Virus Rabies dan Risiko Kesehatan Masyarakat

POJOKNULIS.COM - Dalam beberapa dekade terakhir, virus rabies telah menjadi salah satu ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat. Belum lama ini juga banyak kasus anak dibawah umur meninggal dunia akibat terkena gigitan anjing dan tidak segera diobati. 

Dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI setidaknya ada 11 kasus kematian yang disebabkan oleh rabies. Sebagian besar kasus rabies tersebut disebabkan oleh gigitan anjing dengan besar prosentase hingga 95%. 

Penyebaran virus rabies sendiri tidak bisa dianggap sepele karena dampaknya bisa memakan korban jiwa. Gejala yang ditimbulkan dari seseorang yang terkena rabies umumnya susah menelan air putih, takut angin, dan kesulitan mengendalikan perilaku. 

Penyebarannya yang meluas dan efeknya yang fatal membuat virus ini perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat secara keseluruhan.

Terutama bagi pemerintah, hendaknya bisa memberikan edukasi dan pengetahuan serta memberikan pelayanan kesehatan berupa vaksinasi rabies bagi siapapun yang mengalami gigitan hewan terutama anjing. 

Virus rabies merupakan virus yang menyerang sistem saraf pusat mamalia, termasuk manusia. Biasanya ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kucing, rubah, dan kelelawar.

Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, virus rabies menyebar melalui sistem saraf dan dapat menyebabkan penyakit yang parah dan akhirnya berakibat fatal jika tidak segera ditangani.  

Penyebaran virus rabies dapat terjadi melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Gigitan tersebut memungkinkan virus untuk masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebar ke sistem saraf pusat.   

Selain itu, virus rabies juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan air liur hewan yang terinfeksi jika terdapat luka terbuka pada kulit. Oleh karena itu, penting untuk menghindari kontak langsung dengan hewan yang tidak dikenal atau dicurigai terinfeksi rabies.  

Gejala awal infeksi virus rabies pada manusia mungkin mirip dengan flu biasa, seperti demam, sakit kepala, dan kelelahan. Namun, seiring berjalannya waktu, gejala akan semakin parah dan dapat termasuk gangguan neurologis, kejang, delirium, dan gangguan pernapasan.  

Jika tidak segera ditangani, infeksi rabies akan berkembang menjadi penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan berakibat fatal. Oleh karena itu, pengobatan dan pencegahan segera sangat penting dalam kasus rabies.

Rabies merupakan risiko kesehatan masyarakat yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penyebaran virus rabies yang luas di populasi hewan, kekurangan pemahaman masyarakat tentang virus ini, dan keterbatasan akses terhadap perawatan medis yang tepat.

Populasi hewan liar yang terinfeksi rabies juga menjadi sumber penularan yang potensial kepada hewan peliharaan dan manusia. 

Sebagai bentuk upaya pertolongan pertama kepada pasien yang terkena gigitan hewan penular rabies, maka pasien harus secepatnya membersihkan luka gigigitan dengan mencuci luka gigitan menggunakan sabun/detergen pada air mengalir selama 15 menit, lalu beri antiseptik dan pembersih bakteri lainnya. 

Kemudian langkah berikutnya adalah bawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk dilakukan kembali dibersihkan pada luka gigitan serta mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai dengan indikasinya. 

Dalam hal ini pemerintah memiliki peran penting dalam penanganan dan pengendalian rabies. Langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain kampanye vaksinasi massal untuk hewan peliharaan, pemantauan terhadap populasi hewan liar yang berisiko tinggi, dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menghindari kontak dengan hewan liar atau yang tidak dikenal.  

Pemerintah juga perlu memastikan tersedianya fasilitas medis yang memadai dan vaksin rabies yang cukup untuk mengatasi kasus-kasus yang terjadi.  

Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam pencegahan dan penanganan kasus rabies. Masyarakat perlu menyadari pentingnya melaporkan kasus gigitan hewan kepada otoritas terkait, menjaga hewan peliharaan tetap divaksinasi, dan menghindari kontak langsung dengan hewan liar atau yang tidak dikenal.

Selain itu, edukasi mengenai gejala awal rabies dan tindakan yang harus dilakukan juga harus disebarkan secara luas agar masyarakat dapat mengidentifikasi tanda-tanda infeksi dan segera mencari perawatan medis.  

Virus rabies merupakan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat. Penyebarannya yang mudah dan efeknya yang fatal menuntut tindakan pencegahan dan penanganan yang serius. Melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat, risiko kesehatan akibat rabies dapat dikurangi secara signifikan.

Edukasi, vaksinasi, dan perlindungan terhadap hewan peliharaan menjadi langkah-langkah penting dalam melindungi masyarakat dari virus rabies yang mematikan ini.

Baca Juga