POJOKNULIS.COM - Penyakit yang cukup serius tidak hanya menimpa orang dewasa tetapi juga menyerang balita. Seperti halnya dengan penyakit stunting dan juga gizi buruk yang menghambat proses tumbuh kembang anak.
Namun, stunting dan gizi buruk merupakan dua jenis penyakit yang berbeda dimana untuk stunting adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan tubuh yang lebih pendek dari standar usianya.
Sedangkan untuk gizi buruk adalah kondisi di mana anak mengalami kekurangan atau kelebihan asupan gizi dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Stunting sendiri bisa disebabkan karena kekurangan asupan gizi sejak bayi masih di dalam kandungan. Ibu hamil yang tidak mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan dapat menyebabkan bayi mengalami pertumbuhan yang terhambat, baik secara fisik maupun mental.
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti rendahnya pengetahuan tentang gizi, kurangnya akses terhadap makanan bergizi, atau adanya penyakit atau infeksi yang mengganggu penyerapan nutrisi.
Oleh karena itu, ibu hamil perlu mendapatkan asupan gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuhnya dan janinnya .
Stunting juga dapat mempengaruhi perkembangan otak, kekebalan tubuh, dan metabolisme anak. Anak yang mengalami stunting berisiko mengalami gangguan kognitif, infeksi, dan penyakit kronis di kemudian hari.
Lain halnya dengan gizi buruk yakni dapat menyebabkan berat badan anak turun atau naik secara drastis, kulit kering, lemak berkurang, otot mengecil, dan perut buncit.
Gizi buruk dapat dipicu oleh faktor-faktor seperti penyakit, infeksi, kurangnya akses terhadap makanan bergizi, atau pola makan yang tidak seimbang.
Anak yang mengalami gizi buruk ini tidak mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Gizi buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pertumbuhan, penurunan daya tahan tubuh, dan penyakit kronis.
Penyebab gizi buruk bisa bermacam-macam, antara lain:
- Pola makan yang tidak tepat, misalnya mengonsumsi makanan yang kurang bervariasi, seimbang, dan bergizi. Hal ini bisa disebabkan oleh rendahnya pengetahuan tentang gizi, kurangnya keterampilan memasak, atau preferensi pangan yang tidak sehat.
- Faktor ekonomi, misalnya kemiskinan, krisis pangan, atau bencana alam. Hal ini bisa menyebabkan sulitnya mendapatkan akses terhadap makanan yang cukup dan berkualitas.
- Kondisi kesehatan fisik, misalnya penyakit atau infeksi yang mengganggu penyerapan nutrisi, seperti TBC, anemia, penyakit jantung bawaan, infeksi kronis, atau sindrom malabsorbsi. Hal ini bisa menyebabkan kehilangan nafsu makan, diare berkepanjangan, atau pembengkakan pada tubuh.
- Kondisi kesehatan mental, misalnya depresi, gangguan makan, atau stres. Hal ini bisa menyebabkan perubahan pola makan, kurangnya motivasi untuk menjaga kesehatan diri, atau gangguan hormon yang mempengaruhi metabolisme.
Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk
Dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa stunting dan gizi buruk memiliki beberapa perbedaan, yaitu:
- Stunting terjadi karena kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama, sedangkan gizi buruk terjadi karena kekurangan atau kelebihan asupan gizi dalam jangka waktu yang singkat.
- Stunting mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan otak anak, sedangkan gizi buruk mempengaruhi berat badan dan kondisi fisik anak.
- Stunting memiliki dampak jangka panjang yang sulit dikoreksi, sedangkan gizi buruk memiliki dampak jangka pendek yang dapat diperbaiki dengan intervensi gizi.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan masyarakat untuk mengetahui perbedaan stunting dan gizi buruk, serta cara mencegah dan mengatasinya.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah memberikan ASI eksklusif kepada bayi hingga usia enam bulan, dan melanjutkan pemberian ASI hingga usia dua tahun atau lebih.
Selain itu orang tua terutama ibu harus memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bervariasi, seimbang, dan sesuai dengan kebutuhan gizi anak mulai usia enam bulan.
Tak hanya itu, berikan suplemen zat besi, vitamin A, dan yodium kepada anak sesuai dengan anjuran dokter atau petugas kesehatan. Dan jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan makanan untuk mencegah penyakit dan infeksi.
Upaya lain yang bisa dilakukan yakni dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan imunisasi lengkap kepada anak. Untuk mencegah dan mengatasi stunting dan gizi buruk, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, masyarakat, keluarga, dan individu.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah memberikan asupan gizi yang seimbang dan bervariasi sejak hamil hingga usia dua tahun (1000 hari pertama kehidupan), memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan dilanjutkan dengan MP-ASI yang sesuai, menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri, mengimunisasi anak secara rutin, serta melakukan deteksi dini dan penanganan stunting dan gizi buruk.