Lestarikan Batik Sebagai Ikon Sokaraja

POJOKNULIS.COM - Dalam melestarikan Batik Sokaraja, diperlukan adanya dukungan dari pemerintah Kabupaten Banyumas, dan juga kesadaran dari masyarakat terkait pentingnya pelestarian aset daerah yang satu ini.

Dimasa sekarang kurangnya minat generasi muda untuk menjadi perajin batik, hal tersebut didukung oleh pernyataan Dosen FISIP UNSOED, Dr. Adhi Iman Sulaiman, SIP, M.Si bahwa dalam pelestaruan batik di Sokaraja diperlukan political will dari PEMKAB Banyumas.

Hal tersebut beliau sampaikan dalam sela waktu pendampingan mahasiswa Ilmu Komunikasi saat melakukan proses dokumentasi tugas mata kuliah untuk liputan dan dokumentasi pembuatan video youtube sebagai media kampanye melestarikan batik di Sokaraja, Kamis (27/10/2022).

Beliau juga mengatakan bahwa perajin batik sekarang rata-rata sudah berusia lanjut dan jumlahnya terus berkurang karena tutup usia. Sedangkan generasi muda sekarang kurang berminat dalam mengembangkan batik, mereka cenderung lebih menyukai pekerjaan disektor formal seperti bekerja di kantoran.

Kesimpulan pernyataan di atas bahwa batik Sokaraja terancam punah, apabila tidak dilakukan tindakan lebih lanjut. Dalam pelestarian batik Sokaraja, diperlukan adanya kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Banyumas dan seluruh aspek masyarakat.

Perlu adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian batik yang memang sangat berharga dan sayang sekali jika dilupakan begitu saja.

‌Sebenarnya, untuk menciptakan rasa cinta kepada budaya sekitar, harus bermula di dalam pendidikan di sekolah. Karena dengan siswa diperkenalkan dengan batik, makan lama kelamaan akan menimbulkan rasa keingintahuan siswa untuk lebih mengenal, dengan siswa lebih mengenal batik maka akan menimbulkan rasa cinta dan menghargai kepada Batik.

Dengan memasukan batik kedalam pelajaran muatan lokal di tingkat SMP dan SMA. Sebagai contoh pelaksanaan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) Batik.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Kepala Sekolah SMA N 1 Sokaraja Edi Prasetyo bahwa SMA N 1 Sokaraja dalam melakukan upaya pelestarian batik khas Sokaraja sudah dilakukan sejak 10 tahun, melalui penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) Batik. Dengan penyelenggaraan pembelajaran tersebut siswa diperkenalkan tentang batik dan juga melakukan praktik pembuatan batik.

Dari pengalaman saya bersekolah di SMA N 1 Sokaraja, kagiatan pembelajaran batik dilakukan sekali dalam satu minggu dengan waktu 2 jam pelajaran. Pembuatan batik oleh siswa dilakukan dengan batik tulis, batik cetak, dan ciprat. Dalam proses pembuatan kain batik diawali dengan pembuatan desain motif oleh siswa, selanjutnya digambar di sebuah kain yang selanjutnya akan di poles dengan malam (bahan dasar membatik).

Selama kegiatan pembelajaran membatik ini saya menghasilkan satu kain taplak meja dan 2 seragam batik. Seragam tersebut digunakan sendiri oleh siswa di hari rabu dan kamis sebagai seragam identitas.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa perlunya pengenalan lebih dalam kepada generasi muda di Sokaraja tentang batik. Apabila mereka sudah mengenal tidak menutup kemungkinan akan tumbuh rasa cinta dan menghargai.

Sekolah - sekolah di wilayah Sokaraja juga sudah menetapkan batik sebagai seragam identitas yang dipakai di hari kamis, sebagai upaya pelestarian batik khas Sokaraja.

Jadi ayo teman - teman, dalam upaya pelestarian batik khas Sokaraja, kita sebagai generasi muda harus ikut andil di dalamnya. Semoga dengan berjalannya waktu, batik di Sokaraja akan terus berkembang dan tetap menjadi ikon Sokaraja.

Baca Juga
Tentang Penulis
Artikel Menarik Lainnya