Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Anak Usai Perceraian Orangtua

POJOKNULIS.COM - Perceraian adalah keputusan yang sulit bagi pasangan, apalagi jika mereka memiliki anak. Anak-anak bisa merasakan dampak negatif dari perceraian orang tua, seperti stres, kesedihan, marah, bingung, bersalah, atau takut.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjaga kesehatan mental anak usai orangtua bercerai.

Seperti diketahui, anak-anak kerap menjadi "korban" di tengah prahara rumah tangga antara suami dan istri yang bercerai.

Selain berkaitan dengan hak asuh anak, orang tua yang sudah bercerai juga harus menafkahi anak-anak mereka baik lahir maupun batin. Khususnya anak-anak mereka yang belum beranjak dewasa.

Pemahaman terhadap orang tua yang berpisah juga perlu dikomunikasikan sejak dini kepada anak agar tidak ada salah paham ke depannya, yang mungkin bisa mengganggu kesehatan mental anak hingga dewasa kelak, seperti trauma berumah tangga atau hal lainnya.

Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan para orang tua yang bercerai, untuk tetap bisa menjaga kesehatan mental anak-anak mereka.

Jelaskan alasan perceraian secara jujur dan sesuai usia anak

Salah satu hal yang perlu dilakukan orang tua adalah menjelaskan alasan perceraian kepada anak secara jujur dan sesuai usia anak. Hal ini penting untuk memberikan kejelasan dan kenyamanan kepada anak.

Hindari menyalahkan pasangan atau mengungkit masalah pribadi yang bisa menimbulkan rasa benci atau sakit hati pada anak. Beri tahu anak bahwa perceraian bukan salah mereka dan bahwa orang tua tetap mencintai mereka.

Cara menjelaskan perceraian kepada anak bisa disesuaikan dengan usia dan perkembangan mereka.

Misalnya, untuk anak usia balita, orang tua bisa menggunakan kata-kata sederhana dan konkret, seperti

"Ayah dan ibu tidak tinggal bersama lagi karena kami tidak bahagia. Tapi kami masih sayang kamu dan akan selalu ada untuk kamu."

Untuk anak usia sekolah dasar, orang tua bisa memberikan penjelasan yang lebih rinci dan logis, seperti

"Ayah dan ibu memutuskan untuk bercerai karena kami memiliki pandangan yang berbeda tentang banyak hal. Kami sudah mencoba untuk memperbaiki hubungan kami, tapi tidak berhasil. Kami masih sayang kamu dan akan tetap bekerja sama sebagai orang tua."

Untuk anak usia remaja, orang tua bisa memberikan penjelasan yang lebih mendalam dan emosional, seperti misalnya

"Ayah dan ibu bercerai karena kami sudah tidak memiliki perasaan cinta lagi. Kami sudah berusaha untuk menyelamatkan pernikahan kami, tapi kami merasa lebih baik jika berpisah. Kami menghargai kamu sebagai individu yang dewasa dan mandiri. Kami masih sayang kamu dan akan mendukung kamu dalam segala hal."

Dukung anak untuk mengekspresikan perasaan mereka

Anak-anak mungkin mengalami berbagai macam perasaan setelah perceraian orang tua, seperti stres, kesedihan, marah, bingung, bersalah, atau takut.

Perasaan-perasaan ini adalah normal dan wajar, asalkan tidak berlarut-larut atau mengganggu fungsi sehari-hari anak. Orang tua harus mendukung anak untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sehat.

Cara mendukung anak untuk mengekspresikan perasaan mereka antara lain:

Dengarkan dengan empati dan berikan pengertian

Tunjukkan bahwa anda peduli dengan apa yang dirasakan anak. Jangan mengecilkan atau mengkritik perasaan anak.

Misalnya, jangan berkata "Jangan sedih terus" atau "Jangan marah-marah dong". Sebaliknya, berkata "Aku tahu kamu sedih" atau "Aku mengerti kamu marah".

Ajukan pertanyaan terbuka dan dorong anak untuk berbicara

Tanyakan kepada anak apa yang membuat mereka merasa seperti itu. Biarkan mereka mengeluarkan unek-unek mereka tanpa menghakimi atau menasehati.

Misalnya, tanyakan "Apa yang membuat kamu sedih?" atau "Apa yang membuat kamu marah?".

Berikan saran atau solusi jika diminta oleh anak

Jika anak meminta bantuan atau nasihat dari anda, berikan saran atau solusi yang sesuai dengan situasi dan kemampuan mereka. Jangan memaksakan kehendak anda atau memberikan saran yang tidak realistis.

Misalnya, jangan berkata "Kamu harus ikhlas" atau "Kamu harus memaafkan". Sebaliknya, berkata "Kamu bisa mencoba menulis di buku harian" atau "Kamu bisa mencoba berbicara dengan ayah/ibu".

Ajak anak berbicara dengan profesional jika perlu

Jika anda merasa perasaan anak sudah terlalu berat atau mengkhawatirkan, anda bisa mengajak anak berbicara dengan profesional, seperti psikolog, konselor, atau terapis.

