Perlukah Memilih Pekerjaan Berdasarkan Passion?

POJOKNULIS.COMPassion adalah keinginan seseorang yang didorong oleh hasrat dalam memenuhi ambisi hidupnya. Passion dan rasa semangat yang berapi-api dapat menjadi gairah yang mendorong kita untuk melakukan pekerjaan kita dengan totalitas.

Namun menariknya, Professor dari Harvard Business School Jon Jachimowicz justru menyarankan agar kita mengurangi fokus kita kepada hal-hal yang membuat kita merasa bergairah (Passionate) dan lebih berfokus kepada hal-hal yang berarti bagi kita (Purpose-driven).

Dalam penelitiannya, Jachimowicz mencatat temuannya bahwa karyawan yang percaya bahwa dengan mengejar hasrat berarti mengikuti kegembiraan justru cenderung tidak berhasil.

Mereka yang gagal dalam mengejar hasrat mereka akan lebih mungkin berhenti dari pekerjaan mereka dalam waktu kurang lebih 9 bulan.

Dalam penelitian lainnya, Jachimowicz juga menyebutkan bahwa passion saja tidak berkaitan erat dengan kinerja karyawan di tempat kerja mereka.

Tetapi kombinasi dari semangat dan ketekunanlah yang menentukan sejauh mana karyawan itu mampu bertahan dengan tujuan mereka dan menghadapi kesulitan yang ada.

Jadi memiliki passion tidak serta merta menjadikan kinerja seorang karyawan menjadi lebih produktif.

Selain passion, adapula aspek lain yang mendukung produktivitas karyawan yaitu Talent (bakat) dan Purpose (tujuan). Hal-hal tersebut juga perlu dimiliki karyawan apalagi bagi para Fresh Graduate.

Passion bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas dan tanpa paksaan sekalipun dilakukan secara terus menerus. Hal ini dikarenakan semangat yang membuat setiap pekerjaan bisa dilakukan dengan bergairah.

Karena menjadi gairah hidup, maka passion bisa juga dikatakan sebagai wujud keinginan yang membara disertai keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan hidup (Purpose of life).

Talent atau bakat merupakan potensi atau kemampuan khusus dan unik yang dimiliki oleh seseorang. Bakat ini cenderung stabil dan menetap dalam diri seseorang dan dianggap akan berkembang dengan sendirinya.

Namun pendapat tersebut dianggap kurang tepat karena bakat atau potensi harus terus diasah. Hal ini supaya melengkapi pengetahuan dan keterampilan kita.

Purpose merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup dengan berlandaskan alasan yang kuat. Misal ingin memiliki rumah atau mobil sebelum usia 35 tahun, atau meraih posisi manajer sebelum usia 40 tahun.

Hal-hal tersebut merupakan purpose atau tujuan yang memudahkan kita menentukan arah tujuan dalam melakukan pekerjaan kita.

Setiap orang memiliki jalan kehidupan, masalah, situasi kondisi dan lingkungan yang berbeda serta tingkat ketahanan yang berbeda pula.

Jadi apakah dalam memilih karir yang ingin kita jalani harus mengejar passion saja atau juga melihat realitas yang ada? keduanya perlu untuk dimiliki.

Bagi kalian yang sedang meniti karir ataupun di tahun terakhir sekolah maupun perguruan tinggi cobalah untuk menyusun prioritas antara passion dan realita yang ada.

Passion boleh tetap dikejar namun realitas di lapangan perlu diperhatikan juga. Lantas kenapa kita sulit dalam mengejar pekerjaan atau karir yang sesuai dengan passion kita?

Yang jelas passion akan terus berevolusi seiring dengan waktu dan keadaan. Namun jika bisa dibalik, kenapa kita tidak mencoba menjadikan apa yang kita lakukan saat ini sebagai Passion? Terkadang tidak semua hal yang kita inginkan bisa tercapai, termasuk karir atau pekerjaan.

Apalagi jika pekerjaan atau karir yang kita inginkan hanya bermodal ikut-ikutan atau mengikuti trend di lingkungan sekitar kita.

Jadi kenapa kita tidak fokus dengan apa yang bisa kita kerjakan sekarang dan melakukannya dengan gairah dan semangat? niscaya pekerjaan kita bisa dilakukan dengan lebih mudah dan ringan, dan hasilnya juga cenderung bisa lebih optimal. (*)

Baca Juga