POJOKNULIS.COM - Dewasa ini banyak orang mengeluh mengalami stres karena pekerjaan yang ia lakukan ternyata bertolak belakang dengan apa yang ia inginkan.
Pekerjaan yang tidak sesuai dengan hati nurani seseorang seringkali membuat produktivitas dan kualitas pekerjaan orang tersebut mengalami kendala.
Tak jarang banyak yang stuck dalam pekerjaannya dan terpaksa mencari pekerjaan lain hingga akhirnya menemukan pekerjaan yang cocok.
Namun ketidakkonsistenan dalam bekerja pada akhirnya juga memberikan dampak negatif bagi pekerja itu sendiri yang membuatnya seperti terombang-ambing entah kemana.
Tak jarang juga akan muncul pertanyaan, "Sampai kapan aku harus mencari?", atau "Sebenarnya apa pekerjaan yang cocok untukku?"
Jika kita berusaha mencari penyebabnya, informasi deras yang mengguyur pekerja khususnya generasi millenial dan Gen Z yang kemudian membuat mereka membanding-bandingkan pekerjaan yang mereka jalani dengan orang lain yang mereka lihat di media sosial bisa menjadi salah satu faktornya.
Kesuksesan instan dan kemudahan mereka menjadi sukses memberikan goncangan psikologis yang membuat seseorang pandangannya kabur tentang dirinya sendiri sehingga tidak tahu apa saja kelebihannya yang bisa dia manfaatkan.
Beberapa tahun terakhir juga jagat sosial media ramai membahas tentang passion. Banyak influencer, motivator dan content creator yang menyarankan audiensnya untuk mencari pekerjaan sesuai passionnya sehingga kebahagiaan pekerjaan bisa didapatkan.
Melepaskan diri dari sistem kerja yang 'toxic' dan menemukan pekerjaan yang sesuai passion adalah cara menggapai kebahagiaan bekerja yang sesungguhnya.
Istilah yang sering digaungkan adalah, "Stop menjadi budak korporasi, jadilah bos untuk dirimu sendiri!"
Semisal seorang yang baru lulus kuliah S1 bekerja di suatu kantor yang antara jasa atau pekerjaannya dan bayarannya tidak sesuai.
Apalagi jika ia bekerja di perusahaan yang mempekerjakan para pekerjanya secara kurang manusiawi, yang seringkali berujung pada tekanan batin dan masalah kejiwaan bagi para pekerjanya.
Kemudian setelah mendengar motivasi dari seorang influencer untuk mencari pekerjaan yang sesuai passion, ia pun resign dari kantornya dan memulai membuat konten komedi di media sosial karena menurutnya passionnya adalah menghibur orang.
Namun sayang, sudah satu tahun berlalu ia mencoba menekuni passionnya ternyata tidak mendapatkan hasil yang ia impikan.
Dimana masalahnya? Bukankah kata motivator hasil tidak akan mengkhianati usaha dan bekerja sesuai passion akan membawa kebahagiaan?
Tulisan ini tentu saja tidak akan mengkajinya dari sudut pandang filsafat yang mendalam. Tapi ada satu filosofi dari Jepang yang mungkin bisa menjawab kebingungan yang terjadi. Filosofi hidup ini disebut ikigai.
Apa itu ikigai?
Ikigai adalah filosofi hidup dari Jepang untuk menemukan kebahagiaan sejati dalam hidup manusia. "Iki" bisa diartikan untuk hidup, dan "gai" diartikan sebagai alasan, sehingga secara harfiah ini adalah filosofi yang memotivasi untuk mencari alasan kehidupan.
Lalu apa hubungannya dengan dunia kerja? Sebelum masuk ke situ, mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan konsep ikigai.
Ikigai adalah gabungan dari 4 elemen yaitu passion, mission, profession dan vocation.
Passion merupakan semangat, gairah, keinginan kuat untuk melakukan sesuatu yang kita sukai dan kita anggap penting.
Mission adalah suatu pekerjaan yang memberikan pengaruh pada kehidupan manusia, sesuatu yang dibutuhkan masyarakat.
Profession adalah pekerjaan yang bisa memberikan kita bayaran atas keterampilan dan keahlian kita.
Terakhir, vocation, merupakan keterampilan yang berpengaruh di kehidupan manusia. Berikut irisannya.
