Perkembangan Trend Bahasa Gaul yang Tercipta dari Media Sosial

POJOKNULIS.COM - Perkembangan teknologi yang semakin pesat sangat berpengaruh besar terhadap perubahan sosial. Terutama pada teknologi informasi digital yang sekarang ini bisa disebut sebagai kebutuhan pokok manusia.

Kenapa bisa disebut sebagai kebutuhan pokok? Karena setiap detik atau menitnya banyak berita-berita yang dapat di akses dengan praktis dan cepat.

Berita atau informasi tersebut bisa di dapatkan melalui teknologi informasi digital yang biasa kita sebut sebagai media sosial. Media sosial ini merupakan sebuah wadah untuk mengemas suatu berita atau informasi yang nantinya akan di sajikan bisa untuk khalayak umum atau bisa juga hanya untuk orang-orang terpilih yang dapat melihat informasi tersebut.

Di dalam Media sosial kita dapat mengemas sebuah berita dengan cara membuat video, foto, atau bahkan hanya sebuah tulisan. Bahkan ada sebuah fitur yang dapat di gunakan untuk mengkritik postingan yang di unggah yaitu fitur komentar.

Konsumen berita dapat dengan bebas menilai konten-konten yang di sajikan tetapi dengan memperhatikan nilai sopan dan santun. Akan tetapi tak jarang netizen memberikan komentar yg menusuk di hati.

Disisi lain komentar yang bersifat negatif bisa di jadikan sebuah motivasi untuk bangkit dari keterpurukan, bahkan bisa di jadikan saran terhadap perilaku kita dalam membuat sebuah konten.

Dari konten-konten yang ada menimbulkan sebuah perubahan sosial seperti perubahan dalam penggunaan bahasa.

Bahasa menjadi satu unsur yang di gunakan oleh individu atau kelompok masyarakat untuk berkomunikasi. Bahasa bisa di gunakan untuk melihat sisi pribadi dari individu atau kelompok masyarakat.

Penggunaan bahasa yang baik menunjukkan bahwa individu memiliki latar belakang yang terstruktur, sedangkan yang menggunakan bahasa tidak sesuai dengan kaidah menandakan bahwa individu kurang mendapatkan edukasi tentang bahasa.

Penempatan penggunaan bahasa sangatlah penting. Ketika kita sedang dalam situasi formal maka gunakanlah bahasa yang dapat menimbulkan kesan sopan.

Dan sebaliknya, ketika sedang dalam kondisi santai bisa menggunakan bahasa yang tidak terlalu baku, tetapi bukan berarti menggunakan bahasa yang kurang sopan.

Seiring dengan berkembangnya zaman, selain teknologi yang terus mengalami perkembangan, bahasa pun ikut mengalami perkembangan.

Di media sosial sekarang ini kemunculan bahasa-bahasa baru atau biasa disebut dengan bahasa gaul sedang marak terjadi.

Salah satunya dalam aplikasi tiktok, banyak sekali bahasa gaul yang bermunculan. Baik itu di dalam konten yang berbentuk video atau foto, atau bisa juga bahasa gaul tersebut di tunjukan di sebuah kolom komentar, yang biasanya untuk mengomentari suatu postingan.

Bahasa gaul itu bisa muncul karena suatu singkatan dari kalimat aslinya, atau bisa juga di ambil dari bahasa asing lalu disingkat agar lebih praktis dalam pengucapannya. Salah satu contoh bahasa gaul yang sedang viral di tiktok yaitu “FOMO”.

FOMO merupakan kata singkatan yang di ambil dari bahasa inggris yang memiliki kepanjangan “Fear Of Missing Out” yang dalam bahasa indonesia di artikan sebagai “Takut Ketinggalan”.

Takut tertinggal disini memiliki arti tertingal informasi yang sedang viral di media sosial. Biasanya kata fomo muncul di tiktok ketika ada selebgram atau content creator yang membuat postingan yang selalu mengikuti trend agar masyarakat yang mengonsumsi konten tersebut menganggap si pembuat konten ini selalu update atau selalu mengikuti apa saja yang terjadi di tiktok.

Contoh simpelnya, ada seorang selebgram yang membuat konten kue love atau hati yang di tusuk lalu mengeluarkan cairan merah seperti darah. Hal ini terinspirasi dari video clip lagu Blank Space yang di nyanyikan oleh Taylor Swift.

Contoh di atas ketika selebgram hanya mengikuti satu trend yang viral belum bisa di sebut fomo. Tetapi ketika selebgram selalu mengikuti semua trend yang sedang viral baru bisa disebut bahwa selebgram tersebut fomo.

Sifat fomo tersebut bisa di maknai sebagai suatu hal yang negatif bisa juga sebagai suatu hal yang positif.

Fomo ini dapat disebut negatif ketika sifat ini sudah menganggu orang lain. Selain itu trend-trend yang di ikuti pun dapat menjadi penilaian apakah fomonya itu negatif atau positif. Ketika ia mengikuti trend yang negatif maka fomo nya itu negatif dan sebaliknya.

Tidak sedikit pengguna tiktok yang menggunakan kata fomo. Bahkan ada yang membuat parodi tentang sifat fomo. Seakan-akan konten yang di buat memperagakan bagaimana orang yang memiliki sifat fomo.

Hal ini sangat berpengaruh pada ragam bahasa. Semakin banyak kata yang tercipta, bisa membuat individu atau kelompok masyarakat kebingungan dalam menentukan kata yang akan dia ucapkan.

Memang praktis dalam penyampaiannya, tetapi jika tidak digunakan dengan bijak maka akan menimbulkan hal buruk. Hal buruk yang biasanya terjadi lunturnya bahasa nasional atau bahasa negara.

Sangat sulit sekarang ini melestarikan bahasa-bahasa baku atau bahasa daerah. Sudah banyak percampuran bahasa antara bahasa nasional, bahasa baku dan bahasa gaul. Hal tersebut dapat sangat mempengaruhi perubahan sosial.

Baca Juga