Mereka bisa membantu anak mengatasi perasaan mereka dengan cara yang lebih efektif dan aman.

Jaga komunikasi dan kerjasama dengan mantan pasangan

Meskipun sudah bercerai, orang tua tetap memiliki tanggung jawab untuk membesarkan dan mendidik anak. Oleh karena itu, orang tua harus menjaga komunikasi dan kerjasama yang baik dengan mantan pasangan.

Hal ini penting untuk memberikan konsistensi dan kestabilan kepada anak, seperti:

Tunjukkan sikap hormat dan sopan di depan anak

Jangan berbicara buruk atau menjelek-jelekkan mantan pasangan di depan anak. Jangan juga bertengkar atau berdebat dengan mantan pasangan di depan anak. Hal ini bisa membuat anak merasa terpecah atau bingung.

Sebaliknya, tunjukkan sikap hormat dan sopan dengan mengucapkan salam, mengatakan terima kasih, atau meminta maaf jika perlu.

Jangan melibatkan anak dalam konflik atau memaksanya memihak salah satu orang tua

Jangan menggunakan anak sebagai alat untuk menyakiti atau membalas dendam kepada mantan pasangan. Jangan juga meminta anak untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada mantan pasangan. Hal ini bisa membuat anak merasa tertekan atau bersalah.

Sebaliknya, selesaikan konflik anda dengan mantan pasangan secara dewasa dan langsung. Jangan membebani anak dengan masalah orang dewasa.

Sesuaikan jadwal kunjungan dan asuh bersama agar anak merasa aman dan stabil

Buatlah perjanjian asuh bersama yang adil dan fleksibel dengan mantan pasangan. Pastikan anak mendapatkan waktu yang cukup dan berkualitas dengan kedua orang tua.

Jaga komitmen anda untuk menjemput, mengantar, atau menghabiskan waktu dengan anak sesuai jadwal. Beri tahu anak jauh-jauh hari jika ada perubahan jadwal atau rencana.

Berikan dukungan sosial kepada anak

Anak-anak yang mengalami perceraian orang tua mungkin merasa kesepian atau terisolasi dari lingkungan sosial mereka.

Oleh karena itu, orang tua harus memberikan dukungan sosial kepada anak. Hal ini penting untuk memberikan rasa percaya diri dan kebahagiaan kepada anak.

Berikut beberapa contoh cara memberikan dukungan sosial kepada anak:

Biarkan anak tetap berhubungan dengan keluarga besar, teman, guru, atau orang lain yang penting bagi mereka

Jangan menghalangi anak untuk berkomunikasi atau bertemu dengan keluarga besar dari mantan pasangan, seperti kakek-nenek, paman-bibi, atau sepupu. Mereka juga bisa memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak.

Dorong juga anak untuk tetap bersosialisasi dengan teman-teman mereka di sekolah atau di luar sekolah. Mereka bisa memberikan dukungan sebaya dan hiburan kepada anak.

Libatkan anak dalam kegiatan positif yang mereka sukai, seperti hobi, olahraga, atau seni

Ajaklah anak untuk melakukan kegiatan positif yang bisa meningkatkan keterampilan, kreativitas, atau kesehatan mereka. Misalnya, ajaklah anak untuk bermain musik, melukis, bersepeda, atau membaca buku.

Kegiatan ini bisa membantu anak mengalihkan perhatian dari masalah perceraian dan menumbuhkan rasa percaya diri dan kebanggaan pada diri mereka.

Rawat diri sendiri sebagai orang tua

Terakhir, tetapi tidak kalah penting, orang tua harus merawat diri sendiri sebagai orang tua. Perceraian juga bisa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental orang tua, seperti depresi, kecemasan, insomnia, atau sakit kepala.

Orang tua yang sehat dan bahagia bisa memberikan pengaruh positif bagi kesehatan mental anak, caranya antara lain:

  • Jaga kesehatan fisik dan mental anda dengan makan sehat, beristirahat cukup, berolahraga, dan bersantai.
  • Cari bantuan profesional jika anda mengalami depresi, kecemasan, atau masalah lain. Jadilah contoh yang baik bagi anak.
  • Carilah waktu untuk beristirahat, menjalani hobi, berbicara dengan teman, atau mencari dukungan dari kelompok perceraian atau komunitas online.

Dalam menghadapi perceraian, peran orang tua sangat penting dalam menjaga kesehatan mental anak.

Dengan komunikasi terbuka, menciptakan rutinitas, menjaga keterlibatan, meyakinkan anak bahwa perceraian bukanlah kesalahan mereka, memberikan dukungan emosional, dan menjaga kesehatan mental Anda sendiri, Anda dapat membantu anak mengatasi dampak perceraian dengan lebih baik.

Selalu ingat bahwa anak membutuhkan kasih sayang, stabilitas, dan perhatian yang konstan untuk tumbuh dengan sehat secara emosional.

Baca Juga