Setelah memahami konsepnya, penulis akan menjelaskan bagaimana keempatnya saling terkait untuk memberika kebahagiaan pada seseorang khususnya di dunia pekerjaan. Menemukan passion kita akan membantu kita untuk mengetahui di bidang apa kita ahli dan akan melakukan yang terbaik.
Namun seperti yang sudah dicontohkan di awal tulisan, ternyata passion saja sangat tidak cukup untuk menjawab tantangan kebutuhan hidup. Hanya bergantung pada passion seringkali membuat kekacauan finansial.
Di sinilah kita harus memahami mission, yaitu pekerjaan macam apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pekerjaan yang memiliki pengaruh pada masyarakat karena memang dibutuhkan. Setelah dua hal tersebut ditemukan, pahami profession apa yang cocok yang membuat Anda dibayar.
Baiklah, ketiganya sudah ditemukan, terakhir iris lagi dengan vocation, keterampilan apa yang kita miliki yang juga memberikan dampak pada masyarakat (dibutuhkan masyarakat). Kenali kelebihan Anda yang dibutuhkan masyarakat dan asah itu.
Mungkin Anda hampir tidak menemukan perbedaan mencolok dari keempat elemen tersebut, tapi jika Anda perhatikan baik-baik, masing-masing elemen memiliki konteksnya masing-masing sehingga seringkali passion kita tidak sesuai dengan mission, atau profession kita tidak sesuai dengan vocation.
Namun jangan berpikir sempit, gali lagi semua passion dan vocation dan cari irisannya dengan profession dan mission.
Misal passion Anda adalah menulis, menggambar, mengedit video, dan bernyanyi. Mission yang ada di masyarakat Anda adalah konten video yang bisa mereka tonton melalui ponsel. Profession yang naik daun adalah content creator. Vocation yang Anda miliki yang berkaitan dengan ketiganya adalah mengedit video.
Inilah irisan 4 elemen yang dimaksud. Menjadi content creator karena Anda memiliki passion mengedit video, content creator menghasilkan uang dan masyarakat membutuhkan konten video, inilah ikigainya.
Sekarang coba terapkan ini pada diri Anda, dan selamat Anda telah menemukan ikigai versi Anda!
Perlu dipahami bahwa tidak semua yang menjadi minat dan bakat kita akan memberikan hasil yang menjanjikan.
Idealisme kita seperti keterikatan kuat dengan passion bisa saja merusak jika tidak diimbangi dengan realita di dunia kerja.
Profesionalisme yang menjadi tuntutan pekerjaan bisa saja menjegal idealisme kita. Maka solusi yang penulis tawarkan adalah temukan ikigai Anda.
Dengan menemukan ikigai, maka Anda tetap bisa melakukan pekerjaan secara idealis dan tetap profesional karena Anda sudah menemukan pekerjaan terbaik dari empat pertimbangan, yang mana pada dasarnya itu adalah pertimbangan antara idealisme diri dan realita di dunia kerja.
Bagi sebagian orang memang tidak mudah untuk menemukan ikigai mereka karena seringkali terkendala dari kurangnya keterampilan yang dibutuhkan pasar (vocation).
Maka dari itu penting untuk mempelajari berbagai keterampilan dan keahlian agar peluang ikigai kita semakin besar. Jangan malu untuk menjadi pemula untuk belajar keterampilan tertentu. Selama ada semangat kuat untuk menjalaninya, keterampilan bisa Anda dapatkan.
Jika Anda tertarik dengan ikigai, penulis memiliki saran buku berjudul, "Ikigai: Antara Passion, Mission, Profession, dan Vocation. Love Your Self, Ikigai Desu!" yang ditulis oleh Astuti dan Dian Novandra. Buku ini mengupas ikigai dengan cukup lengkap dengan bahasa yang ringan sehingga mudah dipahami berbagai kalangan.
Pada kesimpulannya, ikigai bisa menjadi solusi agar kita tidak selalu mengadu antara idealisme dan profesionalisme dalam suatu pekerjaan.
Temukan irisan dari passion, mission, profession dan vocation Anda agar pekerjaan lebih menyenangkan dan hidup menjadi lebih bermakna. Selamat mencoba! (*)