POJOKNULIS.COM - Media Sosial, semua orang hampir memilikinya. Baik anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua kebanyakan sudah sangat akrab dengan media sosial. Media sosial digemari hampir semua kalangan.
Bahkan, setiap kali bangun tidur dan akan tidur lagi kebanyakan orang selalu melihat gadgetnya untuk memantau akun media sosial miliknya. Mereka melihat perkembangan apa yang terjadi sekarang melalui media sosial.
Semua itu tidak salah dikarenakan pada dasarnya media sosial acapkali membagikan konten yang bernilai positif dan baik bagi penggunanya. Konten yang positif cenderung diminati dan bermanfaat bagi penggunanya.
Dimana banyak terdapat info kesehatan, makanan, ceramah agama, perkembangan politik terkini dan lain sebagainya.
Akan tetapi, ternyata penggunaan media sosial yang berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan orang, terutama kesehatan mentalnya.
Pengaruh buruk apa yang bisa ditimbulkan?
Pertama, pengguna media sosial mulai membanding-bandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang yang dilihatnya dimedia sosial.
Seolah kehidupan mereka tampak sangat bahagia dan sempurna. Hal ini memuat pengguna media sosial yang lain merasa insecure dengan diri sendiri.
Mereka merasa hidupnya kalah jauh jika dibandingkan oleh orang yang dilihatnya dimedia sosial. Dan mereka malah merasa hidupnya tidak bahagia karena tidak seperti tampilan yang mereka lihat dimedia sosial.
Kedua, adanya media sosial membuat banyak orang kerap selalu membagi-bagikan kehidupan pribadinya agar terlihat banyak orang.
Hingga ia selalu memamerkan apa yang baru saja ia dapatkan, prestasi yang diraih, atau kendaraan yang baru saja dibelinya atau lebih ekstrem lagi selalu memamerkan kemesraan bersama pasangan.
Hal ini tentu menimbulkan efek yang tidak baik, baik itu bagi orang yang melihatnya ataupun orang yang memamerkannya.
Bagi pengguna aktif media sosial ia menjadi orang yang haus akan pujian sedangkan bagi pengguna lainnya bisa menimbulkan penyakit iri dan dengki yang tentunya tidak baik bagi dirinya sendiri.
Ketiga, pengguna media sosial yang terlalu berlebihan memamerkan kehidupannya kerap kali menjadi korban bullying dan ini tentu tidak baik bagi dirinya sendiri.
Bullying membuat penderitanya mengalami trauma dan merasa rendah diri. Bahkan dirinya kerap merasa tidak berharga dan mempercayai komentar buruk tentangnya.
Hal ini tentu sangat berpengaruh pada kesehatan mentalnya.
Penggunaan media sosial itu tidak dilarang. Hanya penggunaannya diharapkan lebih bijak dan dibatasi. Diperlukan adanya pembatasan waktu dalam penggunaan media sosial agar tidak berlebihan.
Hal ini karena kehidupan dimedia sosial itu hanyalah dunia maya yang mana orang bisa menampilkan keadaan yang tidak sebenarnya terjadi pada dirinya.
Banyak media sosial digunakan dengan tujuan menampilkan kehidupan seseorang yang berpura-pura bahagia dan bahkan ada yang menampilkan kebahagiaan padahal ia sedang dirundung kesedihan.
Maka dari itu, hendaknya setiap orang pengguna media sosial tidak perlu langsung mempercayai apa saja yang dilihatnya dimedia sosial.
Hal ini dikarenakan tidak mungkin pengguna media sosial membagikan kesusahan yang dialaminya dalam hidup. Tentu, ia akan memilih konten yang menarik untuk dibagikan dimedia sosial miliknya.
Alangkah baiknya, penggunaan media sosial pada sesuatu yang bermanfaat.
Seperti membagikan konten-konten yang positif, yang mana bermanfaat bagi orang banyak, mengikuti konten-konten positif yang memotivasi dan membatasi diri untuk melihat ataupun mengikuti konten-konten negatif yang tidak bermanfaat.
Apalagi untuk melihat konten yang hanya bertujuan untuk memamerkan apa yang mereka punya. Penggunaan media sosial dengan bijak tidak hanya berdampak baik bagi kesehatan.
Namun juga bisa mengubah mindset seseorang untuk selalu berpikir positif, jika ia cenderung lebih banyak mengikuti konten yang bernuansa positif dan baik untuk kehidupannya.
Maka dari itu, bijaklah menggunakan media sosial!