POJOKNULIS.COM - Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan thalasemia? Pertanyaan ini mungkin sering ditanyakan oleh para penderita thalasemia atau keluarganya yang ingin mengetahui beban ekonomi yang harus ditanggung akibat penyakit ini.
Thalasemia adalah kelainan darah keturunan yang menyebabkan tubuh tidak dapat menghasilkan hemoglobin yang cukup, sehingga menyebabkan anemia. Penyakit yang menyerang pada sistem perederan darah ini dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu thalasemia alfa dan thalasemia beta.
Kedua jenis thalasemia ini juga memiliki tingkat keparahan yang berbeda, yaitu minor (ringan) dan mayor (berat). Biaya yang dikeluarkan tentunya tidak sedikit untuk setiap pengobatan.
Setiap pasien yang terindikasi mengalami tandan-tanda penyakit thalasemia harus melewati pemeriksaan untuk mendiagnosis thalasemia, menentukan jenis dan tingkat keparahan penyakit, serta memantau kondisi pasien selama pengobatan.
Tes darah yang dibutuhkan untuk penderita thalasemia antara lain tes darah lengkap, tes hemoglobin elektroforesis, tes DNA, dan tes zat besi. Biaya tes darah bervariasi tergantung pada jenis tes, jumlah sampel, serta fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan tersebut.
Biaya pengobatan thalasemia tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit, serta metode pengobatan yang dipilih. Secara umum, ada beberapa metode pengobatan yang tersedia untuk thalasemia, yaitu:
Transfusi darah
Ini adalah metode pengobatan utama untuk penderita thalasemia mayor, yang harus dilakukan secara rutin setiap beberapa minggu sekali. Transfusi darah bertujuan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah yang sehat dengan hemoglobin normal.
Biaya transfusi darah bervariasi tergantung pada jumlah kantong darah yang dibutuhkan, jenis golongan darah, serta fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan tersebut. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) biaya transfusi darah per kantong darah berkisar antara Rp 300.000 hingga Rp 500.000.
Terapi kelasi zat besi
Metode pengobatan tambahan yakni terapi zat besi untuk penderita thalasemia mayor yang menjalani transfusi darah berulang kali. Terapi kelasi zat besi bertujuan untuk mengeluarkan kelebihan zat besi dari dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan organ seperti hati dan jantung.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk terapi kelasi zat besi per bulan berkisar antara Rp 3 juta hingga Rp 10 juta.
Pengobatan ini dilakukan dengan menggunakan obat-obatan tertentu, seperti deferiprone, deferoxamine, atau deferasirox, yang dapat diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan. Biaya terapi kelasi zat besi bervariasi tergantung pada jenis obat, dosis, frekuensi, serta fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan tersebut.
Transplantasi sumsum tulang
Transplantasi sumsums tulang menjadi metode pengobatan definitif untuk penderita thalasemia mayor, yang dapat menyembuhkan penyakit secara permanen. Transplantasi sumsum tulang bertujuan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat dari donor yang cocok.
Namun, metode pengobatan ini memiliki risiko tinggi, seperti penolakan tubuh terhadap sumsum tulang donor, infeksi, atau komplikasi lainnya. Oleh karena itu, metode pengobatan ini hanya direkomendasikan untuk kasus-kasus tertentu dan membutuhkan persiapan dan pemantauan yang ketat.
Biaya transplantasi sumsum tulang sangat mahal dan bervariasi tergantung pada kondisi pasien, jenis donor, serta fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan tersebut. Setiap pasien yang akan melakukan proses transplantasi sumsum tulang harus menyiapkan biaya berkisar antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.
Operasi pengangkatan limpa
Ini adalah metode pengobatan alternatif untuk penderita thalasemia mayor yang mengalami pembesaran limpa (splenomegali). Operasi pengangkatan limpa bertujuan untuk mengurangi kebutuhan transfusi darah dan mencegah komplikasi akibat limpa yang membesar.
Namun, operasi ini juga memiliki risiko infeksi dan perdarahan. Oleh karena itu, operasi ini hanya dilakukan jika benar-benar diperlukan dan setelah pasien mendapatkan vaksinasi untuk mencegah infeksi.
Biaya operasi pengangkatan limpa bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan pasien, metode operasi, serta fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan tersebut. Pasien yang menjalani operasi ini akan mengeluarkan biaya operasi pengangkatan limpa sekitar Rp 15 juta hingga Rp 25 juta.
Dari uraian di atas dapat diperkirakan bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan thalasemia sangat besar dan bervariasi tergantung pada berbagai faktor. Biaya ini belum termasuk biaya untuk pemantauan rutin fungsi organ dan tata laksana komplikasi.
Oleh karena itu, penderita thalasemia membutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, organisasi sosial, maupun masyarakat umum.
Salah satu bentuk bantuan yang dapat diberikan adalah dengan menjadi donor darah yang sukarela dan rutin, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan transfusi darah bagi penderita thalasemia.
Selain itu, penderita thalasemia juga dapat mengurus kartu BPJS Kesehatan, yang dapat menanggung sebagian biaya pengobatan thalasemia. Namun, perlu diketahui bahwa BPJS Kesehatan memiliki batasan-batasan tertentu dalam menanggung biaya pengobatan thalasemia, seperti jumlah kantong darah, jenis obat kelasi zat besi, atau jenis transplantasi sumsum tulang.
Oleh karena itu, penderita thalasemia perlu berkonsultasi dengan dokter dan petugas BPJS Kesehatan mengenai hak dan kewajiban mereka sebagai peserta BPJS Kesehatan. Sehingga ketika membutuhkan biaya, pasien bisa terbantu dari BPJS dan hanya membayar sisa biaya untuk pengobatan.