POJOKNULIS.COM - Pernahkah kamu mendengar atau membaca quotes ini? Kalau iya apakah kamu merasa relate dan menganggap kalimat tersebut adalah benar? Ini quotesnya:
“Nak, orang lain tidak akan peduli kamu stress, kamu depresi. maka kamu harus sayang sama diri kamu sendiri, karena mereka tidak akan mau tau apa yang kamu lewati dan alami. kamu harus kuat bukan demi orang lain tapi demi diri kamu sendiri.”
Jika kamu merasa quotes tersebut relate dengan kehidupan kamu, wah agaknya kamu harus berhati-hati karena hal tersebut dapat membuat kamu terjebak dalam toxic positivity, loh!
Apa itu toxic positivity dan kira-kira bagaimana ya cara mengatasinya? Yuk, kita Simak ulasan di bawah ini!
Mengenal Toxic Positivity
Istilah toxic positivity akhir-akhir ini menjadi hal yang mulai ramai dibincangkan di kalangan Generasi Z
Dilansir dari Gramedia, toxic positivity adalah perilaku yang mendorong seseorang untuk berusaha keras berbuat dan terus berfikir positif hingga menekan emosi negatif keluar.
Jika seseorang menjadi terlalu positif sehingga menekan habis-habisan emosi buruk yang keluar. Hal ini dapat menyebabkan stres berlebihan dan membuat seseorang tidak bisa rileks.
Toxic positivity dapat dikategorikan dalam suatu obsesi untuk selalu memiliki pikiran positif dan mengesampingkan segala emosi negatif seperti kecewa, sedih, marah, takut bahkan trauma, walaupun ia sedang dalam keadaan buruk.
Meskipun terkesan memiliki niat yang bagus, toxic positivity dapat merugikan karena mengabaikan realitas dan tekanan yang sedang dialami oleh seseorang.
Seseorang yang terjebak dalam toxic positivity akan selalu memiliki pemikiran bahwa berpikir positif hanyalah satu-satunya solusi untuk mengatasi semua masalah yang ada.
Berikut ini beberapa contoh toxic positivity yang sering terjadi:
- Menasehati seseorang yang baru saja kehilangan orang terkasihnya bahwa segala hal yang terjadi memiliki alasan tertentu.
- Membandingkan keadaan buruk seseorang dengan keadaan diri sendiri yang dianggap lebih buruk.
- Menuntut diri sendiri untuk terus mendapatkan pencapaian baru tanpa memikirkan kesulitan yang mungkin akan dihadapi.
- Menanamkan pikiran “lihat sisi positifnya” ke diri sendiri setiap mengalami keadaan buruk.
Perilaku tersebut tak jarang muncul dari ucapan orang-orang, yang niatnya untuk memotivasi, malah justru terdengar merendahkan dan bahkan dapat berakibat buruk bagi orang lain.
Tanda-Tanda Toxic Positivity
Setelah mengetahui apa itu toxic positivity, lalu bagaimana sih caranya untuk mengetahui tanda-tanda seseorang mulai memiliki kecenderungan toxic positivity? Berikut tanda-tandanya:
- Tidak jujur terhadap perasaan sendiri.
- Sulit mengelola emosi dan cenderung mengindari masalah.
- Menghakimi orang lain yang meluapkan emosi negatif.
- Menyemangati orang lain namun disertai dengan pernyataan yang seolah meremehkan.
- Merasa bersalah ketika meluapkan emosi negatif.
- Selalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain ketika orang lain sedang menceritakan hal yang dialaminya.
Dampak dari toxic positivity ini cukup berbahaya untuk diri sendiri dan orang lain. Tanpa disadari hal-hal sederhana yang biasa diucapkan serta ekspektasi-ekspektasi berlebihan dapat memicu dampak buruk bagi kesehatan mental dan jiwa.
Dampak-dampak tersebut dapat berupa meremehkan setiap kehilangan, harga diri menjadi rendah, memicu stres bahkan gangguan kecemasan, sulit untuk meluapkan emosi yang dirasakan sehingga emosi menjadi tidak stabil, bahkan depresi jika hal ini telah berlebihan.
Cara Menghindari Toxic Positivity
Lantas, bagaimana cara agar terhindar dari toxic positivity? Bagi kamu yang mulai merasakan tanda-tanda toxic positivity, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar bisa terhindar dari toxic positivity.
- Cobalah untuk selalu memahami bukan menghakimi.
- Berusaha untuk belajar mengelola emosi.
- Berhenti membanding-bandingan masalah diri sendiri dengan orang lain.
- Berdamai dengan diri sendiri.
- Jadilah orang yang realistis.
Setelah membaca ulasan di atas, jelas bahwa toxic positivity adalah suatu perilaku yang sebaiknya dihindari agar tidak memengaruhi kesehatan mental kamu. Jangan pernah takut buat meluapkan semua emosi kamu ya.
Ingatlah bahwa tidak ada salahnya bila terkadang kamu merasa tidak baik-baik saja. Kamu tidak perlu meyangkal kesedihan dan berpura-pura untuk selalu bahagia.
Semoga kamu sehat selalu, ya!