Konsep Ajaran Stoikisme yang Bisa Bikin Hidup Lebih Tenang dan Bahagia

POJOKNULIS.COM - Sekitar tahun 301 Sebelum Masehi, di Yunani Kuno terdapat sebuah aliran filsafat yang bernama Stoikisme. Stoikisme merupakan ajaran yang secara sederhana mengajarkan tentang bagaimana menjaga pikiran dengan tenang dan rasional.

Apapun hal buruk yang dapat terjadi pada diri kita, kita perlu fokus pada apa yang bisa kita kendalikan dan tidak mengkhawatirkan apa yang tidak bisa kita kendalikan.

Stoikisme pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf Citium bernama Zeno dan dikembangkan oleh filsuf lainnya yaitu Epictetus, Seneca dan Marcus Aurelius. Konsep ajaran Stoikisme dapat kita gunakan dalam menghadapi berbagai hal di kehidupan sehari-hari.

Stoikisme tidak secara langsung menjadi solusi atas segala permasalahan kita, namun melatih diri untuk bersikap lebih baik saat menghadapi suatu masalah.

Menurut Epictetus, semakin kita menghargai apa yang berada di luar kendali kita maka semakin sedikit kendali yang kita miliki. Hal ini berarti kita harus fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan atau ubah dan tidak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bisa kita ubah.

Contoh hal yang tidak bisa kita ubah adalah bagaimana kita dilahirkan. Kita tidak dapat mengubah siapa orang tua kita dan bagaimana kondisi ekonominya.

Daripada terus meratapi kondisi yang kita alami lebih baik fokus untuk melakukan yang terbaik untuk mengubah kondisi tersebut agar lebih baik. Misalnya dengan giat bekerja atau giat belajar.

Menurut Seneca, Orang lebih banyak menderita dalam imajinasinya daripada dalam realitanya. Terkadang saat menghadapi suatu masalah, kita larut dalam imajinasi tentang siapa yang bersalah, bagaimana pendapat orang lain tentang kita dan bagaimana jika hal-hal yang terjadi tidak sesuai dengan rencana kita.

Akibatnya kita bisa tersiksa oleh pemikiran kita sendiri tentang masalah yang sudah terjadi maupun yang belum. Epictetus menuturkan bahwa jika suatu masalah datang kepada kita maka kita memiliki dua pilihan. Mengubahnya sesuai dengan keinginan kita atau menerimanya dengan lapang dada bahwa itulah realita yang terjadi sebenarnya.

Stoikisme cenderung memilih untuk menerima realita dan menggunakan hal-hal yang kita punya sebaik-baiknya untuk menerima kenyataan bahwa itulah hal terbaik yang harus terjadi dengan lapang dada dan bahagia.

Meskipun demikian, alangkah baiknya kita tetap melakukan daya upaya yang kita bisa untuk menyelesaikan masalah yang kita punya.

Menurut Zeno, Kesejahteraan diwujudkan dengan langkah-langkah kecil, tetapi sesungguhnya bukanlah hal yang kecil. Jika kita memiliki cita-cita atau tujuan yang besar, maka buatlah target-target apa saja yang bisa lakukan lakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Buatlah kemajuan sedikit demi sedikit setiap harinya. Hal ini bisa membuat cita-cita atau tujuan itu bisa sedikit lebih nyata dan realistis untuk dicapai.

Menurut Marcus, Jangan menganggap suatu hal tidak mungkin dilakukan hanya karena kamu merasa itu sulit. Tapi kita perlu menyadari bahwa jika orang lain bisa melakukannya, maka kamu juga bisa. Hal ini mengingatkan kita bahwa jika berpandangan negatif pada semua hal yang kita temui maka kemungkinan besar kita tidak akan bisa melakukannya.

Oleh karena itu kita perlu belajar dari orang-orang hebat, jika mereka bisa melakukannya maka kita juga bisa. Dengan menjadikan diri kita pribadi yang lebih baik dan lebih kuat.

Menurut Seneca, Bukan karena waktu kita singkat, tetapi karena kitalah yang telah banyak menyia-nyiakannya. Pada umumnya, setiap manusia telah diberikan waktu yang panjang dan mampu mendukung untuk melakukan hal-hal besar jika mampu menggunakannya dengan baik.

Namun jika waktu yang dimiliki hanya disia-siakan dengan kemewahan, kebodohan dan kecerobohan untuk hal-hal yang tidak baik, maka berapapun waktu yang dimiliki akan dirasa cepat habis.

Waktu sama berharganya dengan uang. Jika kekayaan seseorang hanya digunakan untuk berfoya-foya, maka kekayaan itu akan cepat habis dan tidak bernilai suatu apa.

Namun jika kekayaan itu digunakan untuk bersedekah, membantu kemaslahatan masyarakat dan investasi lainnya maka akan sangat bernilai dan terus bertambah jumlahnya.

Pada dasarnya kehidupan setiap manusia sangatlah beragam dan penuh dengan kejutan. Kadangkala bisa manis dan kadangkala juga bisa pahit.

Pilihan untuk memandangnya sebagai musibah ataupun menerimanya dengan ikhlas dan lapang dada sepenuhnya ada di tangan kita. Tentukan sendiri pilihanmu yang dirasa mampu membuat hidup lebih baik, tenang dan bahagia. (*)

Baca Juga