Serba Tradisional, Ada Lumbu, Pakis, Buncis, Hingga Lembutan di Wande Sami Remen

POJOKNULIS.COM - Mengusung sesuatu yang khas, Wande Sami Remen mengubah lahan sawah menjadi rumah makan khas joglo. Sajiannya semua makanan tradisional khas Banyumas.

ALIYAH HANUN, Banyumas

Wande Sami Remen memang berada jauh dari ramainya kota. Rumah makan ini ada di perbatasan antara desa Mipiran dan desa Susukan, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Pembangunan rumah makan ini mulai tahun 2020 dan baru diresmikan pada 29 mei 2022 lalu.

Rumah makan ini memiliki bangunan yang cukup unik. Perpaduan antara rumah gedongan dan rumah tradisional joglo menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Bentuk rumah gedongan dapat dilihat dari gerbang depan berwarna silver dengan dua tiang besar menjulang. Ada pula dua tiang yang lebih kecil di depannya dengan warna gold dan tembok keliling berwarna kecoklatan.

Bangunan ini dari luar bagian barat atau timur, cenderung terlihat seperti rumah pada umumnya. Menginjakkan kaki lebih dalam, ada lahan parkir yang cukup luas ditambah beragam jenis pepohonan yang menambah keasrian tempat ini.

Saat masuk ke dalam pendopo, kita merasa ada di sebuah rumah zaman dahulu. Alunan musik jawa membuat suasana menjadi lebih tentram. Di beberapa spot, segepok pisang digantung. Pengunjung bisa secara bebas makan buah pisang itu secara gratis.

Suasana pengunjung yang disediakan makanan dengan cara suguhan prasmanan. Beraneka makanan disajikan prasmanan.

Wande Sami Remen menyediakan menu prasmanan dengan berbagai macam makanan tradisional khas Banyumasan. Ada sayur lumbu, pakis, dan buncis, curiwis, dan lainnya. Disandingkan pula mendoan, tempe dan tahu goreng, iwak lembutan, ayam goreng kampung, dan bebek goreng.

Menu sayur tersebut selalu berganti setiap harinya. "Tiap hari ganti-ganti menunya kalau untuk sayur. Biar lebih bervariasi," kata Manajer Wande Sami Remen, Puji Rabu, 1 Juni 2022. Makan di tempat ini lebih ke self-service. Pelanggan datang, mengambil pilihan menu makanan, dan langsung transaksi.

Saat mencoba sayur lumbu ditambah ayam goreng kampung dan sambal ijo, cita rasa Banyumasannya kental sekali. Sayur lumbunya "klenyis", ayam goreng kampung empuk dan gurih.

Melihat lebih jauh lagi, di samping kanan pendopo terdapat gua hari bodo. Gua ini gua buatan sebagai jalan pintas masuk ke dalam untuk melihat kolam ikan yang cukup luas. Sang manajer, Puji menuturkan, dia melakukan promosi lewat sosial media dan dari mulut ke mulut. Tantang nama Wande Sami Remen merupakan pemberian dari orang tuanya.

"Wande berarti rumah makan. Kalau Sami itu berarti sama, Remen berarti suka. Maka, kami harapkan yang datang ke sini bakal suka makanannya," kata Puji.(*)

Baca Juga