POJOKNULIS.COM - Dalam perjalanan hidupnya, generasi Z bergerak maju di tengah lautan teknologi dan media sosial. Akses mereka terhadap informasi dan interaksi yang meluas membawa kemudahan.
Namun, di balik layar sentuhan, mereka juga berhadapan dengan arus gelombang tantangan kesehatan mental. Hal itu kerap menjadi sandungan bagi generasi Z untuk melangkah maju ke depan.
Kita akan menjelajahi perjalanan kesehatan mental generasi Z, menggali gejala dan dampak dari anxiety, burnout, panic attack, dan depression yang sering menjadi penyeberangan gelombang yang mempengaruhi generasi ini secara khusus.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019, lebih dari 301 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan kecemasan, dan dari jumlah tersebut, 58 juta adalah anak-anak dan remaja.
Tak hanya itu, depresi juga menjadi penyebab utama kecacatan global, memengaruhi sekitar 264 juta orang, termasuk 76 juta anak-anak dan remaja.
Kondisi Kesehatan Mental yang Sering Terjadi pada Generasi Z
Dalam era digital dan interaksi sosial yang semakin kompleks, generasi Z menghadapi berbagai tantangan unik terkait kesehatan mental.
Sebelum itu, perlu dimengerti lebih dalam mengenai kondisi kesehatan mental yang kerap melanda generasi Z.
Dari anxiety, burnout, panic attack, dan depression, kesehatan mental menjadi bayang-bayang yang memengaruhi kesejahteraan mereka.
Mari kita jelajahi bersama bagaimana dampak dari tekanan dan perubahan zaman memberikan warna tersendiri pada kesehatan mental generasi Z.
1. Anxiety (Kecemasan)
Anxiety, atau kecemasan, merupakan rasa cemas, khawatir, atau takut yang berlebihan dan sulit terkendali. Dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti tekanan akademik, masalah keluarga, hubungan sosial, atau ketidakpastian masa depan.
Anxiety merupakan istilah umum untuk berbagai jenis gangguan kecemasan seperti generalized anxiety disorder (GAD), panic disorder, obsessive-compulsive disorder (OCD), social anxiety disorder, fobia spesifik, dan post-traumatic stress disorder (PTSD).
Gejala Umum Anxiety:
- Gelisah, gugup, atau tegang
- Sulit berkonsentrasi atau mengosongkan pikiran
- Mudah lelah
- Sulit tidur atau insomnia
- Berkeringat berlebihan
- Gemetar atau gemetaran
- Nyeri atau ketegangan otot
- Napas pendek atau sesak napas
- Jantung berdebar-debar atau berdetak kencang
- Mual atau sakit perut
- Menghindari situasi atau tempat yang menimbulkan kecemasan
2. Burnout
Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional yang disebabkan oleh stres kronis. Burnout biasanya dialami oleh mereka yang bekerja atau belajar dengan intensitas tinggi tanpa mendapatkan istirahat atau dukungan yang cukup.
Gejala Umum Burnout:
- Merasa lelah, lesu, atau tidak berenergi
- Merasa tidak berdaya, putus asa, atau pesimis
- Tidak puas, bosan, atau tidak tertarik dengan pekerjaan atau belajar
- Penurunan kinerja atau prestasi
- Sulit fokus atau mengingat hal-hal penting
- Perubahan nafsu makan atau berat badan
- Gangguan tidur atau insomnia
- Mudah marah, frustrasi, atau tersinggung
- Menarik diri dari teman, keluarga, atau aktivitas sosial
- Masalah kesehatan fisik, seperti sakit kepala, nyeri punggung, atau gangguan pencernaan
3. Panic Attack (Serangan Panik)
Panic attack adalah episode mendadak dari rasa takut atau panik yang sangat intens, disertai dengan reaksi fisik tertentu. Bisa terjadi tanpa alasan yang jelas dan tidak bisa diprediksi.
Salah satu jenis gangguan kecemasan, yaitu panic disorder, dapat menyebabkan panic attack. Namun, panic attack juga bisa terjadi pada orang yang tidak memiliki gangguan kecemasan, misalnya karena stres, trauma, atau kondisi medis tertentu.
Gejala Umum Panic Attack:
- Jantung berdebar-debar atau berdetak kencang
- Berkeringat berlebihan
- Menggigil atau gemetar
- Sesak napas atau napas pendek
- Nyeri atau ketegangan dada
- Nausea atau sakit perut
- Pusing, pening, atau merasa mau pingsan
- Kesemutan atau mati rasa pada tangan, kaki, atau wajah
- Merasa panas atau dingin
- Merasa terlepas dari diri sendiri atau lingkungan
- Takut akan mati, gila, atau kehilangan kendali
4. Depression (Depresi)
Depression merupakan gangguan mood yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, atau tidak berharga yang berlangsung lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Depresi bisa dipicu oleh berbagai faktor seperti genetik, lingkungan, hormon, atau peristiwa hidup sulit.
Gejala Umum Depression:
- Merasa sedih, kosong, atau putus asa sebagian besar waktu
- Kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang biasanya disukai
- Merasa bersalah, tidak berharga, atau rendah diri
- Sulit berpikir, berkonsentrasi, atau mengambil keputusan
- Merasa lelah, lesu, atau tidak berenergi
- Perubahan nafsu makan atau berat badan
- Gangguan tidur atau insomnia
- Gelisah, cemas, atau mudah marah
- Sakit kepala, nyeri otot, atau masalah pencernaan yang tidak diketahui penyebabnya
- Pikiran tentang kematian, bunuh diri, atau mencoba bunuh diri
Pencegahan dan Pengelolaan Kesehatan Mental
Mengenali gejala kesehatan mental menjadi kunci penting bagi generasi Z. Langkah-langkah berikut dapat membantu mencegah atau mengatasi masalah kesehatan mental:
- Jaga Pola Hidup Sehat: Konsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan pastikan tidur cukup.
- Kelola Stres secara Positif: Meditasi, relaksasi, atau mengejar hobi dapat membantu mengurangi stres.
- Bangun Hubungan yang Baik: Dengan keluarga, teman, atau orang-orang yang peduli.
- Hindari Zat Adiktif: Jauhi alkohol, rokok, atau obat-obatan terlarang.
- Cari Dukungan: Sampaikan perasaan kepada orang yang dipercaya atau konselor profesional.
- Dapatkan Informasi Terpercaya: Pahami kesehatan mental melalui sumber yang akurat dan terpercaya.
- Terlibat dalam Komunitas: Cari dukungan dari komunitas atau organisasi yang bergerak di bidang kesehatan mental.
Demikian beberapa kompleksitas kesehatan mental generasi Z. Dari rasa cemas yang menyelinap tak terduga hingga beban berat burnout, dari detak jantung yang merambat cepat pada panic attack hingga mendalamnya jurang depresi—semuanya menjadi bagian dari kisah hidup generasi ini.
Namun, penting untuk diingat bahwa kesadaran dan tindakan preventif dapat menjadi pelampung kekuatan di lautan tantangan ini.
Dengan mengetahui gejala dan mencari bantuan profesional jika diperlukan sangat penting. Maka menjaga kesehatan mental dan mengambil langkah-langkah preventif, diharapkan generasi Z dapat menghadapi tantangan ini dengan lebih baik.