POJOKNULIS.COM - Sunscreen atau tabir surya adalah produk perawatan kulit yang berfungsi untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang berbahaya.
Sinar matahari mengandung sinar ultraviolet (UV) yang dapat menyebabkan luka bakar, penuaan dini, hingga kanker kulit. Oleh karena itu, penggunaan sunscreen sangat dianjurkan bagi orang dewasa yang sering beraktivitas di luar ruangan.
Namun, bagaimana dengan bayi? Apakah bayi juga perlu menggunakan sunscreen setiap kali keluar rumah?
Apa manfaat dan risiko penggunaan sunscreen bagi bayi?
Berikut adalah penjelasannya.
Di umur berapa bayi boleh memakai sunscreen?
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bayi di bawah usia enam bulan sebaiknya tidak menggunakan sunscreen sama sekali.
Alasannya adalah karena kulit bayi masih sangat tipis dan sensitif, sehingga rentan terhadap iritasi atau reaksi alergi akibat bahan-bahan kimia yang terkandung dalam sunscreen.
Sebagai gantinya, bayi di bawah usia enam bulan harus dijauhkan dari paparan sinar matahari langsung. Cara terbaik untuk melindungi kulit bayi adalah dengan mencari tempat teduh, seperti di bawah pohon, payung, atau kanopi kereta dorong.
Selain itu, bayi juga harus mengenakan pakaian yang menutupi kulitnya, seperti topi lebar, kaus lengan panjang, dan celana panjang. Hindari membawa bayi keluar rumah pada jam-jam puncak sinar matahari, yaitu antara pukul 10.00 hingga 14.00.
Jika paparan sinar matahari tidak dapat dihindari atau tidak terduga, misalnya ketika sedang mengantre di luar ruangan, dokter kulit Jennifer Beecker merekomendasikan untuk mengoleskan sunscreen jenis kimia atau fisik pada kulit bayi yang terpapar.
Setelah terbebas dari paparan sinar matahari, segera bersihkan sunscreen tersebut dari kulit bayi. Hal ini karena risiko luka bakar sinar matahari pada usia tersebut lebih besar dibandingkan risiko memakai sunscreen dalam jumlah yang terbatas.
Setelah berusia enam bulan, bayi boleh mulai diperkenalkan dengan sunscreen. Namun, ini tidak berarti orang tua bisa melupakan metode perlindungan lainnya, seperti mencari tempat teduh atau mengenakan pakaian tertutup.
Sunscreen hanya digunakan sebagai tambahan perlindungan untuk bagian kulit yang terpapar, seperti wajah dan tangan.
Manfaat Sunscreen untuk Bayi
Seperti pada kulit dewasa, penggunaan sunscreen juga bisa bermanfaat untuk kulit bayi.
Berikut adalah beberapa manfaatnya:
- Mencegah luka bakar
Sunscreen dapat mencegah luka bakar sinar matahari pada kulit bayi. Luka bakar sinar matahari dapat menyebabkan rasa sakit, kemerahan, bengkak, hingga melepuh pada kulit.
Luka bakar sinar matahari juga dapat meningkatkan risiko dehidrasi dan infeksi pada kulit.
- Mencegah kerusakan sel kulit
Sunscreen dapat mencegah kerusakan DNA pada sel-sel kulit akibat paparan sinar UV. Kerusakan DNA dapat menyebabkan mutasi genetik yang dapat memicu kanker kulit.
Kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum dan berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa paparan sinar UV pada masa kanak-kanak merupakan faktor risiko utama terjadinya kanker kulit di kemudian hari.
- Mencegah penuaan dini
Sunscreen dapat mencegah penuaan dini pada kulit. Paparan sinar UV dapat merusak kolagen dan elastin yang merupakan protein penting untuk menjaga kekenyalan dan kekencangan kulit.
Kulit yang kehilangan kolagen dan elastin akan menjadi kendur, keriput, dan flek hitam.
Sunscreen dapat membantu melindungi protein tersebut dari kerusakan dan menjaga kulit tetap sehat dan awet muda.
Risiko sunscreen untuk bayi
Meskipun bermanfaat, penggunaan sunscreen pada bayi juga tidak bebas dari risiko. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi:
- Iritasi
Sunscreen dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit bayi. Kulit bayi yang sensitif dapat bereaksi negatif terhadap bahan-bahan kimia yang terkandung dalam sunscreen, seperti oksibenzon, avobenzon, atau oktinoksat.
Gejala iritasi atau alergi dapat berupa gatal, kemerahan, ruam, bengkak, atau melepuh pada kulit.
- Mengganggu sistem kekebalan tubuh
Sunscreen dapat menyebabkan penyerapan berlebihan bahan kimia ke dalam tubuh bayi. Bahan kimia yang terkandung dalam sunscreen dapat menembus lapisan kulit dan masuk ke dalam aliran darah.
Hal ini dapat berpotensi mengganggu keseimbangan hormon, sistem kekebalan tubuh, atau fungsi organ lainnya pada bayi.
- Kekurangan vitamin D
Sunscreen dapat menyebabkan kekurangan vitamin D pada bayi. Vitamin D merupakan vitamin yang penting untuk kesehatan tulang, gigi, dan sistem kekebalan tubuh. Sumber utama vitamin D adalah sinar matahari.
Sunscreen dapat menghalangi penyerapan sinar UV yang dibutuhkan untuk mensintesis vitamin D di dalam kulit. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penyakit seperti rakhitis atau osteomalasia.
Itulah beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan sunscreen atau tabir surya pada bayi. Pertanyaan "Bolehkah bayi menggunakan sunscreen?" memang seringkali menjadi perdebatan di antara orangtua.
Namun, yang terpenting adalah memahami bahwa perlindungan kulit bayi dari paparan sinar matahari yang berlebihan sangatlah penting.
Penelitian dan panduan dari pakar kesehatan anak menyarankan bahwa penggunaan sunscreen pada bayi di bawah usia enam bulan sebaiknya dihindari, dan alternatif seperti penutup tubuh dan bayi ditempatkan di tempat teduh adalah pilihan yang lebih aman.
Meski begitu, setiap bayi berbeda, dan situasi juga berbeda. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak Anda untuk menentukan apakah penggunaan sunscreen pada bayi Anda sesuai atau tidak.
Ingatlah selalu bahwa perhatian dan perawatan kulit yang baik adalah kunci untuk menjaga bayi Anda tetap aman dari risiko sinar UV.
Sementara itu, jika penggunaan sunscreen dianjurkan oleh dokter, pastikan Anda memilih produk yang dirancang khusus untuk bayi dengan formula yang lembut dan bebas bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi.
Dengan memprioritaskan kesehatan kulit bayi Anda, Anda dapat memberikan perlindungan terbaik selama perjalanan bersama mereka di bawah sinar matahari.