POJOKNULIS.COM - Bagi kalangan introvert, energi terbesarnya ia dapatkan dalam sunyi.
Bukan berarti introvert anti sosial, tetapi mereka memerlukan pembiasaan lebih tinggi untuk bisa bersosialisasi dengan orang lain secara percaya diri, juga selangkah lebih struggle dan perlu kiat-kiat dari para pakar self improvement.
Ketika seseorang telah dibekali dengan pengetahuan, maka kecil kemungkinan baginya dibodohi oleh publik.
Selain itu, gestur dan pembawaan diri juga penting untuk personal branding, agar kita tidak disepelekan sehingga tidak ada sekat-sekat dalam ruang gerak sikap.
Kalo begitu, mari kita simak ulasan buku berikut ini:
1. Think Like Monk
Buku ini, ditulis oleh Jay Shetty dan menjadi best seller di New York Times. Di dalamnya, berisi pengamatan penulis terhadap biksu, untuk kemudian mempelajari ajarannya.
Jay membagikan perjalanan empirisnya untuk kemudian menyuntikan sebuah motivasi agar menjalani kehidupan yang merdeka dari cemas.
Dalam bukunya, ia mengungkapkan bagaimana kiat-kiat menghadapi overthinking, menangkal energi negatif dalam pola pikir, menaklukkan ketakutan demi ketakutan, bagaimana memaknai hidup, sehingga mengantarkan kita kepada tujuan hidup sesungguhnya.
2. The Power of Flexing
‘’How to use small daily experiments to created big life changing growth,’’ begitu lah yang tertera di cover buku, karya Susan J Ashford.
Ketika kita berada dalam fase di mana diri kita tak berharga, buku ini sangat direkomendasikan.
Dalam buku ini, dituliskan bagaimana cara mengembangkan diri agar lebih bervalue, meskipun sebetulnya, terlepas dari apa pun yang melekat pada kita, kita sudah lah bernilai.
Hidup memang lah penuh tantangan, pembaca akan dibawa dan didorong untuk bergerak maju dan menghadangnya secara bersahaja, mengasah soft skill, solidaritas tim, perubahan perilaku, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, kita akan lebih meningkatkan personal branding dan akan selangkah lebih percaya diri.
3. Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Mark Manson menuliskan di dalamnya, bahwa segala permasalahan akan baik-baik saja, jika kita bersikap bodo amat.
Bodo amat tidak berarti kita tidak peduli sepenuhnya terhadap orang-orang yang kita cintai. Ketika ibu dicopet, kita perlu bodo amat terhadap pelaku kejahatan, sehingga lebih tega dalam menindak lanjuti kriminalitas secara hukum.
Persetan soal keluarga pelaku, kejahatan tetap lah harus diusut tuntas. Demikianlah satu di antara sekian kisah yang tertulis untuk membuat kita lebih percaya diri dalam mengambil keputusan.
Buku ini berisi cerita demi cerita inspiratif yang bergenre self improvement.
4. You Are Awasome
Pengalaman hidup Neil Pasricha, menjadi top international best seller sebab kondang dengan motivasinya yang badaz.
Neil menuliskan soal pantang selesai melangkah dalam menjalani roda kehidupan, dan jangan berhenti mengayuh.
Kegagalan dapat menjadi imun bagi mental seseorang.
Nah, itu lah rekomendasi buku self improvement yang semoga cocok untuk memperkaya perkembangan dirimu, selamat membaca yaa. (*)