalam, sedangkan api terlalu kecil akan membuat makanan menjadi lembek dan hambar.

Oleh karena itu, sebaiknya kita menggunakan api yang sesuai dengan jenis dan cara memasaknya.

Misalnya, untuk menggoreng makanan yang tebal seperti daging atau ayam, sebaiknya menggunakan api sedang agar makanan matang merata, sedangkan untuk merebus atau mengukus makanan yang lunak seperti sayur atau buah, sebaiknya menggunakan api kecil agar makanan tidak hancur.

Tidak membersihkan peralatan masak dengan baik

Peralatan masak menjadi hal yang penting untuk mendukung kegiatan memasak. Apabila kita tidak membersihkan peralatan masak dengan baik setelah digunakan, maka kita akan menimbulkan risiko kontaminasi dan infeksi pada makanan.

Peralatan masak yang kotor dapat menjadi sarang bakteri, jamur, dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit seperti diare, keracunan makanan, atau infeksi saluran pencernaan.

Oleh karena itu, sebaiknya kita membersihkan peralatan masak dengan baik setelah digunakan dengan cara mencuci, menyikat, dan mengeringkannya.

Jika perlu, kita juga dapat mendisinfeksi peralatan masak dengan cara merebus atau menyemprotkannya dengan cairan antiseptik.

Baca Juga