POJOKNULIS.COM - Wawancara kerja adalah salah satu tahap yang menentukan apakah Anda akan diterima atau tidak di suatu perusahaan.
Selain kualifikasi, pengalaman, dan kemampuan Anda, ada hal lain yang juga dinilai oleh pewawancara, yaitu bahasa tubuh Anda. Bahasa tubuh adalah komunikasi non-verbal yang mencerminkan sikap, emosi, dan kepribadian Anda.
Bahasa tubuh yang baik akan membuat Anda terlihat percaya diri, antusias, dan profesional. Sebaliknya, bahasa tubuh yang buruk akan membuat Anda terlihat tidak siap, gugup, dan tidak tertarik.
Oleh karena itu, Anda harus menghindari kesalahan-kesalahan bahasa tubuh yang bisa merusak kesan pertama Anda di depan pewawancara.
Berikut adalah beberapa kesalahan umum bahasa tubuh dalam wawancara kerja dan langkah-langkah mengatasinya:
1. Berjabat tangan terlalu lemah atau terlalu keras
Jabat tangan adalah salah satu bentuk salam yang paling umum digunakan dalam wawancara kerja.
Jabat tangan yang baik akan menunjukkan rasa hormat, kehangatan, dan profesionalisme. Namun, banyak orang yang tidak menyadari bahwa jabat tangan mereka terlalu lemah atau terlalu keras.
Jabat tangan yang terlalu lemah akan membuat Anda terlihat tidak bersemangat, tidak percaya diri, dan tidak sopan. Jabat tangan yang terlalu keras akan membuat Anda terlihat agresif, dominan, dan tidak menghargai.
Kedua jenis jabat tangan ini bisa menimbulkan kesan negatif bagi pewawancara.
Langkah-langkah mengatasinya:
Latihlah jabat tangan Anda dengan teman atau keluarga sebelum wawancara. Cari tahu apakah jabat tangan Anda terlalu lemah atau terlalu keras, dan minta masukan untuk memperbaikinya.
Saat berjabat tangan dengan pewawancara, usahakan untuk menggunakan genggaman yang penuh, tekanan yang mantap, dan gerakan yang singkat. Jangan mengepal atau menggosok tangan pewawancara.
Buatlah kontak mata dan senyum saat berjabat tangan dengan pewawancara. Ucapkan salam yang sopan dan ramah, seperti "Selamat pagi" atau "Senang bertemu dengan Anda".
2. Tangan terlipat
Tangan terlipat adalah salah satu gerakan bahasa tubuh yang sering dilakukan oleh orang-orang yang merasa gugup, defensif, atau negatif.
Tangan terlipat menunjukkan bahwa Anda menutup diri dari pewawancara dan tidak mau berkomunikasi dengan baik.
Tangan terlipat juga bisa menunjukkan bahwa Anda tidak percaya diri atau tidak yakin dengan apa yang Anda katakan.
Langkah-langkah mengatasinya:
Relaksasikan tubuh dan pikiran Anda sebelum wawancara. Tarik napas dalam-dalam dan buang perlahan-lahan. Pikirkan hal-hal positif yang bisa membuat Anda lebih tenang dan optimis.
Saat wawancara, jaga agar tangan Anda tetap terbuka dan menghadap ke atas. Ini menunjukkan bahwa Anda jujur, tertarik, dan kooperatif dengan pewawancara.
Gunakanlah tangan Anda untuk mendukung apa yang Anda katakan. Misalnya, Anda bisa menunjuk ke arah resume Anda saat menjelaskan pengalaman kerja Anda, atau menggunakan isyarat tangan untuk menekankan poin-poin penting.
3. Tidak ada kontak mata atau kontak mata yang berlebihan
Kontak mata adalah salah satu elemen penting dalam komunikasi non-verbal. Kontak mata yang baik akan menunjukkan bahwa Anda mendengarkan, memperhatikan, dan menghormati pewawancara.
Namun, banyak orang yang tidak bisa mengatur kontak mata dengan baik saat wawancara. Ada yang tidak mau menatap mata pewawancara sama sekali, ada yang menatap terlalu lama atau terlalu sering.
Tidak ada kontak mata akan membuat Anda terlihat tidak peduli, tidak sopan, atau tidak dapat dipercaya. Kontak mata yang berlebihan akan membuat Anda terlihat menantang, mengganggu, atau tidak nyaman.
