POJOKNULIS.COM - Pengangguran menjadi masalah yang krusial dialami oleh berbagai negara di dunia, termasuk Negara Republik Indonesia. Pemerintah dari tahun ke tahun terus berupaya untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia dengan berbagai macam upaya yang dilakukan.
Banyak sekali upaya pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran, seperti adanya program peningkatan kualitas tenaga kerja, tambah proyek magang untuk calon tenaga kerja, program transmigrasi, peningkatan investasi dan upaya lainnya yang berkaitan dengan ekonomi dan ketenagakerjaan.
Badan Pusat Statistik (BPS), telah menayangkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia yang mencapai persentase 5,86 persen pada Agustus 2022. Presentasi yang ditampilkan itu setara dengan 8,42 juta orang yang masih menganggur di Indonesia.
Jika ditelisik kembali, persentase tersebut mengalami kenaikan dari sebelumnya di bulan Februari 2022 dari 8,42 juta orang pengangguran. Melihat peningkatan tersebut jangan langsung beranggapan bahwa itu adalah hal yang sangat buruk.
Kendati angka pengangguran terbilang banyak, namun jumlah warga yang sudah bekerja ternyata mengalami peningkatan. Angka orang yang sudah memiliki pekerjaan per Agustus 2022 menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) berjumlah 143,72 juta orang. Meningkat dari Agustus 2021 sebanyak 3,57 juta orang.
Kondisi Perekonomian Global
International Monetary Fund (IMF) merilis sebuah laporan pemetaan pertumbuhan ekonomi dunia dalam World Economic Outlook pada Oktober 2022 lalu. Laporan tersebut merangkum pertumbuhan ekonomi, inflasi, deflasi, sampai pada tingkat pengangguran di seluruh dunia.
Saat ini, banyak sekali peristiwa dan fenomena global yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di setiap negara dunia. Seperti serangan wabah Covid-19 yang melanda setiap negara, invasi Rusia ke Ukraina, krisis biaya hidup, problematika financial sangat mempengaruhi ekonomi dunia.
Dalam situs resmi Kementerian Keuangan Republik Indonesia, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah perubahan sektor ekonomi yang menuju ke arah yang lebih baik dalam periode tertentu.
Dalam World Economic Outlook, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan terus melambat sebesar 2,7 persen pada tahun 2023 dari sebelumnya perlambatan ekonomi sebesar 3,2 persen.
Sedangkan tingkat inflasi global akan menginjak pada titik penurunan dari 8,8 persen di tahun 2022 menjadi 6,5 persen pada tahun 2023. Jika situasi global terus membaik, maka nilai inflasi di tahun berikutnya juga akan terus menurun menjadi 4,1 persen.
Prediksi Tingkat Pengangguran di Indonesia
Menurut data yang ditetapkan IMF pada pemetaan Visual Capitalist, Afrika Selatan diproyeksikan memiliki tingkat pengangguran yang paling tinggi di dunia dibandingkan dengan negara lain mencapai 35,6 persen pada tahun 2023.
Menurut Departemen Statistika Afrika Selatan, data tersebut mengalami peningkatan. Pada tahun 2022, Afrika Selatan memiliki tingkat pengangguran 32,7 persen atau 7,8 juta orang.
Sedangkan negara yang memiliki tingkat pengangguran terendah menurut IMF adalah Thailand. Data trading Economic memaparkan Thailand memiliki tingkat pengangguran 1,5 persen atau sama dengan 491.410 orang.
Sementara itu, Negara Indonesia menempati urutan ke 59 dari 100 negara yang termasuk dalam laporan IMF tentang tingkat pengangguran negara dunia. Indonesia diprediksi mencapai angka 5,3 persen pada tahun 2023. Angka tersebut mengalami penurunan dari BPS sejumlah 5,86 persen pada tahun 2022.
Artinya ada disekitar 8,42 juta orang penduduk Indonesia mengalami pengangguran atau sedang mencari pekerjaan. Sedang dalam urutan negara di Asean, Indonesia menempati posisi ke 5 dengan tingkat pengangguran yang rendah di bawah Thailand, Singapura, Vietnam dan Malaysia.
Demikianlah laporan tentang tingkat pengangguran di Indonesia jika dihadapkan pada negara-negara dunia. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda. (*)