POJOKNULIS.COM - Terasering Panyaweuyan, salah satu tempat wisata yang ada di Majalengka. Yang menarik ialah apa yang ada di Terasering Panyaweuyan ini berbeda dengan terasering lainnya.
ROIHAN NADA ARDYANI, Majalengka
Terasering Panyaweuyan menyuguhkan panorama alam hamparan Pesawahan yang luas nan cantik. Udara sejuk dan segar sehingga sangat cocok untuk melepaskan penat setelah beraktivitas.
Akses ke terasering tersebut sangat mudah. Pengunjung bisa ke lokasi tersebut dengan kendaraan roda dua maupunn roda empat.Sepanjang perjalanan menuju terasering ini, wisatawan melewati permukiman warga serta jalanan yang menanjak.
Terasering Panyaweuyan berada di wilayah kaki Gunung Ciremai tepatnya diantara 3 desa. Ketiga desa itu ialah Sukasari Kidul, Sukasari Kaler, dan Tejamulya yang berada di kecamatan Argapura kabupaten Majalengka.
Yang membedakan terasering ini dengan terasering pada umumnya ialah pada jenis tanaman yang ditanam. Biasanya terasering ditanami padi. Namun, kita tak akan menjumpai padi di Terasering Panyaweuyan. Justru kita akan menemui sayur-sayuran seperti daun bawang, bawang merah, kubis atau kol, dan selada.
Dengan ketinggian 1300 mdpl, letak geografis berbukit serta pengairan yang mengandalkan tadah hujan, menjadi alasan mengapa ditanami sayuran bukan padi.
POSE PENGUNJUNG : Salah seorang pengunjung berpose dengan latar belakang Terasering Panyaweuyan.
Panyaweuyan kerap ramai oleh pengunjung yang ingin berswa foto dengan spot yang instagramable di setiap sudutnya. Mereka pun tak rugi bila hanya sekedar berekreasi menikmati pemandangan sekitar terasing ini. Lokasi ini memang sekan menjadi 'surganya' Majalengka.
Bukan hanya warga Majalengka saja yang datang berkunjung. Wisatawan dari berbagai daerah singgah ke tempat ini. “Jumlah pengunjung saat hijau yaitu antara bulan November-Januari, hampir 500 orang per hari,” ungkap Engkos yang mengelola Terasering Panyaweuyan, belum lama ini.
Dia menuturkan, ada dampak positif maupun negatif dengan keberadaan Terasering Panyaweuyan. Yang positif, terbukanya lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf ekonomi. Warga bisa berdagang karena banyaknya pengunjung yang datang.
Sisi negatifnya, lingkungan penuh dengan sampah karena pengunjung kadang membawa makanan atau minuman kemasan berbahan plastik.
Engkos menuturkan, untuk perawatan dilakukan dengan jalan cara membuat parit parit kecil antara jarak lahan, serta rutin menyiangi rumput dan pemasangan molsa di lahan tana.
"Selain itu sekarang dilengkapi tangga yang dicor untuk pengunjung agar tidak merusak tanaman,” kata Engkos.
Terasering Panyaweuyan buka setiap hari selama 24 jam. Namun, waktu terbaik yang direkomendasikan ialah saat pagi hari sehingga dapat menyaksikan matahari terbit.
"Biaya masuknya terjangkau. Hanya Rp 5 ribu untuk tiket masuk," tutup Engkos (*)