Langkah-langkah mengatasinya:
Latihlah kontak mata Anda dengan teman atau keluarga sebelum wawancara. Cari tahu apakah Anda cenderung menghindari atau menatap mata orang lain, dan minta masukan untuk memperbaikinya.
Saat wawancara, usahakan untuk menjaga kontak mata dengan pewawancara sekitar 60-70 persen dari waktu.
Ini berarti bahwa Anda harus menatap mata pewawancara saat dia berbicara atau saat Anda menjawab pertanyaan, dan memalingkan pandangan sesekali saat dia mendengarkan atau saat Anda berpikir.
Jangan menatap mata pewawancara terlalu lama atau terlalu sering. Ini bisa membuat pewawancara merasa tidak nyaman atau tersinggung.
Cobalah untuk beralih pandangan ke arah hidung, dahi, atau bahu pewawancara sesekali.
4. Anggukan yang berlebihan
Anggukan adalah salah satu gerakan bahasa tubuh yang menunjukkan bahwa Anda setuju, mengerti, atau tertarik dengan apa yang dikatakan oleh pewawancara.
Anggukan yang tepat akan membuat Anda terlihat sopan, antusias, dan kooperatif. Namun, banyak orang yang tidak menyadari bahwa anggukan mereka terlalu berlebihan atau tidak sesuai dengan konteks. Anggukan yang berlebihan akan membuat Anda terlihat tidak tulus, tidak kritis, atau tidak fokus.
Langkah-langkah mengatasinya:
Sadarilah frekuensi dan intensitas anggukan Anda saat wawancara. Jangan mengangguk setiap kali pewawancara berbicara atau setiap kali Anda mendengar sesuatu yang Anda sukai. Ini bisa membuat Anda terlihat seperti boneka angguk.
Gunakanlah anggukan dengan bijak dan sesuai dengan situasi. Angguklah saat pewawancara menyampaikan informasi penting, bertanya sesuatu kepada Anda, atau memberi pujian kepada Anda. Jangan mengangguk saat pewawancara menyampaikan hal-hal negatif, kritik, atau keluhan.
Variasikanlah anggukan Anda dengan gerakan bahasa tubuh lainnya. Misalnya, Anda bisa mengangkat alis, tersenyum, menggelengkan kepala, atau memberi komentar verbal saat mendengarkan pewawancara.
5. Ekspresi wajah yang datar
Ekspresi wajah adalah salah satu aspek bahasa tubuh yang paling mudah dilihat dan diinterpretasikan oleh orang lain. Ekspresi wajah yang baik akan menunjukkan emosi dan sikap Anda terhadap pewawancara dan topik pembicaraan.
Namun, banyak orang yang tidak bisa menunjukkan ekspresi wajah yang sesuai saat wawancara. Ada yang terlihat datar, bosan, marah, atau takut tanpa sadar. Ekspresi wajah yang datar akan membuat Anda terlihat tidak bersemangat, tidak peduli, atau tidak kompeten.
Langkah-langkah mengatasinya:
Relaksasikan otot-otot wajah Anda sebelum wawancara. Lakukan beberapa gerakan seperti mengernyitkan dahi, mengerutkan hidung, menyeringai, atau menguap untuk melepaskan ketegangan di wajah Anda.
Saat wawancara, usahakan untuk menunjukkan ekspresi wajah yang sesuai dengan situasi dan emosi Anda. Misalnya, tersenyumlah saat menyapa pewawancara, tunjukkan rasa heran saat mendengar hal-hal baru, tunjukkan rasa hormat saat mendengar hal-hal penting.
Hindari ekspresi wajah yang negatif seperti cemberut, mengerutkan kening, atau menunjukkan ketakutan. Ini bisa membuat pewawancara meragukan kemampuan atau motivasi Anda.
Itulah beberapa kesalahan bahasa tubuh yang sering terjadi baik disadari maupun tidak oleh para pelamar kerja.
Dengan mengikuti langkah-langkah dan saran yang dijelaskan di atas, Anda dapat mengatasi kesalahan umum bahasa tubuh dalam wawancara kerja dan meningkatkan kemampuan komunikasi nonverbal Anda secara signifikan.
Ingatlah bahwa bahasa tubuh adalah alat yang kuat, dan ketika digunakan dengan bijaksana, ia dapat membantu Anda mencapai kesuksesan dalam mencari pekerjaan yang diinginkan.