POJOKNULIS.COM - Batik merupakan warisan yang telah diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO. Pengakuaan tersebut membuat batik semakin diakui di kanca dunia. Selain itu, melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 pada tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.
Batik memiliki berbagai motif yang beragam dari berbagai daerah di Indonesia. Salah satu batik yang memiliki keragaman akan motifnya ialah Batik Sokaraja. Awal mulai adanya batik Sokaraja dikenal sejak tahun 1830, dari pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro setelah perang Jawa.
Salah satu tokoh yang mengembangkan batik celup di Sokaraja Najendra dan pada akhirnya memunculkan banyak pengrajin batik di Sokaraja. Sentra batik yang populer di Sokaraja terletak di daerah Masjid Besar Baitul Mumin yang sering disebut daerah Kauman Sokaraja.
Salah satu tempat produksi batik yang ada di Sokaraja yang tak kalah terkenal adalah Rumah Batik I’ah. Lokasinya berada di Desa Sokaraja Kulon RT 03 RW 06, Kecamatan Sokaraja. Rumah Batik I'ah adalah perusahaan yang memproduksi dan menjual kain batik.
Penamaan Batik I’ah diambil dari nama Ibu Nur I’ah selaku pemilik perusahaan. Awal mula menggeluti usaha ini sejak tahun 2010 untuk meneruskan usaha dari Ibu beliau.
Pembuatan batik dilakukan dengan 2 teknik yaitu teknik tulis dan kombinasi, dengan desain batik yang selalu mengikuti selera dari pasar. Batik tulis merupakan batik yang proses pembuatannya dikerjakan secara manual, satu per satu dengan canting, lilin malam, kain dan perwarna.
Teknik ini memerlukan ekstra kehati-hatian dalam pengerjaannya. Sedangkan teknik batik kombinasi merupakan perpaduan dari batik tulis dan cetak.
“Selain itu batik sokaraja juga memiliki ciri khas motif yang berbeda dengan baik lainnya yaitu cenderung tumbuhan dan hewan, dengan pewarnaan coklat seperti warna tanah yang menggambarkan sebagai lingkup pertanian” kata Ibu I'ah.
Soal harga dari tiap batik itu beragaman tidak memiliki standar, karena memiliki kerumitannya, motifnya, pewarnaannya dan kain yang berbeda. Harga dari batik tulis berkisar Rp. 500.000, dan harga batik kombinasi berkisar Rp. 125.000 - Rp. 150.000.
“Saat ini, Batik I’ah memiliki target memproduksi batik tulis dengan estimasi pengerjaan satu bulan berkisar 15 potong dengan 5 orang karyawan. Sedangkan untuk produksi batik kombinasi dapat bekerja sama dengan pengrajin lainnya dan terkadang memiliki pesanan yang banyak dan membengkak dalam sebulan sehingga tidak dapat ditarget” ujar Ibu I'ah.
Tidak hanya melakukan penjualan secara offline, tak jarang Batik Iah juga sering mengikuti berbagai pameran event. Namun di segi pemasaran memang masih mempunyai kendala, salah satunya melalui online seperti penjulan di Instagram dan Shopee.
“Sebenarnya sudah terdaftar di Shoppe, karena membutuhkan admin dan repot serta masih minimnya pemahaman kami di IT jadi susah dijangkau, kadang kala ada orang lain yang membantu penjualan di Instagram” kata Ibu I'ah.(*)